Sabtu, 12 November 2016

Sebab Cinta, Kisah Tiada Berjeda

Ini masih tentang cinta
Sebab cinta kisah tiada berjeda
Demi masa
Ketika Sang Pencipta memercikkan cinta, maka Dialah muara dan pangkal dari segala urusan rasa.


Sahabat, beberapa hari yang lalu, ada seorang saudari mengirim pesan singkat di WA, dia mempertanyakan apa itu cinta yang dikarenakan Allah, sebab ia takut jika terjebak pada cinta yang sesat. Saya diam sesaat, sungguh saya sangat minim ilmu, dan perlu berhati-hati menjelaskan kepadanya, pun saat saya memutuskan menuliskan ini dan dibagi pada area publik, semoga apa yang saya paparkan tidak keliru. Demi memuaskan dahaga dan membantu meringankan kekhawatirannya, maka saya jawab seperti ini : Jika ada kedua anak manusia saling jatuh cinta, maka bingkailah taqwa kepada Allah, yaitu dengan jalan MENIKAH. Pria yang baik, ketika ia mencintai seorang gadis maka ia akan mempertanggungjawabkan melalui ijab qabul.Simpel kan Sist?  

Setelah itu tidak ada sanggahan atau pertanyaan dari penjelasan saya yang tersebut, kemudian dia bertanya lagi, bagaimana jika menikah, ternyata dia salah pilih. Lagi-lagi hanya saya jawab dengan singkat : Solat istikharoh untuk mencari kemantapan hati.

Setelah itu saya jadi berpikir, kembali membongkar jawaban saya, menyusun ulang, dan mengingat bagaimana saat Sang Pemilik Cinta menyapa saya dengan cintanya. Bahwa memang urusan cinta adalah urusan hati, urusan perasaan, aktivitas otak dan syaraf yang begitu sensitif, namun sering diperbincangkan. Manusia senang sekali berbicara tentang cinta. Juga senang mendengarkan kabar tentang cinta.

Bahwa cinta itu bisa mengubah apa dan siapa saja. Namun untuk urusan hubungan pria dan wanita, Allah mengaturnya dengan sedemikian indah dalam Alquran. Pernikahan menjadi bingkai dari sebuah cinta yang hadir kepada anak manusia. Sebab Allah sungguh Maha Mengetahui, bahwa manusia begitu lemah mengendalikan napsu syahwat si penyebab cinta sesat, maka hanya dengan pernikahanlah cinta dapat tersemai dengan baik, Pernikahan yang dilandasi ketaatan kepadaNya. Maka napsu muthmainnah menjadi pengawal kedua insan tersebut sehingga tak terperosok kepada perzinahan.

Namun apa yang terjadi tatkala cinta hanya dirasakan oleh satu pihak? dengan tegas saya katakan itu bukan cinta, sungguh itu bukan cinta, rasa yang bercokol dalam hati hanyalah sebuah ujian kepada anak manusia seberapa besar dia menggantungkan urusan dan mengembalikan akar permasalahan kepada Sang Pemilik jiwa. Lantas, jika memang bukan cinta, maka ia tak patut ditunggu, apalagi dipertahankan, bersabarlah dalam doa-doa panjang yang sedikit rumit dan melangit. Ketuk pintu langit dengan sedikit rintihan dan air mata di atas sajadah, mintalah sebuah jawaban dari kerisauan hati dan godaan syahwat dunia.

Ketika Allah sudah ridho kepada seorang hamba, maka ajaib, semua akan dengan mudah kita lalui. Dan cinta yang dicari pun ditemui. Sebab sudah menjadi sebuah ketetapannya bahwa manusia akan berpasangan dengan jenisnya sendiri, dan mereka akan tentram bersamanya." Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Arrum ayat 21)

Dan ketetapannya inilah yang mesti kita gigit baik-baik, tiada menjadikan kita berduka tatkala cinta yang kita pinta tak kunjung tiba. Sayangnya, kita tidak terlalu pandai saat ujian melanda, begitu juga saya yang pernah merasakan hal ini, maka hari-hari menjadi berat. Dan ketika semua beban seolah menekan pundak, sehingga tubuh ringkih ini tak lagi mampu menahannya, kuatkanlah dengan keyakinan kepadaNya.

