Sabtu, 24 November 2012

Guru, Mendewasakan Saya

Hari ini tanggal 25 November. Hari ahad? bukan, hari minggu? juga bukan! tapi hari guru. Hehehe, dan saya posting tulisan ini bukan karena profesi saya yang guru juga. Asli, suer, saya sih belum jadi guru beneran, masih guru jadi-jadian, hehehe. Emm, begini saya hanya ingin berbagi, guru itu betapa berarti bagi saya. Dulu waktu masih SD, saya denger lagunya Padhayangan Project itu keren banget liriknya plus lucu :

"Sanggupkah aku, menjadi guru
Honor seminggu hanya sampai rabu
Babe setuju ku jadi guru, bila memang itu cita-citaku"

Nah petikan itu, dulu sih waktu denger lagu ini, sama sekali belum kepikiran jadi guru, alias bukan cita-cita, heheh :P, tapi itu dulu. Udah ah, sekarang enggak lagi ngomongin masalah saya. Ini bukan ajang bongkar rahasia. Tapi saya mau cerita guru-guru saya yang luar biasa, dari SD sampai di perguruan tinggi.

Gini, waktu SD saya punya guru favorit, walau sebenernya semua guru baik, tapi wajar kali ya, kalau punya guru favorit. Namanya Bu Kristantini, orangnya cuantik, keren, energik. Selain ngajarin saya di kelas beliau juga pembina pramuka, gara-gara beliau tuh saya jadi kenal barung, dasadarma pramuka, persami, dan semua ketrampilan di pramuka. Terus Bu Kristanti juga bisa nari tradisional, keren banget deh. Nah ada juga Pak Dayat, beliau sudah almarhum sekarang-semoga Allah merahmati dan mengampuni dosa-dosanya. Pak Dayat tuh hebat, pengetahuannya luas, terus baik banget sama semua, objektif, semua murid disayangi tanpa terkecuali, kebapakan bangeet gitu lho. 
Di SMP, juga gitu, banyak guru-guru yang masuk daftar yang ikut mendewasakan saya. Ada Pak Lubis, keren bangeet dengan rumus-rumus matematika yang super mudah diikutin, kayaknya seumur-umur saya jadi pelajar nilai matematika saya bisa dapet delapan setengah tuh gara-gara diajarin Pak Lubis, bikin matematika easy buat diikutin, sayang saya cuma setahun kebagian beliau, jadi ya ujungnya saat enggak diajar beliau, saya jadi enggak suka matematika lagi, tapi setidaknya ada satu masa dimana saya bisa "genjatan senjata" sama matematika. Terus ada Bu Pocut, beliau suaranya lantang, keras, inspiring banget, kata-katanya dalem banget kalau lagi marah, dan yang saya suka Bu Pocut sama sekali enggak pernah nyindir murid-muridnya, baliau kalau marah langsung di depan, kalau muridnya baik atau punya prestasi juga langsung dipuji di tempat. Enggak pernah membedakan si bodoh dan si pintar, itu tidak ada dalam kamus beliau. Kata ibu guru bahasa Indonesia ini, murid bodoh itu tidak ada, yang ada hanya malas, dan kurang beruntung. Bu Pocut pernah tanya gini ke kami semua di dalam kelas, "Ada enggak yang bercita-cita jadi guru?" semua diam, hening, termasuk saya, jujurnya saya mau geleng kepala, alias enggak minat blaaaaassss jadi guru, tapi enggak berani, mungkin yang lain juga sama. Terus beliau malah ngomong panjang lebar, nanti siapa yang akan jadi guru ke depan kalau anak muda sekarang enggak mau pada jadi guru.Semua temen saya diem, termasuk anak terpintar di sekolah saya, yang kebetulan duduk persis di depan saya, si Vero, Paranita Veronika yang udah jadi ibu dokter, terus ada Agun, Dwi Guna Hadibowo, yang sekarang udah melanglang ke Dubai, UEA. Dan temen-temen yang enggak saya tahu kabarnya, kayaknya sih enggak ada yang jadi guru, mungkin, kecuali saya. Dan semua guru-guru saya yang hebat-hebat yang enggak bisa saya sebutin satu-satu.
