Sabtu, 23 Februari 2013

Tentu Saja Ada Masalah Dengan Zodiac

Assalamualaikum Sob, malming begini kita bahas yang seru-seru aja yuuk. Apa itu? Emm..dia adalah zodiac. Why? kenapa harus bahas zodiac? Karena penting, sebab berhubungan dengan akidah Islam kita. Lho kok bisa? Nah gini nih kurang lebih ceritanya, chekidot :

Sahabat pasti tahu dong dengan zodiac? Ya iyalah kalau enggak tahu berarti enggak gaul, kuno, jadul, boong banget kalau enggak tahu zodiac. Tapi mungkin sebagian besar dari kita tahunya tentang ramalan zodiac aja ya, sampai-sampai banyak yang ngetweet, banyak yang hunting majalah hanya untuk tahu "nasib" hari ini, pekan ini, bulan ini, sampai kisah asmara sama si doi hanya dengan lewat ramalan zodiac. Nyocokin zodiac kita sama zodiac doi, cocok apa enggak..uuuh hello???? yang begini jelas aja enggak bener. Ini serius lho.

Jadi begini, awalnya ada ramalan zodiac itu tidak terlepas dari mitologi romawi. Agama mereka kan percaya sama banyak sesembahan-apa yang mereka sebut dewa-dewi, polytheisme, paganisme. Terus mereka suka menghubung-hubungkan apa yang terjadi di alam sekitar dengan kehidupan mereka. Salah satunya adalah melihat konstelasi bintang. Lalu dinamakanlah sesuai dengan kepercayaan mereka, sesuai dengan bentuknya. dari Capricorn sampai Sagitarius. Kemudian dihubung-hubungkan kontelasi bintang tersebut dengan sifat anak yang lahir saat konstelasi bintang tersebut muncul.

Jelas sangat tidak masuk akal jika kita yang mengaku muslim, percaya pada Allah Tuhan Semeseta Alam tapi masih ngikutin kebiasaan-kebiasaan orang yang kepercayaannya di luar kita. Apalagi sampai percaya dengan apa yang mereka katakan, itu salah satu bentuk kemusyrikan. Menyekutuan Allah, dan itu dosa besar. Jika sampai mati masih dalam keadaan musyrik jelas itu merupakan dosa yang tidak terampuni. Kecuali dengantaubat yang sebenar-benarnya. 

So, percaya sama zodiac aja kok syirik? Kan cuma main-main aja. Retweet aja, iseng-iseng baca aja? Iyalah syirik, berarti kita percaya sama selain Allah, yang udah pasti itu boong! Nah untuk urusan akidah kita jangan sekali iseng-iseng deh. Yang namanya iseng-iseng kadang berhadiah lho, berhadiah dosa mau?? upss enggak lah yaa ....

Dan di era sekarang ini, orang-orang kapitalis memanfaatkan situasi. Mereka ciptakan ramalan zodiac di majalah-majalah, fungsinya apa? fungsinya biar para remaja yang emang target pundi-pundi uang mereka berbondong-bondong membeli majalah. Maka diadakanlah rubik zodiac yang emang paling digemari sama remaja. Apalagi yang ada urusan-urusan asmara. Huft...masalah asmara itu lagi, lebih kacau. Lagipula yang namanya jodoh itu misterius, enggak bisa diramal-ramal, sok tahu namanya. Apalagi kalau urusan asmaranya remaja, udah pasti itu tidak mengarah ke jodoh kan? biasanya itu hanya senang-senang semata.

So, mulai dari sekarang unfollow aja yah Twitter Ramalan Zodiac. Suer, manfaat enggak ada, yang ada malah bekas dosa yang enggak akan hilang, kecuali dengan memohon ampunan yang sebenernya. Kalau sobat remaja banyak yang belum tahu tentang yang satu ini, mudah-mudahan Allah kasih ampunan, asalkan enggak diulangin lagi.

