Selasa, 04 Maret 2014

Atas Nama Cinta

Hoaaaamm....ngantuk, tapi mengingat untuk membayar permintaan teman, membuat catatan menyenangkan hari ini. Hari di mana merasakan lezatnya ukhuwah "sluuurp..nyam..nyam" hehhe, ya gimana enggak lezat coba, menjalin ukhuwahnya di warung mie ayam siih ;) (edisi ngaco) ---moga gak disiram air---

Ceritanya begini. Ada sahabat lama yang berkunjung ke sekolah, sejak setahun dia resign dari sekolahan, sahabat tempat berbagi, sahabat seperjuangan, sekaligus sahabat ngaco-ngacoan... hehe. Fitri namanya, ah ibu hamil yang satu ini gokil bukan main. Dari pembicaraan yang serius, dibawanya dalam keadaan tidak serius, meski konten seriusnya tetap ngena sih. Fitri dateng barengan sama Niar ke sekolahan, niatnya silaturahim dengan saya, Mbak Trini, dan beberapa guru yang lain. Tapi ya gitu, ujung-ujungnya hanya saya dan Mbak Trini yang melanjutkan temu kangen di warung mie ayam .. nyam..nyam :D

Sumpah, cuma beberapa jam sama fitri aja kami sudah dibuatnya terbahak. Doi nih mukanya serius, tapi selera humornya gila-gilaan, ngaconya udah stadium empat, aah..sudah dipastikan suaminya senang bersamanya (eheeeemm..cie-cie...soalnya fitri itu penyemarak suasana) 

Tanpa disangka mengeluarkan kalimat yang bikin ngakak, padahal wajahnya dia super duper lempeng, dan sama sekali enggak ikutan ketawa padahal kami sudah dibuatnya terpingkal. Mulai dari berimajinasi tentang artis D*de Her***no yang katanya minta izin buat nikah sama artis lain, sampai mengimajinasikan sandal saur sepuh yang dililit-lilit sampe atas,....aah ditambah ada aja cerita-cerita konyol yang saya juga enggak inget itu apa, sebab yang saya inget itu saya tertawa-tertawa-tertawa lagi terus-terus-dan terus, untung enggak kram perut... wkwkwkkw :D

Yeah, cukup urusan lucu-lucuan, sampe tadi saja. Hm, inilah indahnya ukhuwah. Ukhuwah membuat dunia semakin berwarna. Berkumpul dengan teman/saudari sepertinya tidak lantas melulu tertawa kebablasan, ada pesan singkat yang ia berikan, bahwa segala sesuatu yang terjadi tak luput dari skenarioNya. Pertemuan kami akhirnya terselip pesan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, khas kami, khas dia, tanpa ada perasaan digurui/menggurui. Tetap ujungnya Allahlah pemberi kenikmatan semua ini. Memiliki teman memang indah, tapi membingkai teman dengan ukhuwah, atas nama cinta karenaNya sungguh lebih indah.

Dan itu, makanya aku tahu, betapa Mbak Trini kehilangan tangan kanan, tangan kiri, dan kaki kirinya, saat saudari sholehah seperti Fitri, Mona, dan Wiwit memutuskan resign dari sekolahan, karena memang ada "ladang" amal lain yang harus mereka kerjakan. So, apapun itu, meski jauh secara fisik, tapi Insya Allah hati-hati kami tetap dilekatkan dalam kerinduan, ukhuwah atas nama cintaNya. (Allahualambishowab)

Met rehat sobat, besok tetap merajut mimpi dan hari bersama orang-orang tercinta. ^^



Fabiayyyialaairabbikumaatukadzibaan...(Arrahman)

"Fabiayyialaairabbikumaatukadzibaan-Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan"



Arrahman...

Bukankah semua yang kita rasakan adalah bukti kasih sayang Allah dan Maha Pemurahnya Dia kepada kita semua? Meski sebenarnya malu mengharapkan kasih sayangNya,sebab diri ini terseok untuk bisa taat kepadaNya, tertatih untuk bisa meng-ignore apa-apa yang tak Dia mau, tapi lagi-lagi rahmatNya jauh lebih besar dari murkaNya.

Arrahman...
Duhai, bukankah kita mahluk yang selalu alpa dan lalai dalam mengingatNya? padahal semua semesta bertasbih kepadaNya. Bertasbih dengan cara mereka masing-masing dengan sesuatu yang tak kita ketahui. Kicauan burung, desiran angin, goyangan dahan, daun, dan ranting, suara gemuruh di langit, kilatan petir, hingga rinai hujan, semua bertasbih mengagungkan asmaNya, tapi kita?

Arrahman...
Ah, tetap saja Dia begitu pengasih dan pemurah, yang cintanya bahkan mengalahkan kasih sayang Ibu kepada anaknya. Berkali-kali alpa dan lemah, Dia selalu punya cara agar mahluk-mahlukNya merasakan rengkuhan kasihNya, merasakan keindahan skenarioNya, merasakan indahnya pelajaran yang Dia berikan. 

Dan dengan semua kenikmatan yang ia beri, masih pantaskah kita mendustakan segalanya? 
Dan dengan semua kenikmatan yang ia beri, diri ini tertunduk malu, rasanya tak sebanding dengan perbuatan diri yang seharusnya sudah diperintahkan. Meski apapun terjadi tetap saja tak mengurangi sifat ke-Arrahman-nan Nya. 

Dan pagi ini, sama dengan pagi-pagi sebelumnyaa, pagi yang selalu diselimuti oleh sifat ArrahmanNya, semoga pikiran dan hati tak luput dari mengingatNya. So, met pagi sobat....semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat limpahan kasih sayangNya...dan tebar kembali menjadi sebuah kebaikan.

Allahualambishowab

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...