Saat SMA, ini lumayan banyak nih, sebab lumayan banyak guru yang "down to earth" deket sama muridnya. Gaul, serius kalau di kelas, suka kasih motivasi, kata-katanya bagus-bagus, menyemangati, dan enggak pilih kasih. Sebut saja nama Ibu Puji Saptarini (Fisika) beliau bener-bener memahami saya yang juga enggak pernah bisa akur sama Fisika, tapi beliau sama sekali enggak memberi tekanan tuh ke saya, mungkin tahu kali ya, ditekan juga enggak mungkin, ntar bisa over load, hihii, beliau tidak hanya mengajar tapi juga mendidik, memberikan nilai-nilai penting. Bobot bahasanya berat, saya sering kagum, ini guru atau motivator ya? Ya, dan sekarang saya tahu, guru seharusnya memang jadi motivator handal. Terus ada Bu Setyo, guru olahraga dan berjilbab!!! keren bangeet kan? berjiwa muda banget, jago main volley, lagi-lagi saya juga enggak akur sama volley, tapi Bu Setyo fine-fine aja kalau saya lebih milih bola basket daripada bola volley, yang penting gerak, gitu kali ya. Bu Setyo, enggak pernah marah, teriak-teriak atau apalah, biasanya kalau beliau udah kesel banget, beliau malah ngerjain murid, tapi itu murid bisa sadar dan enggak balik kesel lho, hebat, pakai ilmu apa ya? hihii. Terus ada Pak Sutarli (Fisika) super sabar, itu guru apa malaikat, sabaaaaar bangeet, terus Pak Kusmara (Ekonomi, mirip Rano Karno) ngajarin kita kreatif dalam kehidupan, mengubah hambatan menjadi peluang. Ada juga Pak Chris Wicaksono, guru PPKN, yang membuka mata saya akan "hebatnya" Indonesia dengan segala permasalahannya "Negaramu!" itu yang sering beliau ucapkan, hihii, hello Pak Chris negaraku ya negaramu juga kan? :), terus ada juga Pak Ase Witarsa, membuka mata saya bahwa memperjuangkan hak itu wajib, meski itu keci, tapi ingat kita tunaikan kewajiban kita, keren bangeet ni guru akuntansi. Terus ada Bu Wasimah dan Bu Khadijah, duo guru Bahasa Indonesia yang menginspirasi saya untuk bisa nulis cerita ^_^,  Bu Hotni, guru sejarah yang seksi dan brilyant, Bu Murdaningsih yang smart dan enggak pernah takut sama apapun, dan Bu Nanti Triwardhani, guru PPKN yang cantik, bijak dan ngertiin murid. Dan semua guru yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
Di kampus, semua dosen keren! saya enggak nyangka ada profesor yang "down to earth" dan bisa deket sama saya, Prof Lysna Lubis. Kalau ngomong keras, tembak langsung, tapi hebaaat bangeeet, beliau memasukkan nilai-nilai Islam dalam tiap materi perkuliahan. Sebenernya yang memasukkan nilai-nilai keislaman di Geografi UNJ bukan hanya Prof Lysna aja, tapi dosen yang beragama Islam biasanya sering mengaitkan materi geografi dengan ayat-ayat dalam Alquran, sebut saja Pak Parwoto (dosen hidrologi, meteorologi, klimatologi, dan kartografi), Pak Muzani (dosen biogeografi, geologi), Pak Samadi (Geografi Regional Negara Maju), Bu Oot Hotimah (Geografi Negara Berkembang/Asean), Pak Zid (Biogeografi dan Sosiologi Pembangunan) Pak Muchtar, Pak Rudi (Geografi Regional Indonesia), Bu Asma Irma (Oseanografi), Bu Hj Djarnis Darin (demografi dan kosmografi) ya beliau-beliau itu senang mengajarkan materi perkuliahan dengan mengaitkan ayat-ayat dalam Alquran, itulah yang membuat saya berdecak kagum. Mereka juga mengajarkan berpikir rasional, praktis dan efisien. Serunya saat kami studi lapangan, sama sekali dinding antara mahasiswa dan dosen itu benar-benar tak terlihat, mereka berbaur menjadi satu dengan kami, dengan segala kerendahhatian mereka untuk berbagi ilmu, saat naik gunung, di mata saya mereka adalah pendaki-pendaki sejati, pecinta alam bukan penikmat alam! saya bangga sekali menjadi murid mereka, bangga menjadi bagian dalam kehidupan mereka, bangga mendapatkan warna dari mereka.
Dan akhirnya, saya tahu, guru dan dosen saya semuanya luar biasa, berbagi ilmu, tidak hanya sekedar ilmu, tapi juga ilmu kehidupan yang mendewasakan saya. Salam hormat saya untuk guru-guru saya, dan tak lupa salam hormat tertinggi saya haturkan kepada guru tertinggi sepanjang jaman Nabi Muhammad SAW, guru luar biasa, yang membuat saya makin tak bisa berkata-kata jika mengingat perjuangannya.
So, bagaimana dengan guru-guru para sahabat? luar biasanya pastinya ya :)

