Selasa, 29 Oktober 2013

Secuil Perjalanan Air, Memberi Cerminan Pada Perjalanan Manusia

Sejak permukaan bumi mulai terbentuk lebih dari empat milyar tahun yang lalu, air sudah membentuknya kembali dengan mengauskan gunung, menggali jurang, membangun delta. Sementara bentangan alam diciptakan oleh proses tektonik. Pergeseran dalam lithosfer atau lapisan-lapisan luar bumi. 

Air memulai tugasnya, yakni menoreh dan memahat daratan, serta mengukirnya dengan detail yang lebih halus. Sungai dan hujan, gletser dan ombak. Semua ikut ambil bagian dalam proses ini. Dengan bantuan gaya berat, air menyangkut segala jenis remahan, mulai dari zarrah paling renik yang dilepaskan oleh tetesan hujan, sampai bongkahan batu besar yang tercabut oleh banjir. Kadang kala air membuldoser bagian daratan yang besar dengan tiba-tiba dalam longsoran atau banjir lumpur. Dengan akibat yang membinasakan, tetapi lebih sering prosesnya berangsur-angsur dengan ulah air yang tak henti-hentinya menggerogoti bumi. Dengan bergabungnya aliran keci-kecil yang bersatu membentuk anak sungai dan kemudian sungai. Kapan saja air berubah terhadap tanah, dicobanya menggunakan energi dengan laju yang tetap. Maka air tidak menyukai rintangan, dan dilandanya setiap rintangan yang menghambatnya. Andaikan semua ulah air dituruti, pemandangan alam tak akan ada sama sekali, semua sungai akan mengalir dengan laju yang ajeg dalam perjalanan yang tanpa hambatan menuju laut.

(Water -- Luna B Leopold & Kenneth S Davis)

Perjalanan air tadi bisa kita ambil pelajaran dalam tiap kehidupan. Kadang, atau bahkan sering, kita mengalami apa-apa yang kita namakan hambatan dan tantangan, dan kita tidak menyukai itu, namun terkadang tantangan dan hambatan itu hadir untuk menyeimbangkan energi besar yang kita miliki. Andai tak ada tantangan dan hambatan itu, maka energi yang kita miliki dalam tubuh kita tak akan teroptimalkan dengan baik. Hingga saat kita melaju dengan lancar tanpa ada tantangan, maka bisa jadi energi yang terpakai itu malah terpakai untuk hal-hal yang tidak baik. Kita melesat tanpa ada tantangan, maka yang akan datang adalah kesombongan dan bisa jadi kehancuran yang lebih besar lagi. Sebab segala sesuatu di muka bumi ini semuanya telah ada dengan sangat seimbang, hanya kadang kita melihat dengan kacamata manusia yang terlalu kasat saja. 



Tantangan yang kita lalui, seperti tantangan yang air temui, tapi dia terus melaju hingga membentuk sekelilingnya menjadi sedemikian indah. Begitu juga kehidupan kita, bisa jadi singgungan-singgungan kita dengan orang lain, pertemuan kita dengan yang lain, bisa jadi dalam rangka membentuk diri kita lebih kuat, dan tanpa sadar kita pun mempengaruhi kehidupannya, membentuk mereka meski mungkin hanya goresan kecil, hingga pahatan yang luar biasa merubah bentuk. Sebab takdir kita di dunia ini tidak sendirian, takdir kita ada bersama dengan takdir milyaran penduduk di muka bumi, yang beberapa di antara mereka harus bersinggungan takdir dengan kita. Semoga kelak takdir kita dan takdir orang-orang-orang yang bersinggungan dengan kita adalah sebuah takdir baik yang akan bermuara di jannahNya.

Begitu pula dengan air, yang ditakdirkan memahat bentukan muka bumi sedemikian rupa, dan itulah yang disebut keseimbangan. Hingga air melaju dengan indah ke samudra.

Allahualambishowab--

Semangat siang sob ^^

Sabtu, 26 Oktober 2013

Kabarkanlah Yang Terjadi Padamu


Pagi ini aku berpikir lagi tentangmu
Begini, kejadian "di luar kebiasaan" yang terjadi padamu kabarkanlah
Jika itu berita bahagia, kabarkanlah...
Jika ternyata kau sudah memilih kabarkanlah..
Jika ternyata kau sudah menikah, kabarkanlah...
Agar aku tahu..setidaknya agar aku tak mengharap-harapkanmu dalam diam ini
Agar aku bias melaju...tidak-tidak, tenang saja, aku tak akan hancur
Aku pasti baik-baik saja
Bukankah lebih baik aku tahu lebih dulu, daripada terlalu menunggu
Tak mungkin aku katakan ini ke pesan inboxmu secara langsung kan?
Sampai kapan aku menunggu, juga aku tak tahu
Masalahnya jika begitu saja melupakanmu, itu kondisi terberat yang aku harus lakukan
Tapi, jika ternyata memang ada seseorang yang sudah kau pilih, kau miliki...aku bias mundur dengan cepat...
Kau tahu, karena ajaran kita melarang..mencintai seseorang yang sudah dimiliki oleh orang lain!