Stop lah jadi remaja labil, mending kita jadi remaja stabil. Stabil akidah dan ibadah. Allah itu lebih suka sama remaja yang mendekatkan diri kepadaNya, ketimbang orang tua. Lha iyalah kalau orang tua yang ibadahnya bagus sih biasa, tapi kalau ada remaja yang ibadah dan akidahnya baik itu baru luar biasa. Sebab remaja masih penuh gejolak dan ribuan keinginan, godaan datang dari mana aja. Tapi akan jadi nilai tersendiri jika remaja mampu menstabilkan itu semua. 

Fine, kalau semua remaja sibuk ngemis-ngemis cinta antara lawan jenis, yuuuk kita bedain. Kita sibukkan diri ngemis-ngemis cintanya Allah. Jangan takut kita enggak akan berpasangan, jangan khawatir enggak akan cocok sama si doi. Jangan tanya-tanya urusan duit, cinta, dan kesehatan sama zodiac. Tapi itu semua ada pada Yang Menciptakan kita. Allah subhanawata'ala. Yakin deh, kalau kita mencintai Allah, melakukan apa yang Allah mau, dan meninggalkan yang Allah larang, pastinya Allah akan mempertemukan kita juga sama orang yang sama-sama mencintaiNya. Lebih so sweeeeet gituuuu kaaaan...ketimbang percaya sama zodiac. ^_^ . Allahualam bishowab. Met bermalam minggu dengan kegiatan yang baik, benar, dan bermanfaat ya teman.

Selasa, 12 Februari 2013

Saya Muslim, So Enggak Perlu Valentine

Maaf saya muslim jadi tak kenal Valentine. Bukan berarti saya tak tahu Valentine, tahu, saya tahu Valentine, dulu pun ketika masih di bangku SMP sempet jadi korban Valentine, karena enggak ada satupun yang kasih coklat..hehehe (itu dulu-jamannya jadi Ababil, alias ABG labil). Yup, saat itu informasi belum banyak, sekitar tahun 98-99 (ups keliatan umurnya nih..hehe) ya, sekitar tahun segitu, informasi tak sederas sekarang, dulu hanya jadi korban media aja bahwa tanggal 14 Feb adalah Hari Kasih Sayang. Ih, bodohnya saya dulu tuh ya kok percaya aja gitu lho, enggak mikir, masa hari kasih sayang cuma sehari aja sih? lha bukankah kasih sayang itu harusnya setiap hari?
Nah gini nih kalau jadi ABG yang enggak smart. Semua informasi main telan mentah-mentah, sama sekali enggak diayak, pikir, dirimbang. So, akhirnya barulah setelah mengenal teman-teman Rohis yang udah duluan pada jadi ABG smart, saya baru tahu, oooooooaaaaaalaaaaah ternyata Valentine itu bukan budaya Islam ya? So what gitu loh? terus emang kenapa kita enggak boleh ikutan memeriahkan? kan boleh dong ikutan memeriahkan, dapet coklat dan dandan pinky-pinky an..hehe. 
Tapi temen-temen Rohis saya emang cukup smart untuk menjelaskan alasannya pada saya yang polos waktu itu, jadi gini nih alasannya:
  1. Secara historis, dulu ada seorang martir gereja namanya St. Valentino, pendeta kali ya, dulu tuh katny ada muda-mudi yang saling mencintai, tapi enggak bisa ketemu, sebab ada peraturan untuk tidak boleh saling ketemu, nah terus ada orang suci, kalau saya enggak salah inget namanya St. Valentino, nah Pak Valentino ini yang mengupayakan mereka untuk saling bertemu, parahnya setelah mereka bertemu itu enggak sekedar ketemu biasa aja guys, pastinya ada pesta seks..(hiii ngeri) nah akhirnya Pak Valentino itu yang dibunuh oleh pihak yang melarang pertemuan mereka. So, tanggal 14 Feb adalah hari terbunuhnya Pak Valentino, terus dijadiin hari kasih sayang deh.Kalau enggak percaya googling aja deh, atau lihat manuskrip2 sejarah yang berkaitan dengan hari kasih sayang itu.
  2. Terus yang kedua, secara sudut pandang agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, ” Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ” (HR. At-Tirmidzi). So, enggak usah panjang lebar kali ya, jelas-jelas secara historis itu hubungannya sama agama lain, terus ngapain kita umat Islam ikutan heboh memeriahkan, untungnya apa coba?
  3. Kasih sayang itu setiap hari guys, Islam agama rahmatan lil alamiiin, agama kasih sayang untuk seluruh alam, enggak perlu cuma sehari aja untuk ngerayain, terus besok-besoknya saling menyakiti lagi satu sama lain.
  4. Udahlah, sama sekali enggak ad pentingnya ikutan Valentine. Kalau alasannya hanya untuk "nembak" cowok atau cewek yang kita suka...yaaaaeeeelaahhh enggak perlu pake hari Valentine kaleee, lagian kalau acara tembak-tembakan dalam Islam tuh enggak ada guys, mendingan kalau emang udah siap dan yakin sama seseorang yang kita suka, tembak aja langsung ke ortunya, ajak ke KUA, bersaksi di depan penghulu sehidup semati, itu baru cinta sejati.
Nah, kurang lebihnya inilah alasan kita sebagai orang Islam untuk tidak merayakan Valentine. Emm, ini masalah akidah dan kepercayaan guys, logikanya gini, emang ada orang non muslim yang ikut memeriahkan Isra Mi'raj atau Maulid Nabi? Kaaaan enggak ya? Lha masa kita ikutan memeriahkan hari besarnya mereka sih? so, di mana logika guys...?
Sobat, coba pikir deh, kelak akan ada hari di mana kita mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan selama di dunia ini, bukankah inginnya kita selamat dari pertanggungjawaban tersebut yang Allah langsung yang menjadi hakimnya. So, enggak perlulah gaya-gayaan ikutin Valentinan. Isi kepala kita dengan beragam wawasan yang bermanfaat.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al Isra:36)
D