Salam untuk guru dimanapun berada -Allahulamabishowab
 

Sabtu, 17 November 2012

Palestina, Emang Gue Pikirin!!!

Masalah aqidah, masalah kemanusiaan, masalah penjajahan di muka bumi, itu tidak tersekat-sekat oleh batas geografis, So Palestina, Emang Gue Pikirin! (baca: peduli) BUKAN Pelestina, Emang Gue Pikirin? (baca: bodo amat)
Sempat geram kalau denger, udahlah pikirin aja Indonesia, ngapain jauh-jauh ke Palestina segala. Weess, bentar dulu Mas Bro, dan Sista, kita emang wajib mikirin apapun yang udah membawa-bawa akidah, kemanusiaan, dan penjajahan. Masih inget enggak sama pembukaan dasar UUD 1945? bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan, so sekarang ada nih negara, yang udah dari tahun 1948, tak kunjung usia statusnya, negara yang letak geografisnya makin sempit, makin di-anexatie sama negara bengis, dan kita hanya diam tak banyak bicara? suer, kalau masih ada yang cuek, beneran enggak sesuai tuh sama pembukaan UUD 45!
Malu-maluuuu sama negara2 lain yang ikutan peduli sama mereka. Please deh, parahnya yang suka sinis itu malah muslim juga, aduuh saudara-saudari, di sana itu ada penjajahan, ada kejahatan, ada perilaku hewani dan syetani, so kita hanya bisa bertopang dagu, bahkan untuk peduli, sekedar doa aja pelit? begitu?
Well, terserah aja buat yang tidak peduli, sekalipun di dunia tidak ada yang peduli, Allah akan tetap menurunkan bala bantuannya di tanah para syuhada. Dan asal tahu saja, emang perang itu tidak akan pernah berakhir, sunnatullah. Sampai menjelang kiamat. Tapi ingat, peristiwa di sana adalah salah satu cobaan untuk umat manusia di muka bumi, umat Islam di seluruh penjuru dunia. Allah Maha Menatap, siapa hamba yang peduli dengan saudaranya, dan siapa yang malah sinis dengan kesengesaraan mereka. Bener sih, bener banget, kalau di negara kita aja masalah sudah seabreg, tapi orang yang peduli biasanya juga tidak akan tinggal diam juga tuh sama masalah yang ada di dalam negri. Artinya, masalah di dalam negeri juga dipikirin, malah kadang prihatin, juga masalah Palestina, tetep dipikirin.
Tapi coba tanya nurani, apa yang terbesit ketika melihat bayi-bayi dibunuh, wanita juga terbunuh, bombardir kawasan? kalau masih enggak peduli juga, payah! bukankah Palestina adalah salah satu negara yang secara awal ikut mengakui kemerdekaan Indonesia? bukankah Palestina, juga ikut aktif dalam kancah perdamain dunia-ikutan aktif dalam KAA. Maka, yuuuk dukung Palestina, minimal doa aja gitu... :)

Allahummansurna mujahidiina fii filistin, fi kulli makan, wa fi kuli zaman.
Info: Ahad, 18 November 2012, Aksi Palestina di Bunderan HI, siapkan infak terbaik!

