Rabu, 29 Januari 2014

Hening-Pekat-Samar

sumber : dokumentasi Adi Tri Purnanto


Kata tak berjeda
Rasa termanggu malam
Dalam pekat gelap
Tak banyak menjelaskan
Tapi aku tahu

Malam masih ingin bercerita
Hingga pagi menjelang
Dalam pekat
Hanya satu cahaya samar

Kau menengadah
Menyeringai

Menderu
Berteriak
Aku tak tahu
 
Hanya ada gundah yang kurasakan
Mungkin hanya ada satu cahaya, meski samar
Mungkin juga ada gelisah, ada rasa yang tersamarkan
Itu pun aku tak tahu jelas
Hanya satu cahaya yang masih samar
Kontras, pekat, kontras, gelap, cahaya....

Karena kita selalu bercerita
Meski hening, meski kosong, meski pekat, meski samar
Hingga pagi menjelang.....

Jumat, 24 Januari 2014

Kota Hujan (lagi)

Kota hujan (lagi)
ada banyak catatan kisah di sana
meski bukan mula

Kota hujan (lagi)
pohon rimbun, udara segar, motor matic
perjalanan melelahkan, berkeliling kebun seluas itu
masih harus pakai acara tak tahu arah pulang 

Kota hujan (lagi)
tanah, pohon, binomial numenclatur
telaga
teratai
anggrek



Kota hujan (lagi)
menyendal-nyendal memory 
rusa, panganan pinggir jalan, dua botol air mineral
kita dan cerita kala itu

kota hujan (lagi)
eksotis memang
tapi keruwetannya mengurangi geliatnya
kadang, seperti anak gadis bergeliat manja
tapi kadang seperti gadis yang tengah ruwet karena gundah menyapa

Kota (hujan) lagi
kapan lagi bertemu?
...............................


Infiltrasi Rasa

Kemarin, tgl 23 kan....


ah, iya ada apa dengan tanggal itu
ada apa-apa
ada apa-apa yang akhirnya tidak kumengerti sampai saat ini..
tanggal yang sama sebulan yang lalu...
juga sudah ada apa-apa...
meski belum tahu itu apa...
hujan, debu, dan infiltrasi...

serangkaian diksi manis ini...
darimu kan teeman ..
tak mengaku membiru
tapi tak ingin membeku
biarkan saja merona
seperti momiji ...

katamu..
bisa jadi berbeda
bisa jadi yang utama
dan ...
di tengah ketidaktahuan ini...
inginnya menjadi yang utama ...

Sabtu, 18 Januari 2014

Sepotong Pagi

nasi semalam
sepotong bakwan jagung
keriangan di tempat ini
coklatnya luapan air
awan syahdu kelabu, hingga rinai hujan
sms dari(mu), hingga puisi-puisi di blog (mu) yang tengah kuperhatikan
inilah menu sarapan pagiku tadi
jika ada yang bilang ini memprihatinkan silakan
jika ada yang bilang ini menyenangkan juga silakan
sudah tak asing, karena terlalu sering
pagi ini kembali terulang cerita tahun lalu
tapi bedanya, pagi ini ada (kamu)
walau kita berjarak ..

Rabu, 15 Januari 2014

Kita, Kotamu, dan Fiksimu

Katamu, kota itu aneh, aku yang kebingungan saat datang di kota yang kau anggap aneh..
Bagaimana mungkin aku menganggap kota itu aneh, sementara keramahan kota itu sudah menyapaku sejak kaki ini melangkah turun dari gerbong besi..

Keramahan pertama, tentu saja dari sinar matamu, juga senyummu, meski hanya senyuman tipis saja
Selanjutnya kau antar aku menikmati tiap sudut kota..
Ah, aku mendadak seperti orang yang tidak berani berjalan sendiri..
Entah karena aku masih merasa asing dan jalan bersamamu yang masih juga asing, atau karena memang aku yang belum menguasai seluk beluk kota itu?


Terserahlah, hingga akhirnya lambat laun aku sudah tak merasa asing lagi, bahkan dalam hitungan jam
Tak lagi asing di kotamu, juga ketika bersamamu
Dan lagi-lagi, bagaimana bisa aku merasa asing, jika selanjutnya keramahan demi keramahan aku dapatkan di kota itu..

Meski mungkin masih ada satu yang begitu aku ingin temui
Jauh di pinggiran kota..jauuuh...dari keramaiannya, jauh dari genitnya kota
Bertengger dengan tenang dan anggun....dia
Dia yang begitu ingin kutemui...dialah alasan utama mengapa aku datang ke kotamu
Dialah yang selama ini hanya mampu kupandangi dari monitorku
Dia, yang mungkin katamu tak terlalu suka untuk mendatanginya
Tapi dia juga yang ternyata ada dalam catatan perjalanan kita
Meski ternyata--katamu--itu masih menjadi fiksi---



Jakarta, di kala gerimis

Jumat, 10 Januari 2014

Menikmati Perjalanan Sendiri

Beberapa orang menyebut Solo Traveling, beberapa ada juga yang mengatakan Me Time, kalau saya senang menyebut Jalan-jalan sendirian. 
Tulisan ini saya buat kala membaca postingan dari sebuah fan page traveling. Kebetulan juga saya salah satu penikmat jalan-jalan sendirian itu. 

Pergi ke suatu tempat bersama teman, baik berdua saja, sekelompok, ataupun rombongan memang menyenangkan, tapi ternyata jalan ke suatu tempat dan sendirian juga cukup menyenangkan. Terlihat aneh awalnya, seperti tidak punya teman, anak hilang, asik sendiri, dan sebutan tidak umum lainnya. Tapi, terkadang menikmati hidup dengan sesuatu yang baru, di tempat baru, untuk menemukan hal baru sepertinya sangat menyenangkan. 

Sampai detik ini pun saya masih menikmati perjalanan sendiri itu. Sambil tengok kanan-kiri, memperhatikan sekitar, banyak hal-hal luar biasa yang bisa jadi akan kita dapatkan. Hingga mungkin saya berpikir, bahwa apapun yang saya alami itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ragam permasalahan yang saya temukan di perjalanan. 

Jalur pedestrian, Jalan Slamet Riyadi, Surakarta


Karena hidup begitu berharga jika harus dianggap berat hanya karena masalah yang kita miliki. Karena hidup begitu berharga jika banyak hal-hal luar biasa yang harusnya kita cari tapi terlewati begitu saja. Karena hidup begitu berharga, jika hanya itu-itu saja yang kita lakukan tanpa mencari sesuatu yang baru. Dan karena hidup begitu sayang jika dilewatkan hanya untuk sekedar-sekedar, dan sekedarnya. Hidup itu lebih dari sekedar. Dan setiap perjalanan, di manapun tempatnya, memberikan banyak pengetahuan baru bagi saya, bahwa hidup tidak hanya sekedarnya saja. 

Finally, meski perjalanan sendirian menyenangkan, berdua ternyata jauh lebih menyenangkan ... *_^

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...