Selasa, 25 Februari 2014

Monolog Malam

Hi...
kali ini kau masih kelabu
tanpa kerlap-kerlip taburan di tempat sang bidadari
tak masalah
meski kelabu, tetap saja menenangkan

Hi...
sama seperti hari-hari sebelumnya
menikmati dekapan sinaran buatan ini, bersama dinginnya udaramu
bersama serakan kisah yang harus aku teruskan
dan aku gila untuk ini

Hi...
semoga tidak ada rinai denganmu kali ini
semoga tak ada curahan melimpah
yang membawa limpasan ke muara ini
dan aku menikmati udaramu

Hi...
kau masih berhias genit manja
bersama remang taburan LED
yang pastinya tak kulihat dari sini

Hi...
aku menikmati saja kedatanganmu...
menumpahkan segala isi kepala
juga dengan beberapa pinta

Hi...
malam...apa kabarmu?
kali ini, aku menyapamu lagi...
bukankah kemarin kita bertemu?
tapi kali ini aku menikmati hadirmu
dengan serakan kisahmu ini...

Senin, 24 Februari 2014

Tik tok tik ...

tik.. tok.. tik...
tik.. tok..tik...
tik..tok..tik..

detak jam dinding itu
terasa sangat lambat
biasanya begitu cepat



tik..tok..tik..
tekstur tanahnya tak terlihat
air seketika berhenti mengalir
dan detiknya sungguh terasa lambat

tik..tok..tik..
hanya 48 jam..
itupun aku yang memutuskan sekarang
siap tidak siap kucoba
meski sebenarnya tidak siap
tapi kalau besok-besok pun bisa jadi tidak siap dari ini

beringsut menjauh untuk bisa berbaur
merasakan jeda..untuk bisa berlanjut
hanya untuk sementara

tik..tok..tik..
tik..tok..tik..
tik..tok..tik..
ah aku mulai gila .. ai ..

Jumat, 14 Februari 2014

Saya Sudah Tidak "Main" Di sana Lagi

Siang tadi, baru beberapa jamlah, saat saya ngajar, sebuah pesan singkat masuk. Meminta saya untuk menjadi saksi di salah satu partai tertentu, biasalah jelang pemilu proyek model seperti ini ramai. Hm, seru kali ya kalau ikut berpartisipasi di ajang pesta demokratisasi di negara ini, hajatan besar gitu loh, belum lagi semarak kaos warna-warni, ketemu beberapa saksi juga dari partai tetangga, tapi sayangnya saya sudah tidak lagi berminat "bermain" di partai, apapun itu. 



Sungguh tidak membenci salah satu partai, saya bukan hater party, enggak sebegitunya sih, cuma ya saya termasuk yang dissapointed ajah gitu. Jangan tanya kenapa ya, kalau saya bilang alasannya nanti malah khawatir kalau saya membuka aib atau malah seolah-oleh seperti hater ;)

Islam itu berpolitik memang, Rasulullah juga dulu berpolitik, tapi bolehkan kalau kita memilih untuk  tidak berada dalam salah satu partai? hm, edisi jungkir balik nih, tapi yeah well ini kehidupan. Saya kadang bertanya sendiri, apakah nanti suatu hari akan ditanya kamu Islam apa? parpolnya apa? jamaahnya apa? presiden partainya apa? taatnya pada siapa? nyoblosnya siapa?

Jadi jawaban sms tadi singkat saja, "maaf pak saya tidak bisa."

Si bapak (salah satu pengurus partai) sepertinya belum tahu benar bahwa saya sudah tidak lagi bermain di partai (nya). Padahal sudah beberapa tahun saya tidak aktif, sering tidak pernah menghadiri agenda rapat atau apapun, meski tidak memutus silaturahim, tapi saya membatasi diri. Pelan-pelan saya mundur teratur, bukan memisahkan diri, tapi saya malah ingin berbaur dengan beraneka warna yang lain--termasuk warna partai tersebut tentunya ;) tanpa mau terkotak-kotakkan, tanpa mau mengafiliasikan diri pada organisasi/partai tertentu, dan tentunya yang saya yakini, Islam tetap agama saya, tidak pada embel-embel bendera salah satu partai saja.

-Allahualam Bishowab-

Rabu, 12 Februari 2014

Ai-Nii-Ai



Ai...
malam semakin panjang
semakin penuh cerita

Ai..
fajar hampir datang, tapi aku masih tetap terdiam di sini
merasakan irama degup jantung ini
mengikuti alur cerita-cerita kita

Ai...
kita masih akan melanjutkan semuanya
bukan masalah lama atau cepat
bukankah waktu kita sudah sama-sama tertulis

Ai..
tak ada luka tergores
ternyata memang seperti inilah yang kurasakan
mungkin sedikit kekhawatiran saja
bisa jadi karena kita masih berjarak

Ai..
jingga itu indah, tapi merah merona jauh lebih genit dan manja
kau jawaban

Ai..sama seperti yang jarang-jarang kau katakan...
Tapi aku pernah ungkapkan kepadamu juga
aku merasa sepertimu ...
Ai..cerita ini tak akan pernah ada habisnya

Ai-Nii-Ai--

Kamis, 06 Februari 2014

Kelopak Berkaca

kelopak ini berkaca
hanya berkaca..
hangat
tumpah ketika ada sesuatu yang kupinta ke langit
berharap diceritakan malaikat kepada Rabb yang Maha welas asih

kelopak ini berkaca
turun hangat ke atas sajadah
ada rindu yang kuletakkan saja di atas hamparannya



kelopak ini berkaca
ada tetes hangat
tatkala tangan tengadah mengiba ampunan, juga pinta

kelopak ini berkaca
jantung berdegup kencang
semua-semua-semua
kuadukan pada Yang Maha Memiliki
semua-semua-semua kupinta segala solusi
juga untuk kemudahan-kemudahan untuknya...untukku...untuk kami

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...