Kamis, 15 November 2012

Sehari Saja Tak Bersama Setan!

"Pernahkah antum yang hadir di ruangan ini sehari saja tak bersama setan?" kata-kata dari seorang ustadz yang tiba-tiba saja teringat kembali dalam folder usang ini, membuat saya spechlees.
Sehari tak bersama setan? entahlah, rasanya tidak. Padahal jelas-jelas Allah sudah mengultimatum, bahwa setan adalah musuh yang nyata. Tapi kenyataannya? Sudah berusaha taat, digoda-goda rasa ujubnya, dibisik-bisik biar jadi takabur, merasa sudah taat dan paling benar, sedang beramal, dibisikin keikhlasannya. belum lagi yang masih tertatih belajar menjadi taat, ada saja upaya setan-setan itu menggerogoti keimanan anak manusia. Itulah setan. Padahal dalam Alquran, setan amat lemah godaannya. Tapi sayangnya kita sering tergelincir. Ada saja setan yang hinggap dalam tubuh ini, dalam kaki ini, mengotori keikhlasan langkah, mengotori kemurnian hati, mengotori mata dengan pandangan-pandangan yang belum boleh, atau malah tidak boleh, mengotori lisan ini yang paling mudah sekali tergelincir.
Yang sudah berusaha taat saja digoda setan, apalagi yang hidup memang sudah berteman setan. Tidak peduli mau dilarang atau tidak sama Allah, pokoknya main tabrak saja, asal senang, asal nafsu terpuaskan. Manusia memang sejatinya tempatnya salah dan alpa. Dibilang jangan mengikuti langkah setan, ada saja keplesetnya. Macam-macam tergodanya, dan mereka seolah tahu saja titik lemah anak Adam ini. Tapi ampunan Allah lebih luas dari jagad raya. Sadar, mawas diri, dan selalu merasa ada CCTV yang mengawasi, mungkin itu kuncinya. Doa juga senjatanya. Ibarat perang, senjata terampuh dari seorang hamba adalah doa. Juga setiap saat merasakan Allah selalu mengawasi. Silakan saja terus-terusan bersama setan, tapi Allah punya perhitungan. Manusia bukan malaikat, selalu ada dosa, tinggal bagaimana lisan dan hati untuk bisa terus matching memohon ampunan pada Allah. Akhirnya jadi terselip doa, Ya Allah, sehari saja tak bersama setan, pasti hari itu akan menjadi hari teramat berkah dan ringan. Dan hanya pada Allah saja mohon kekuatan untuk melawan godaannya.
Allahua'lamBishowab