Mas, itu lebih baik bagiku, daripada aku terus-terusan berpikiran tentangmu
Mas, kabarkanlah padaku, biasa lewat jejaring social, seperti yang biasa kau lakukan kan?
Mas, aku sudah give-up mengharapkanmu...karena hati ini sudah terlalu letih, dan kau tak kunjung mengerti...
Mungkin, sebenarnya kau mengerti, tapi hanya tak mau tahu saja.
Mas, kau tahu, andai dulu kau sudah meng-cut pembicaraan kita dari awal dulu, mungkin aku tak begini..
Tapi kau kan juga mau bicara panjang lebar denganku, ngobrol banyak hal, hingga menyinggung sesuatu yang aku anggap pribadi...
Kau tahu? rasaku semakin dalam padamu...
Tapi sekarang, harusnya aku membuka mata lebar-lebar, membuka hati seluas samudra
Sungguh...andaipun kau memilih yang lain, kabarkanlah
Kabarkanlah...Mas

Semoga kau di Cilegon sana selalu dalam keadaan baik-baik saja.

---KM3----

Jumat, 25 Oktober 2013

Karena Bahagia Terletak di Sini, di Hati ini ^^

"Bahagia itu murah dan bahagia letaknya memang di sini, di hati ini,"
 
Semua ini bermula dari kejadian siang tadi. Seperti biasa, jadwal ngembaliin buku ke perpustakaan Japan Foundation, harusnya sih dua hari yang lalu, karena dua hari yang lalu ada sesuatu hal, makanya telat...huuhuhu... (eh curcol) hehe...
Yang ingin saya bagi malam ini adalah tentang bahagia yang sangat sederhana. Jadi tadi ceritnya pulang dari perpus itu perut kruyuk-kruyuk, maka mampirlah saya ke emperan di depan Ratu Plaza,  tahukan sob, di sana banyak banget pangan seru yang dengan harga yang seru juga. Maklum tanggal tua, uang di kantong udah pas-pasan, somay-lah jadi incaran yang seru. Eh pas saya lagi pesen somay, ada Bapak-Bapak berwajah Asia Timur yang cuma bisa dikit-dikit bahasa Indonesia. Dia juga beli somay, habis itu dia mau bayar kan, nah ya udah dia pakai bahasa tarzan, pas mau bayar, dia buka semua dompetnya biar si abang somay yang ngambil sesuai harga, saya udah senyum-senyum sendiri liat tingkahnya, tapi yang bikin saya enggak bisa nahan tawa justru saat dia udah jalan dan bilang makasih, eh malah balik lagi, dia bilang minta plastik, somaynya nambah buat dia bawa pulang tanpa ngasih uang tambahan lagi. Terus si abang somay langsung bilang "no..no..cukup!" sambil menggoyangkan tangan, kasih kode enggak boleh. Terus si abang somay bilang, "dasar orang ciledug!" hahahaha, saya tambah enggak bisa nahan ketawa lagi.Dan akhirnya abang somay baru bilang kalau itu Bapak asli Jepang.
Sambil makan somay, saya menikmati sore di depan Ratu Plaza, somaynya enak lho, terus diiringi sama nyanyian pengamen jalanan. Andai tadi saya belok, cari makanan cepat saji yang praktis, tentunya tidak akan sebahagia ini. Tidak akan menemukan kejadian lucu dengan abang somay, dan pembelinya yang kocak.
Allah Maha Baik, Allah memberi hiburan kepada saya, di saat rasa di hati saya entah apa bentuknya, hhe (curcol lagi :p) iya, tapi seperti biasa, me time dengan menikmati kemacetan ibukota. Bahagia itu tidak harus berada di destinasi-destinasi yang bagus, hebat. Bahagia juga kita temukan di emperan kota, makan di pinggir jalan, lihat beragam peristiwa yang bisa diambil pelajaran. Iya, bahagia itu adanya di sini, di hati ini. Mau di manapun kita berada.
 
Walllahualambishowab...
 