Kamis, 07 Februari 2013

Banyak Cara Mengaktualisasikan Diri, Banyak Cara Menjadi Bahagia



"Enggak pengen lanjut S2?" tanya seorang teman. Saya menggeleng dan tersenyum. 
Saya ingin sesuatu yang lain, bukan lagi S2. Bagi saya pendidikan itu memang penting, menuntut ilmu itu ibadah, tapi tidak harus di bangku perkuliahan kan? dengan kibaran prestise akan gelar yang berada di belakang nama kita. Rasanya bukan itu yang saya cari kini. Orientasi saya tidak lagi seperti itu, belajar itu sepanjang masa, seumur hidup. Saya bertanya pada diri, untuk apa S2 jika hanya sekedar prestise, untuk jadi dosen? untuk dapat tunjangan jabatan nantinya? nambahin cum? Ah orientasi saya sepertinya sudah berubah.

Dulu memang saya masih berpikir untuk lanjut studi pascasarjana. Di luar negeri malah, atau di Indonesia asalkan dapet beasiswa. Selanjutnya saya ingin melamar jadi dosen. Itupun kalau diterima di sebuah universitas. Hehe. Atau melamar di sebuah lembaga penelitian, dan saya siap jadi peneliti yang akan bertugas di mana saja. Tapi sekarang? mimpi itu bergeser, ada mimpi yang lebih tinggi dari hanya sekedar lanjut pascasarjana. Bukan saya tidak lagi mementingkan pendidikan, bukan. Justru saya akan mendukung orang-orang tercinta saya nanti untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin. Anak-anak saya, kelak. Tapi memang harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Mencari ilmu bukan hanya sekedar memuaskan diri dengan gelar-gelar di belakang nama kita. Juga bukan saya menyerah pada "ganasnya" kehidupan. Sekali lagi, ada mimpi yang lebih tinggi yang ingin saya raih. Yang membutuhkan fokus kerja lebih besar.