Kamis, 08 November 2012

Catatan After Kunjungan ke Gedung Merdeka-Bandung

Hari ini banyak sekali yang berkeliaran liar dalam kepala. Bandung, membuat kepala saya berat, banyak mikir, plus laper, plus stress karena macet total, denger-denger ada demo buruh di walikota. Setelah melalui perjalanan dari Bossca, Balitsa, dan Gedung Merdeka, dalam kondisi macet teramat sangat, ditambah ada karokean di bus, yang lagu-lagunya galau *haduuh asli bikin males denger-eh giliran diganti malah dangdutan (malah makin bikin mumet- secara anak-anak pada heboh nyanyi). Ups, maaf, acara curcol bentaran ya.
Sebenarnya begini, after dari Gedung Merdeka, saya buka lappy lagi, niatnya mau nerusin bikin catetan tentang kebiasaan permainan anak-anak jaman sekarang, tapi sudahlah, lewatin dulu. Sekarang saya mau menceritakan tentang INDONESIA!
Yup, setelah masuk Gedung Merdeka (jujur ini pengalaman pertama masuk gedung KAA-hehehe ^_*) semakin bangga-lah sama negara sendiri yang benar-benar terpandang di mata dunia. Ketika seluruh pandangan mata terpaku pada kota kembang yang berjulukan Paris Van Java, emang tepat. Bayangkan betapa besarnya Indonesia, sebagai salah satu negara pemrakarsa KAA, dan akhirnya melahirkan gerakan Non Blok, semua negara-negara Asia Afrika, perlahan melepaskan diri dari penjajahan. Sesaat tubuh ini seperti terpental pada masa-masa itu, andai tidak ada negara-negara besar yang berinisiatif dalam gerakan tersebut, akankah negara Asia model-model Korea Selatan yang sekarang disebut-sebut sebagai surga dunia hiburan bisa melepaskan diri dari penjajahan Jepang? atau negara sekelas Maroko, Aljazair, dan Tunisia bisa melepaskan diri dari penjajahan Prancis? Allahulambishowab. 
Merinding, saat lihat Bung Karno, selaku pemimpin Indonesia, yang tidak hanya sekedar memimpin negara Republik Indonesia, tetapi juga memimpin dunia. Bangga, haru, dan bahagia. Indonesia, bukan negara kelas tiga, Indonesia negara yang hebat di mata bangsa. Adapun sekarang kita sedang merasakan saat-saat sulit, mungkin ini buah, buah dari perbuatan orang-orang tak bertanggung jawab. Well, tulisan saya kali ini bukan untuk mengkritik bangsa sendiri, tapi ingin menularkan rasa bangga dan bahagia ini kepada para sahabat pembaca. Sekali lagi, Indonesia bukanlah negara ketiga sobat, negara ini begitu dihargai di mata para pemimpin dunia, meski mungkin ini dirasakan saat kepemimpinan Bung Karno. Tetap optimis, Indonesia masih mungkin memimpin dunia, kelak hingga waktunya tiba.
Allahualam Bishowab.

Senin, 05 November 2012

Coklat dan Cinta? Rasanya Masih Manis Terasa ^_^V

Suatu pagi, tatkala badan masih berada di antara rasa sakit dan mau sembuh. Hari Jumat, tepatnya tanggal 2 Nov. Iya tahu, saya dilahirkan pada tanggal itu, dua puluh delapan tahun silam. tapi hari itu perasaan saya biasa-biasa aja. Eh, enggak sih, banyak bersyukur pada Allah, masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi hambaNya. Cuma itu aja, untuk perasaan lain? Ah, biasa-biasa aja. Seneng juga sih pas buka FB banyak ucapan dan doa dari para sahabat. Gimana enggak seneng coba, wong dapet limpahan doa. Tapi masih biasa-biasa aja. Kebetulan hari itu juga hari pertama saya masuk sekolah, setelah absen- ups ada surat ijin dokter untuk enggak masuk 3 hari, yaaah badan emang harus diajak istirahat rupanya. 
So, semua kayaknya emang berjalan biasa-biasa aja, seperti tahun lalu. Ada doa yang masih sama dari tahun ke tahun, tapi emang doa itu masih ditangguhkan untuk waktu yang sangat tepat kali ya.. hehehe ^^. Udah nih ceritanya masuk sekolah, ngajar jam pertama, di kelas X pula. Ya udah lancar, alhamdulillah. 
Dan insiden itu tiba, tatkala masuk kelas XII IPS 2. Parah, yang ada sampai kelas, muridnya pada berantakan, bikin kepala makin pecah, AC plus kipas angin dipasang kenceng-kenceng, pas mau matiin, mereka nolak dengan keras. Sabar-sabar, baru sembuh, badan kayaknya rada enggak enak kalau dingin. Terus diungkit-ungkit perihal perizinan 3 hari. Mereka menuntut ketidakhadiran gurunya ini, saya udah bilang -pake tampang melas-hehehe saya sakit :( eeh, enggak mempan. Tuh anak-anak caur, pasang tampang gahar. Enggak peduli apapun alasannya pokoknya enggak terima dengan semua alasan yang saya buat. Pokoknya seharian, kelas yang biasanya bikin saya suka ketawa dan fresh liat tingkah mereka, mendadak ngeselin. Yah, sabar-sabar, jadi merasa asing, gara-gara enggak masuk 3 hari. Apaan sih ni anak-anak, kenapa mendadak bikin geregetan ya? Ya udah lah terus aja ngejelasin, eeh ada murid yang seenaknya keluar kelas. Jujur kekesalan udah nyampe ubun-ubun, tapu ditahan aja lah, namanya anak-anak, mungkin mereka emang lagi bad mood, apa bisa jadi saya yang kelewat sensitif kali ya. 
Eeh, beberapa menit kemudian datanglah beberapa anak yang tadi keluar tanpa ijin dengan membawa kue Tart. Heey...wow, smabil ada beberapa siswa yang meluk saya (siswa perempuaaan lho yang meluk-meluk), Mendadak surprais, mendadak spechlees, dari dulu kelas ini selalu buat kejutan manis buat saya. Adaaaa aja ulah mereka, dan jujur, pingin bangeet nangis T_T tapi enggak bisa. Saya paling enggak bisa nangis di depan umum, kalau enggak kepaksa. 
Kesimpulannya dari tadi mereka bikin saya kesel, semata cuma buat nge-bully- saya yang lagi ultah-gitu ceritanya. Yaaaa..yayaya, saya seneeeng banget. Kali ini saya enggak merasa biasa-biasa saja. Mendadak ada rasa haru dan bahagia yang menyergap tubuh ini. 
Mau tahu enggak komposisi kue yang mereka berikan?
  1. Coklat manis berbentuk hati..(duuuh unyuuuuu kan? )
  2. Berisi seribu doa-doa tulus, seperti layaknya doa dari sahabat untuk sahabat tercintanya
  3. Ditaburi topping cinta sejati yang begitu manis di hati, dan syahdu di kalbu
  4. Beraroma ketulusan yang amat sangat luar biasa. 
Dan acara selanjutnya adalah potong-potong kue. Pelajaran Geografi pun bermaterikan tentang cara memotong kue yang baik dan benar. Hheheh ^_^ makasssih kelas XII IPS 2.