Tetap semangat Sob ^^--- cheers

Senin, 14 Oktober 2013

Kurban, Keluarga Ibrahim a.s, dan Cinta di atas Cinta

"Kurban, bukan masalah mampu tidak mampu, tapi mau tidak mau!"
 
 
Besok, 10 Dzulhijah hari raya Idul Kurban, terlempar beberapa abad silam, ketika  tiga anak manusia diuji kecintaanNya pada Allah yang Maha Penggenggam jiwa. Dari sebuah mimpi seorang ayah untuk mengorbankan anak tercintanya, anak yang sekian lama didamba kehadirannya, tapi demi membuktikan cintanya pada Sang Khalik, ia rela mengorbankan anak terkasih tersebut.
 
Ada cinta di atas cinta. Tentu saja, siapa yang tidak cinta pada belahan jiwa yang lama didamba kehadirannya, penerus keturunan, pemberi doa-doa dan penghimpun segala kebaikan. Tentu saja, mana ada cinta ayah kepada anak hanya sepanjang penggalan, jika itu ada, maka dunia akan terjadi ketidakseimbangan. Ketika cinta itu diuji, lantas apa yang akan terjadi? Tidak ada jalan lain sebagai seorang hamba Allah yang beriman selain mengutamakan cinta kepada Sang Maha Pecinta. Ketiga manusia tersebut mungkin sudah sangat kita kenal. Ya, merekalah keluarga teladan yang tiada bandingnya. Sang ayah: Nabi Ibrahim a.s, Sang Bunda Hajar, dan sang anak: Nabi Ismail a.s. Mereka sudah membuktikan kecintaan pada Allah SWT, hingga Allah yang Maha Pengasih dan Pemurah memberikan ketentuan terbaiknya, membalas kecintaan dengan cinta yang jauh lebih besar, menggantikan anak manusia dengan seekor kambing. Subhanallah! apa jadinya jika anak manusia itu tidak digantikan dengan yang lain? Allahualambishowab
 
Itu artinya, betapa Allah sudah meringankan langkah anak Adam untuk mengorbankan sesuatu kerena Allah. Hanya dengan hewan kurban yang bisa dibeli, bisa ditabung, bisa dicicil. Apalagi jaman sekarang, jikalah kita memiliki barang semacam gadget, kendaraan yang bisa kita beli dengan kredit, tapi membeli kambing kurban yang harganya sebanding dengan barang-barang yang sudah ada di genggaman kita. Lantas apa yang memberatkan kita untuk membeli hewan kurban? Allahualambishowab, jawabannya bisa bervariaasi, tapi bisa jadi karena memang tidak ada kemauan, bukan karena tidak mampu. Banyak jalan menuju roma, banyak cara untuk memudahkan kita untuk berkurban. Bisa dengan menabung. Rasanya kurang adil jika mmbeli kendaraan saja kita bisa mencicil, sementara untuk membeli kendaraan di akhirat, kendaraan hakiki kita kelak saja sulit. Bukankah itu salah satu cara terkecil kita untuk membuktikan cinta kepada yang Maha Pecinta?
 
Semoga pengorbanan kita diterima dihadapanNya, dan menjadi salah satu amalan yang memudahkan kita melangkah ke jannahNya.
 
 
Allahualambishowab

Minggu, 13 Oktober 2013

Indonesia Bukan Negara Ketiga (Haru dan Bangga untuk Timnas U-19)