Sahabat, urusan cinta memang urusan rumit, cinta bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan, sebab lagi-lagi, hanya karena urusan cinta, dapat mengubah apa dan siapa yang menghinggapinya.Seperti nasehat dari seorang teman, jika kita menapaki sebuah duri yang tajam saat kita merasakan cinta, yakinlah bahwa itu bukan cinta. Sebab cinta yang bermuara dan berujung pangkal kepada Allah bukanlah cinta yang menyakitkan, melainkan cinta yang menentramkan, cinta yang selalu menghadirkan rasa kasih dan sayang, cinta yang menularkan kebaikan, saling memberi manfaat, bukan untuk berdua, namun untuk semua yang ada di sekitarnya. Bahkan alam pun ikut bersuka cita, merasakan cinta dari pasangan yang disebabkan percikkan cinta yang terbingkai taqwa kepadaNya.

Allahualambishowab...

Karena cinta, saya menuliskan ini.

Putse - Sragen, 12/11/2016 10.06 pm

Rabu, 12 Oktober 2016

Coklat Itu..Hmmmm Personal



Bicara tentang coklat, maka bicara tentang sebuah rasa yang begitu personal.
 Coklat atau Theobroma cacao adalah sebuah hidangan istimewa para dewa, begitu suku Aztek menyebutkan. Ya, karena memang secara geografis persebaran kakao awal mula di sepanjang Hutan Amazone hingga Amerika Tengah. Maka awal mula yang mengkonsumsi minuman pahit ini adalah suku Maya dan Aztec. Begitu personalnya coklat pun menjadi semacam hidangan sebagai simbol ucapan terima kasih, perhatian, dan cinta, kebiasaan mengkonsumsi coklat di Eropa baru terjadi pada awal abad ke 17, juga sebagai hidangan elite para bangsawan dan raja-raja dan merupakan pemberian istimewa yang diperuntukkan kepada yang istimewa.
Well, itu sekelumit sejarah coklat yang saya tangkap dari hasil penelusuran pada mesin cari internet. Apa pasal? Entah karena penasaran, atau memang karena baru saja makan coklat pemberian dari orang yang saya cintai dan mencintai saya. Sebab begitu istimewanya si coklat ini, sepertinya dari sepuluh orang mungkin sekitar delapan orang menyukai coklat yang memiliki rasa pahit hingga bermetamorfosis menjadi manis dan menggemaskan. Dan bahkan menurut survey BBC bahwa lumernya lemak coklat di mulut bisa meningkatkan debar jantung dan aktivitas otak yang lebih kuat. Namun sayangnya saya termasuk dua orang yang bukan penggemar coklat, sebab saya tidak paham dengan rasa lumer dari si kecil berharga fantastis.
Biasa saja, bagi saya yang bukan pecinta fanatik coklat, menikmati coklat sebagai makanan atau minuman yang sama dengan saya meminum perisa yang lain. Tak ada sensasi lain, selain rasa subyektif dari seseorang yang memberikannya. Disebutkan juga bahwa coklat sebagai kandungan yang kaya akan antioksidan, pencegah radikal bebas, dan meningkatkan serotonin dalam otak. Sekali lagi, kecuali fungsi kesehatan dan fungsi psikologis, bagi saya coklat adalah sesuatu yang biasa saja.
Dan yang menjadikannya memiliki rasa personal bagi saya adalah, ketika saya memakan coklat, lalu teringat kembali masa kecil saya, dimana saya penggila coklat. Mulai dari minuman rasa coklat, wafer, biskuit, hingga chiki dengan perisa coklat. Dan coklat batangan berlogo ayam berkokok dengan jengger merah, hingga coklat batangan yang sering mondar-mandir promo di televisi pernah menjadi makanan favorit saya. Hingga akhirnya sesuatu yang berlebihan berefek tidak baik dan meninggalkan sebuah rasa tersendiri yaitu BOSAN. Beranjak dewasa,  sensasi coklat tak ada apa-apanya bagi saya, menikmati coklat bukanlah bagian yang istimewa. Meski tidak istimewa bukan berarti menjadikan saya coklatophobia (bikin istilah sendiri..hehe maaf)
Dan kini saya menggarisbawahi bahwa coklat memberikan rasa yang personal. Antara saya dengan masa kecil, dan saya dengan masa kini, disebabkan suami penggemar coklat. Dia, cinta, coklat dan semuanya yang dia berikan kepada saya menjadikan rasa coklat begitu personal. Lumer..lumernya sama dengan saat saya memandangi wajah anak saya dan wajah suami saya. Bahagianya tak kalah dengan bahagia yang diberikan hormone bahagia coklat. Dan Allah sebaik-baik pencipta di dunia ini, biji yang begitu pahit ternyata begitu istimewa. Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya. Allahualambishowab.
Bagaimana dengan para sahabat…pecinta coklat juga kah … ???
Selamat rehat
Putse, Sragen 11102016, 22.27 WIB