Kaki saya sudah mantap pada pilihan saya. Menulis, untuk bisa menyebarkan nilai yang mungkin karena keterbatasan saya, saya hanya bisa menyebarkannya lewat tulisan. Menulis, ini ladang amal saya. Ini cara saya menyebarkan bahwa Islam begitu indah. Andai buku saya tidak menjadi best seller, tak mengapa, asalkan beberapa yang membacanya tahu dan paham bahwa Islam begitu indah dan sumber kebaikan. Saya ingat kata seorang teman, lebih baik buku kita dibaca oleh satu orang asalkan mempengaruhi kehidupan orang tersebut dan menjadi sebuah kebaikan, daripada dibaca banyak orang tapi sama sekali tidak berefek apa-apa, kecuali hanya sekadar sebagai hiburan semata. Ya, teman saya benar sekali. Memang itulah impian besar saya kini, menulis, berbagi kebaikan yang saya tahu, inginnya saya juga menjadi baik karena saya yang menulisnya, jangan sampai kelak saya tidak sanggup mempertanggungjawabkan apa yang sudah saya tulis ini. Pun inginnya mengajak orang lain sama-sama baik.

Ke depan pun saya malah berpikir untuk punya kedai bubur ayam. Salah satu motivasinya, karena saya memang pecinta kuliner tersebut. Berwirausaha. Menciptakan lapangan pekerajaan, bukan lagi terus-terusan bekerja untuk orang lain. Berdagang adalah pekerjaan yang menyenangkan bukan? Kita tidak harus selamanya jadi orang gajian ya. Kerja keras untuk kerja cerdas.

Hmm..,yang pasti saya sudah cukup bahagia dengan bisa terus menulis seperti sekarang ini, mensyukuri hidup yang Allah beri dan terus mengaktualisasikan diri dengan cara yang berbeda. Sambil berusaha sekuat tenaga mewujudkan mimpi-mimpi yang masih terpenggal. So, tidak harus lanjut S2 kan? Banyak pilihan cara untuk bisa mengaktualisasi diri untuk tetap menjadi bahagia. ^^
Allahualambishowab

Selasa, 05 Februari 2013

Kisah Cinta Indah Sepanjang Jaman

Bukan Romeo dan Juliet, bukan Siampek-Eng Tay, bukan Galih dan Ratna, bukan Louis dan Clark, bukan itu semua kisah cinta teromantis sepanjang jaman yang patut ditiru. Tapi lihat, ada kisah cinta indah yang jika kita membacanya mengalirlah air mata ini karena kesederhanaannya dan keteguhannya. Kesuciannya, dan kepasrahannya pada Sang Pemilik Cinta. 

Tersebutlah kisah cinta dalam sebuah keabadian. Dari manusia pertama Adam dan Hawa. Termaktub juga kisah cinta penuh intrik namun kesucian yang memenangkannya, cintanya Yusuf dan Zulaikha. Rumit, meski akhirnya Allah menyatukan keduanya juga dalam sebuah kesucian cinta. Tertulis juga kisah istimewa antara seorang raja dan ratu, Sulaiman dan Balqis. Hingga balutan cinta agung itu pun tetap terangkai indah pada seorang pembawa risalah akhir zaman, Muhammad SAW dan Khadijah. Cinta Paripurna.

Begitulah kisah cinta terangkum dengan begitu indah di muka bumi ini, kisah cinta yang sungguh-sungguh terbingkai pada keberpasrahan pada Allah SWT. Hingga Allah memberikan syafaat pada orang-orang yang saling mencintai di jalanNya. Diperuntukkan bagi hamba-hambaNya yang menyerahkan segala rasa yang tak pernah dimengerti dan sungguh manusiawi. Berbalut taqwa pada Allah semata. Maka yakinlah, akan ada kisah-kisah cinta yang terangkai dalam sebuah kisah sempurna.

Maka tak heran jika ada kisah dua anak manusia yang saling memendam rasa, namun akhirnya bermuara juga pada cintaNya yang sungguh mulia. Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Thalib. Kedua Insan yang berusaha menekan rasa, demi menjaga hati agar tak terkotori. Namun Allah Maha Pecinta. Ada nilai untuk keduanya, nilai sempurna karena berhasil tak mengumbar rasa. Pernikahan mulia adalah jawaban untuk keduanya.