Evan Dimas dkk, untuk malam ini silakan mimpi indah, tapi selanjutnya...perjuangan masih panjang.
Subhanallah! luar biasa perjuangan Timnas U-19, luaar biasa. Meski hujan begitu deras, dan lapangan becek, tapi tak menyurutkan langkah Garuda Muda untuk menjadi pemenang dengan manis mengalahkan lawan sekelas Korea. Jelaslah kini, Indonesia bukan lagi negara ketiga!
Jadi mau sedikit berbagi cerita tengah malam nih Sob, ceritanya seumur-umur baru kali ini saya liat pertandingan secara langsung di GBK, suer deh, baru kali ini ngerasain histerianya GBK, dan alhamdulillah, eeeh baru aja liat, Timnas muda malah menang, wiih bikin merinding. Sebenernya mau makasih juga sama Mbak Trini dan Mbak Mala, dengan acara dadakan ini, hehe, kemarin tiba-tiba aja, Mbak Trini bilang, "mau lihat bola enggak Put di GBK?" saya langsung aja bilang, "Pengen sih, niatnya tapi cuma mau hunting poto-potonya aja, kali aja dapet moment bagus yang kejepret, maklum amatiran heheh." Tapi yang pasti bukan karena lawannya Korea ya, serius bukan, bukan karena saya sempat ngefans sama negara itu, hehe, apalagi enggak ada hubungannya sama persebakbolaan Korea, heh, tapi beneran pengen cari sesuatu yang "new" aja. Dan akhirnya saya ikutan, meski enggak kebagian tebengan, alhasil naik transjakarta sendirian, well no problemo. Akhirnya, seperti biasalah kepedean sendiri, masuk aja ke GBK sendirian, belum ketemu Mbak Trini dan Mbak Mala, setelah thawaf nyariin mushola dan alhamdulillah dapet, akhirnya ketemulah sama mereka berdua. Aah...kok jadi curhat?? baiklah saya lanjutkan. Lalu dengan rileks kami duduk di tribun atas (maklum tiket yang harga lima puluh ribu...hehehe) --ups boong sih, enggak rileks-rileks banget, cuma dirileks-in aja, ya iyalah suara macem-macem sudah mengiringi jalannya pertandingan.
Saya enggak begitu paham sepakbola, selama ini kalau liat Timnas, bawaannya gregetan terus, dan jujur aja di awal-awal pertandingan yang saya tangkap Timnas kali ini mainnya beda. Mereka lebih agresif, padahal --lagi-lagi, lawan sekelas Korea! Awalnya sih enggak berharap banyak, apalagi saat skor 1 sama, cihuy aja, udah sebuah prestasi kalau Indonesia bisa seri lawan Korea! Tapi apa terjadi? makin lama, makin panas (padahal kan hujan, harusnya dingin dong..hehe) yup, makin lama permainan Garuda Muda, makin ciamik, saya sih nikmatin aja sambil jeprat-jepret, dan yang tak disangka, Timnas muda ini berhasil menyarangkan lagi ke gol lawan, jadi posisi 2-1. Pertandingan makin membabi buta, keren banget cara main Garuda Muda (kerennya apa saya enggak bisa jelasin, bukan pengamat sepakbola soalnya) Tapi kerennya lagi Indonesia berhasil menyarangkan gol sekali lagi, dan posisi jadi 1-3. Nah disitu saya sudah yakin deh Insya Allah Indonesia menang. Apalagi sempat "dianaktirikan" sama wasit, makanya dari tribun atas tadi jelas banget teriakan-teriakan penghinaan intelektual buat wasit (hah inilah kompensasi nonton langsung) Tapi makasih banyak buat wasit yang sudah "menganaktirikan", ternyata mental Evan Dimas dkk udah TOP banget lah, mereka terus berjibaku dengan lawan, sampe ada yang cedera dan ditandu, sampai Ravi juga dibuat jatuh bangun, tapi terus pantang menyerah. Jujur saya merinding liatnya, ini baru pertandingan sepak bola! dan ini baru permainan Indonesia!Hingga akhirnya pertandingan berakhir pada skor 3-2..yeeeee Indonesia menang. Indonesia..dung..dung..dung!!!
Saat-saat kemenangan banyak moment yang bikin saya haru, apalagi sama sujud syukur masalnya. Tim Garuda Muda benar-benar membanggakan. Puas banget saya liat pertandingan yang very well, oh bukan...maksudnya yang wowwwww amazing! Bener-bener Super Tim yang kece badai U-!9 itu. Kekompakan yang ok deh dan permainan yang woke. 
Tapi satu hal, perjuangan demi perjuangan masih panjang, padat merayap, banyak harapan dari rakyat Indonesia di bahu mereka. Selamat ya Timnas U-19, semoga sujud syukur selalu ada dalam tiap selebrasi-selebrasi selanjutnya.
Cheers ^^
Berikut imaji yang bisa saya jepret dari ketinggian tribun paling atas, maaf kalau enggak enak dilihat, maklum amatiran hehe :)
 
 





Senin, 07 Oktober 2013

Patah Hati?? Aaah....Ditambal Ajah Lagi ^^

"Hey kenapa Jono (bukan nama sebenarnya) kalau liat Saras (bukan nama sebenarnya) sukanya bilang, peka dikit Ras!" 

Nyanyian itu yang pertama kali saya dengar saat masuk kelas XII IPS. Siang-siang pendalaman materi, ulah komunitas abu-abu kan aneh-aneh. Ada yang tiduran, ada yang galau enggak jelas, ada yang ribut ngeledekin temannya, huft gitu deh. Tapi, itulah serunya interaksi siang sama komunitas abu-abu. Dan tahukah sobat, kalau ternyata di antara mereka ada yang lagi patah hati!