Cerita tidak hanya selesai sampai di sini, seharian itu dari berbagai kelas, mendadak saya seperti selebritis, doa dan ucapan selamat berhamburan dari beberapa siswa yang udah "keburu" tahu kalau itu hari lahir saya. EEh, saya ketemu nih sama anak, eks XC, sekarang tuh anak udah jadi anak XI IPA, sebagian ada juga yang XI IPS, masih saya yang ngajar. Padahal biasanya tuh anak baik banget, senyum sama saya, curhat, kadang meluk-meluk, cupika-cupiki. Dan hari itu mereka mendadak cuek sama saya, saat saya sapa, mereka malah melengos. Duuh sabar-sabar T_T,  dosa apaaaaa saya? Dan cerita berulang lagi, setelah saya selesai ngajar dari kelas X, tangan saya ditarik ke sebuah kelas, dan Huuuu....bisa ditebak, acara potong-potong kue coklat lagi...hehehehe. 
Cerita masih berlanjut, kirain acara potong-potong kue udah selesai di jumat kemarin, eeh..hari ini masih ada satu kelas XI IPS, yang masih bikin kejutan di senin pagi. Duuh tiap hari aja saya ultah yaaaks..kan tiap hari potong-potong kue coklat,..(ngarep.com)
Well, sebenernya bukan kuenya, bukan kadonya, bukan hebohnya yang bikin saya haru bin bahagia. Tapi perhatian mereka yang luar biasa untuk saya. Tersanjung? pasti, sebab kayaknya selama ini saya masih belum maksimal memberikan cinta untuk mereka. Tapi mereka luber memberikan saya cinta, kasih sayang dan perhatian.
Murid. Hmm...pendapat saya tentang murid-murid saya adalah aset bangsa. Tanpa kalian, negara ini tak akan berarti apa-apa, tapi nanti jika kalian berulah, negara ini bisa porak poranda. Stop memikirkan hal remeh temeh guys, banyak hal besar menunggu tangan kalian.
Dan murid saya adalah sahabat-sahabat saya. Coklat dan Cinta? Rasanya masih manis terasa. ^_^V

Sama sahabat2 eks XC

eks XC

gadis2 unyu2 di kelas XII IPS 2

para jajaka "gokil" kelas XII IPS 2 (aliran naga hitam dan awan biru menyatu ^_^)

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...