Sahabat, tak perlu risau jika rasa menyapa, namun tak perlu mendramatisir jika gundah melanda. Kembalikan semua pada Maha Pemilik Cinta yang tak akan pernah zholim pada hamba-hambaNya. Meletakkan rasa pada tempatnya, hingga jawaban indah adalah muaranya. Semoga kita semua bisa merasakan kelezatan cinta sebenarnya. Cintanya Pemilik Cinta.

Allahualambishowab.

Senin, 04 Februari 2013

Adam -Hawa, Kisah Cinta Teromantis Manusia Pertama

Terlempar dari surga, terpisah dengan belahan jiwa selama kurang lebih 300 tahun, dan Jabal Rahmah saksi pertemuan kisah cinta manusia pertama di muka bumi ini.


Malaikat menjadi saksi atas pernikahan manusia pertama ini. Namun karena godaan Iblis, maka keduanya terlempar ke bumi. Dan inilah cikal bakal kisah cinta penduduk bumi selanjutnya. Beragam cinta yang kemudian akan tergores. Cinta yang memang dikaruniakan oleh Yang Maha Mencintai, atau malah nafsu yang sekedar mengatasnamakan cinta. Judulnya cinta. Tentu saja kisah manusia pertama ini adalah kisah cinta sejati yang terbalut dalam sebuah kesucian. 

Karena melanggar perintah Allah, maka keduanya terlempar ke bumi. Menurut Ibnu Abbas, meriwayatkan Adam diturunkan di India, dan Hawa di Jeddah. Wow..luar biasa, secara geografis mereka terlempar masih di satu benua. Benua Asia. Hanya saja yang satu terlempar di Asia Selatan, dan yang satu di Asia Barat. Keduanya tentu saja sama-sama tidak tahu. Kira-kira apa yang mereka rasakan terpisah selama kurang lebih 300 tahun? Sedih, bingung tentu saja. Bertahun-tahun mereka hidup sendirian. Keduanya tidak saling mengetahui lokasi masing-masing hingga Allah memberikan petunjuk. Namun, satu sikap Nabi Adam A.S yang patut kita teladani, selama dalam keadaan terpisah tersebut beliau selalu memohon ampunan kepada Allah. Pertaubatan dengan sebenar-benarnya taubat, hingga Allah memberikan petunjuk dan ampunan. 

Tanda-tanda kebesaran Allah pun nampak, setelah beratus-ratus tahun terpisah, keduanya bertemu di sebuah padang gersang-Padang Arafah. Dan lokasi tersebut dinamakan Jabal Rahmah. Yang jadi pertanyaan, apakah keduanya tahu akan saling bertemu di tempat tersebut? adakah logika yang bisa menjelaskan bagaimana perjuangan Nabi Adam A.S ini dalam mencari tulang rusuknya yang hilang? Tidak. Tidak ada penjelasan dari berbagai sumber yang saya dapatkan. Yang pastinya keduanya tidak tahu bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya.

Mungkin begitulah manusia sekarang (anak turun Adam-Hawa) sama sekali tidak dapat menerka dengan siapa akan bertemu dengan tulang rusuk yang hilang, kapan, dan di mana pertemuan itu akan terjadi. Teladan yang bisa diambil oleh anak turun Adam di masa kini, perbanyak istigfar dan memohon ampunan kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Sungguh kita-manusia-sama sekali tidak bisa menduga-duga bagaimana kisah cinta yang akan tergores nanti. Dan manusia sama sekali tidak bisa mengetahui di mana belahan jiwnya kini. Terpisah sekat geografis kah? antar kota, benua, samudra, atau mungkin dengan orang terdekat- sama sekali tidak tahu-. Dan pastinya, pertemuan anak turun Adam-Hawa dengan belahan jiwa masing-masing, semoga seindah dengan pertemuan moyangnya kelak. Semoga. Allahualambishowab

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...