What patah hati? Iya, ada celetukan dari mereka kalau nama cowok yang saya sebut di kalimat pembuka tadi tuh lagi patah hati. Ya ampyuuun hari gini patah hati? saya nanti bisa-bisa patah tulang gara-gara ngeliatin tingkah mereka yang suka aneh (apa banget :p) hehe. Iya, alhasil di menit-menit pertama pendalaman materi tadi sedikit kurang lancar, pasalnya si galau-ers tadi sibuk diledekin sana-sini. Kasian juga sih liat tampang lelahnya, tapi....duuh...ini kan masalah hati ya? Mau gimana lagi? tapi kalau akhirnya masalah hati itu bikin konsentrasi belajar jadi terganggu? waddoooww itu jadi masalah besar buat saya yang udah dititipin sama ibunya anak-anak di sekolahan ini.

Akhirnya tadi untuk sedikit menenangkan salah satu dari mereka, saya ajakin becanda aja dengan ikutan ngeledekin heheh. Saya bilang,"kalian mau beribu-ribu kali patah hati juga tenang aja, langit akan tetap biru!" eeh terus ada yang nyautin, "tapi sakiiit bu!" sambil bergaya rada lebay gitu, heheh. Saya sahutin aja lagi, 'Halah sakit juga paling cuman bentar, entar paling sembuh lagi. Eh, yang namanya penduduk bumi, selagi masih punya hati dan masih normal, pasti deh ngalamin patah hati, meski belum pernah jadian!"



Dan jawaban saya langsung disepakati sama siswa yang lain, pada riuh-rendah.."setuju-setuju.." Nah, saya juga enggak tahu pasti deh, kadang ngomong emang gampang ya, padahal kalau ngejalanin? Ehm, ah entahlah. Tapi beneran deh satu hal, ini untuk kalian yang sedang diabaikan, yang sedang tidak dianggap oleh orang yang kalian anggap spesial. Ini untuk kalian yang merasa kepentok sama seseorang, yang bahkan rasa yang kalian miliki masih tetap bulat untuk orang tersebut, tapi orang itu tak kunjung peka, malah pelan-pelan menghindar, yakin saja bahwa apapun yang terjadi "SHOW MUST GO ON!" hidup harus tetap berjalan Sob! jangan merasa hatinya tersakiti, yakin aja sama Allah pembolak-balik hati. Pasti sulit kita melalui hari di saat ada dseseorang yang kita anggap spesial lantas orang tersebut mengabaikan kita, pasti berat kan? iya, tapi yakin aja deh, segalanya akan baik-baik saja. 

Menjaga hati agar hati kita tak patah memang sulit, tapi setidaknya itu jauh lebih baik daripada mengobatinya. Tapi, kalau udah terlanjur kejadian, ya tinggal bagaimana kita menatanya lagi. Saya sering dengar kata mereka, kata orang-orang di sana, pasti akan cahaya setelah lorong gelap, pasti akan ada sinar mentari pagi, setelah ada gelap malam, pasti akan ada pelangi setelah hujan lebat, pasti akan ada kesejukan setelah hujan yang teramat lebat. Bukankah hidup ini seperti roda? meski rasanya sulit mengeja rasa yang kadang kita tak pernah tahu, rasanya sulit untuk menuangkan perkata pada lembar demi lembarnya tentang bagaimana bentuk hati kita kala sakit itu, tapi yakinlah hanya bergantung dan percaya pada Allah, yakin bahwa semua akan baik-baik saja.

Jelas, apapun yang kita rasakan di muka bumi ini adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang pastinya sangat tidak enak dan begitu memberatkan. So, kalau patah hati, gampang aja disambung aja lagi! disambungnya gimana? disambung aja denganterus mengingat kebesaran dan cintaNya---> Allah Azza wa Jalla

Semangat sore sob! Cheers ;)

Allahualambishowab

Selasa, 01 Oktober 2013

Aku, Tulisan Perjalanan, dan Agustinus Wibowo ^^

Suka baca buku travel? petualangan? catatan perjalanan? Ah, saya suka sekali. Awalnya sih kepaksa, gara-gara saya belajar Geografi, mau enggak mau harus punya banyak referensi tentang suatu wilayah. Bosen ya kalau baca buku teks, nah jadi lebih seneng deh baca catatan perjalanan dari orang-orang yang singgah di suatu tempat. Biar hemat, biasanya saya beli majalah traveler, itu kan udah dirangkum tuh perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, juga dengan harga yang relatif murah. 