 Saya punya pengalaman tersendiri dengan si coklat yang katanya menjadi favorit sebagian besar penduduk bumi (dan maaf ini bukan data hasil survey, anggaplah pengamatan ngawur saya). Si manis coklat yang jadi primadona, mulai dari makanan, minuman, hingga material kecantikan dan perawatan tubuh bagi kaum metropolis. Dan saya ketika masih kecil hingga usia sekolah dasar adalah penggila coklat. Mulai dari coklat kampong dengan merek hewan berkokok berbungkus kertas warna merah dan sedikit putih, hingga coklat yang sedang  ngetrend di jaman saya kala itu. Coklat yang

Kelola Blog Lagiii...Pasca Persalinan



Asslamualaikum…selamat malam.
Alhamdulillah masih dikasih kesempatan ngeblog lagi, setelah hibernasi lamaaa banget, pasca lahiran, ngurus baby , dan sekarang baby nya dah mau delapan bulan..yeayy..alhamdulillah, udah gedean, kalau tidur udah nyenyak, Aibu (Ibu.red) udah agak longgar buat nulis lagi. Lagi pula kalau enggak dipaksain, akan banyak fungsi yang hilang. Menulis itu mengasah intelektualitas, maklum emak-emak model saya ini yang tak  bekerja kantoran, kalau intelektualitasnya enggak diasah, yang dihapal jangan-jangan cuma bumbu dapur thok, pasalnya emang bener saya ngupleknya di dapur, sumur, dan kasur terus sama si kecil, dan itu menyangkan. Hanya saja jangan sampai kesenangan saya yang baru menggeser kesenangan saya yang lain.
Menulis juga salah satu kesenangan, fungsi rekreatif bagi saya yang hidup dalam karangan penuh diksi (haalah) tapii memang untuk memunculkan ide, dan ide berkembang menjadi sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca itu susahnya minta ampun. Maka inilah perdana saya setelah melahirkan, saat predikat saya sebagai ibu rumah tangga lengkap sudah, blog ini pun mesti saya pertanggungjawabkan, sama dengan rumah yang berbulan-bulan terlantar, sekarang saya bersihkan kembali, tata ulang, dan isi dengan yang baru. Semoga isi blog kali ini lebih memiliki nilai manfaat ketimbang sebelumnya, sebab coretan kisah di bumi harus memberi manfaat untuk pembaca sekalian, tak sekedar curhatan saya semata. Aamiin…Selamat membaca.
Putse, Sragen 12102016, Sragen, 21.33 WIB

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...