Tahun 2011, ada seri buku perjalanan yang menarik. Taraaaaaaa.....penulisnya Agustinus Wibowo, pria keturunan tionghoa kelahiran Lumajang. Doi yang tadinya kutu buku dan enggak suka  kena matahari (liat aja kulitnya kinclong gitu heheh) eeeh...karena sebuah alasan yang besar, doi malah melanglang buana ke tanah leluhur. Kalau saya enggak salah, doi menyelesaikan S2nya di Beijing. Terus melanglanglah-Agus Weng- ke Asia Tengah. Padahal kalau lihat tampangnya...waduuuh jauuuh dari kesan petualang yang saya bayangkan. Postur tubuhnya sedang, mata sipit, kulitnya putih-kinclonglah (mungkin jadi rada gelap karena ke sana-ke mari kena debu..hehe), tutur katanya halus, ya kalau saya lihat sih cara ngomongnya kayak malu-malu gitu deh, ehehhe. Tapi omo-omo...doi petualang di tempat-tempat konflik! Asia Tengah, Afganistan, Kashmir, Nepal,Tibet, dan negara-negara yang jujur bikin saya iri, dan saya sih enggak jamin apa bakalan berani menginjakkan kaki di Afganistan dan semua negara-negara yang berakhiran "stan". Padahal, kalau kita lihat catatan perjalanannya saya jadi mupeng ke sana. Emang sih deg-degan, tapi ternyata emang itu yang dicari Koko Agus Weng, "deg-degan" gokil ya doi, bertaruh nyawa untuk kepuasan perjalanan, entah apa yang diperjuangkan.

Pelajaran Kehidupan.
Saya sering kagum sama orang yang udah pernah ke mana-mana, yang enggak cuma di satu tempat aja, pasti mindset mereka lebih terbuka, tentang suatu hal. Tahun 2004, saat saya ke Maninjau, ketemu sama orang Aceh yang tinggal di sana, dia cerita banyak hal tentang "betapa sulitnya" adaptasi di tempat baru, dan dia baik banget sama saya, dia bilang, sebagai sama-sama perantau kita harus saling menolong" aaaaiiiih co cweeet ^^. Beneran deh, saat kita melangkahkan kaki ke suatu tempat, banyak pelajaran yang kita dapat, jangan cuma kantor-ruman, sekolah-rumah, tapi coba pergi ke suatu tempat, betapa banyak hal yang bisa kita dapat. Dan saya mengerti sekali kenapa Agus Weng rela banget jauh-jauh jalan cari "deg-degan" di negara-negara itu, dan saya juga tahu kenapa Duo Ransel juga selalu melakukan petualangan dari satu tempat ke tempat yang lain.

Beda budaya emang bikin kita tergagap-gagap, tapi ujungnya asik, seru, dan jadi sedih saat kita mau balik lagi. Saya memang belum pernah menetap agak lama di suatu daerah. Perjalanan yang saya lakukan enggak pernah lama, paling cuma beberapa hari, tapi, meski sebentar tapi saya usahakan rekam dengan baik, terutama hikmah dari tiap jengkal kaki yang saja jejakkan. Pastinya ada kearifan lokal di sana. Kearifan lokal yang unik, meski kadang kita sedikit mengerutkan kening, memicingkan mata, dan kadang kurang bisa saya terima mentah-mentah, tapi balik lagi, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. 

Makanya saya tidak heran, betapa Koko Agus Weng dengan semangatnya meninggalkan S2 jurusan komputer dan memutuskan fokus jadi traveler dan jurnalis, karena segudang hikmah yang dia dapatkan di sana. Saya kayaknya rada mirip deh sama Koko Agus Weng (hehehe mirip-miripin ajah) Iya rada mirip, dia itu dulunya penakut. Katanya jalan ke Jakarta-Surabaya aja takut, nah saya banget tuh, dulu waktu masih sekolah parno banget, mau naik Gunung Salak aja parno (baca: takut) beneeeer. Udah kepikiran ntar gimana, nanti gimana. Tapi setelah dijalanin? Alhamdulillah biasa ajah :). 

Sebenernya emang kita enggak perlu takut, di manapun tanah yang kita pijak, di sana juga bumi Allah. Allah ada di mana saja, lantas kenapa mesti takut? Yah, dalam Alquran pun kita diminta melakukan perjalanan, maka akan banyak pelajaran, bahwa satu sisi yang tak bisa kita tampik, betapa banyak kemusyikan di muka bumi ini. 

Aduh saya enggak tahu deh postingan ini maksudnya mau ngulas betapa menyenangkannya perjalanan atau mengulas tentang Agustinus Wibowo yah? heheh whatever deh, tapi jujur banget, saya ngefans (enggak pake banget) sama Koko Agus Weng..hihi (semoga istrinya enggak marah, hihihi--yaah kan cuma ngefans sama tulisannya yah samalah kayak saya ngefans sama Kang Abik dan Mbak Asma Nadia ^^ ) oh ya alasan kedua kenapa saya suka banget sama tulisan Agus Weng, foto-foto hasil jepretan doi keereeeeen (pakai banget) ya ampun, sumpah itu bikin saya ngiri dan bikin imajinasi ini udah berasa ada di sana. Nepal, Tibet, Mongolia, Uzbekistan, Kazakstan, semoga bisa ke sana. Afganistan, Kashmir, India, hehe, enggak masuk dalam list impian saya, belum seberani Koko Agus Weng kalau menginjakkan kaki di Afganistan. 

Ok..cukup postingan siang ini.. Siang Semangat ^^



-Allahualambishowab-

Move On?? Yes or No??

Pagiiiiii sobat..

Alhamdulillah pagi ini saya sudah kembali sehat, lumayanlah bed rest dua harii...ssst..jangan tanya saya kenapa ya? pokoknya ya gitu deh (ga jelas.com #minta ditimpuk sendal) Nah gini nih, pagi ini saya mau bahas Move On!..haiyyaah move on..iya sobat muda pasti sering denger dong kata-kata yang lagi nge-hits ini. Kenapa saya bahas Move On? ini sambungan dari "Catatan Jomblo Enggak Pake Galau". Dan saya nulis ini karena ikut prihatin sama remaja belakangan ini, ehm..habis banyak sih yang curhat kalau susah move on  (siapa lagi kalau bukan komunitas abu-abu putih hihih) dan ssst..jangan tanya-tanya ya apakah ini hasil dari pengalaman pribadi atau bukan. ...rahasia! hehe, yang pasti ini hasil survey yang tak berpakem :)

Ehm, kalau secara bahasa sih Move On itu artinya bergerak kan? pindah tempat, melangkah, cuma ini kata-kata jadi nge-hits karena konotasinya selalu disangkutin sama masalah hati..ciiiieeeeh (gubraks) Iya, Move On ini selalu aja dikaitkan dengan masalah perasaan. 

Perasaan itu rumit kan? Nah jadi kasarnya gini deh, si X suka sama si Y, terus enggak berbalas, ya udah Move On aja, atau sebaliknya, dan bla..bla..bla..ah rumit deh, enggak sesederhana ini sih.

Nah akhirnya munculah istilah Move On. Iya, Move On ajah, anggep ajah enggak pernah kenal sama orang itu, toh sebelum ada dia semua baik-baik saja bukan? lalu dia hadir dan terus kita kelimpungan enggak jelas, sumpah enggak enak, menyakiti diri sendiri, atau memang kita menikmati rasa yang menyakitkan itu? Atau ya biasa aja, kenal aja, anggape dia sebagai teman, mungkin kali ini berat bagi kita, tapi suatu hari kita bisa akan baik-baik saja sama dia kok. Kita harus bisa menempatkan seseorang dengan porsinya. Jangan dipaksa kalau enggak mau jadi yang spesial di hati kita, terus kita marahan sama dia, nge-cap dia PHP (pemberi harapan palsu) hehehe, enggaklah, dia kan juga enggak mau berbuat yang aneh-aneh, mungkin hanya terbawa perasaan atau keadaan saja yang membuat dia begitu. Makanya, kita aja yang ngertiin dia, Yakin deh, akan ada hari dimana kita akan menertawakan hari yang kita angggap berat ini. Semua kan berputar, saat ini berat, nanti bisa juga jadi ringan. Ya kan? So simpel ajah, emang sih enggak simpel dan enggak semudah membalikkan telapak tangan, tapi mungkin ini ada sedikit tips biar bisa Move On!



  1. Kembalikan semua pada Allah. Gimana caranya? Ngadu aja sama Allah...ya Allah hamba lagi sedih..bla..bla..bla...gitu. Nah kadang, kita sering lancar curhat sama teman, sama siapa aja deh, tapi suka kehilangan kata-kata saat ngadu sama Allah, apalagi sehabis sholat. Duuh boro-boro ngadu sama Allah, wong habis sholat aja langsung capcus, buka hp, buka tablet, buka laptop, yang dipantengin semua tentang dia, so gimana mau Move On? Kenapa sih kita sering enggak bisa komunikasi sama Allah, padahal Allah yang menciptakan kita, Allah bahkan yang tahu kita lebih dari apapun, harusnya kita juga banyak komunikasi sama Allah. Menikmati doa-doa kita, tenggelam dalam obrolan mesra kita denganNya, sampai nangis juga enggak apa-apa, enggak ada yang liat, enggak ada yang larang, juga Allah enggak akan bosen dengerin curhatan kita yang itu-itu lagi. Ya boleh sih curhat sama temen, enggak ada larangan juga, tapi tetap curhat sama Allah yang utama. Biasanya pertolongan pertama yang akan kita rasakan adalah ketenangan, selanjutnya?? silakan rasakan keajaiban doa-doa kita.
  2. Salurkan ke hobby. Nah biar bisa Move On, salurkan aja ke hobby kita, misalnya yang hobby baca, ya udah larutkan aja ke baca buku, tapi sebaiknya jangan buku romans ya, entar inget lagiii..heheh, baca buku detektif aja, horror juga boleh, atau komik lucu-lucu (donal bebek, micky mouse, atau apapun lah..Miko juga boleeh), Terus yang hobby olahraga ayooo tempa diri siapa tahu bisa jadi atlet olimpiade, nah hebat kan? ini hasil dari patah hati..patah hati yang berhikmah..horeee jadi atlet :D, Nah yang suka nulis, ayooo tenggelamkan diri ke tulisan, nulis tentang dia? boleh aja sih, enggak ada larangan, cuma yaaa siap-siap aja ingeet lagi. Tapi enggak apa-apa juga, ada hikmahnya, jadi pengalamannya bisa dibagi-bagi, terus kita jadi produktif lagi, eeh siapa tahu dapet royalti yang bisa naik haji..horeee berkah patah hati dan Move On.
  3. Me Time. Nikmati waktu yang Allah beri, misalnya jalan-jalan ke suatu tempat sendirian. Traveling seorang diri. Traveling itu enggak selalu mahal sob, bisa aja keliling kota naik TransJakarta, tapi jangan bengong, jangan melamun mikirin doi, entar enggak bisa Move On, tapi coba deh liat ke sekeliling, menyenangkan sekali lho...kadang kita akan menemukan banyak fenomena bahwa hidup kita itu jauh lebih baik dari mereka yang kita lihat. Coba lihat gelandangan, lihat pengemis, lihat pengamen, lihat orang kantor yang selalu sibuk, lihat seorang ayah dengan bebannya mencari nafkah untuk anak-anaknya, lihat seorang ibu yang harus ikutan banting tulang, lihat itu semua..lihat dan resapi, bahwa masalah yang kita rasakan itu enggak ada seujung kuku dengan masalah yang mereka hadapi. Kita mah cuma korban patah hati dan semua orang penduduk dunia yang punya hati pasti pernah patah hati...so kita bisa jadi Move On.
  4. Kata siapa kalau mau Move On harus punya cowok/cewek baru? sumpah itu bukan cara yang baik, yang ada malah akan memperkeruh suasana. Tentu saja keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama kan? Kalau kita nyari-nyari cowok/cewek baru biar kita bisa Move On, saya sangat tidak setuju. Lain halnya, jika cowok/cewek baru itu hadir memang untuk diseriusin, maksudnya nikah gitu, yang lebih serius, bukan yang sekedar main-main. Itu baru Move On.
  5. Nah..sobat bisa aja isi hari-hari dengan aktivitas yang lebih berguna, belajar dan berprestasi, bekerja, kumpul sama teman-teman, makan-makan, benerin genteng bocor, benerin talang air yang rusak, ngepel, benerin tipi dan radio rusak..dan bla..bla... 
Nah mungkin segitu dulu tips buat Move On, yang pasti enggak usah dipikirin yang udah berlalu, yang mengabaikan kita, dll. Yakin aja, pasti akan pelangi setelah terjadi hujan lebat, akan ada cahaya setelah malam gelap, jadi pasti akan ada titik terang setelah semuanya terasa gelap. Dan jangan pernah merasa sakit atau tersakiti deh, nikmati aja pengalaman hidup. Ya ampyuuun yang namanya patah hati itu biasa, saya ulangi ya, Yang namanya manusia di muka bumi asalkan dia memiliki hati pasti pernah ngalamin patah hati, cuma tinggal gimana menatanya kembali. Semua akan baik-baik saja. Percaya dan yakin akan semua ketentuan Allah. Allah enggak akan pernah mempersulit hamba-hambaNya. Cheers.. ;)

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...