Jumat, 25 November 2011

Guru Itu...???

"Di kelas .. kutulis nasib seorang guru, mengajar banyak ilmu hingga kini aku banyak tahu.
Sanggup kah menjadi guru honor seminnggu hanya sampai rabu...."  (Padhayangan Project- Nasib Seorang Guru)

Well, tadi hanya penggalan lagu parodi dari sebuah grup terkenal era sembilan puluhan, tapi sekarang saya sedang tidak mengulas musik dan apapun tentang grup tersebut. Sekarang mari bicara ringan tentang hari ini. Hari Jumat? Bukan lah, tapi Hari Guru / Teacher's Day. Tanggal 25 November. 
Tidak akan ada presiden, mentri, pejabat, profesor, ilmuwan hebat, peneliti pintar, artis top, pejabat, tekhnokrat keren, dokter, pilot, pengacara, hakim sampe hakim garis...(hihiii..kok jadi ke sepak bola) yup apapun profesinya, guru lah pahlawannya. Emm...bukan karena saya juga berprofesi yang kata orang juga guru lho, jadi belain guru (saya belum jadi guru) 
Guru itu katanya akronim dari diGugu dan ditiRu, bener enggak sih? kalau bener berarti berat banget dong ya? Digugu, waduh kalau menurut KBBI digugu itu artinya dipercaya, bisa juga mengarah pada diindahkan. Well, dipercaya? waduh berat lagi-lagi berat yah dipercaya, berarti guru itu harus dipercaya ya? kata-katanya bisa dipegang, enggak menle-menle (baca: plin-plan), apalagi sekarang ada pendidikan berbasis karakter, nah gimana mungkin nih si guru kalau mau masukin pendidikan karakter kalau gurunya masih belum tahu karakter, kalau gurunya aja enggak bisa dipercaya (adduuuh maaf, bukan memvonis guru ini ya).
Nah yang kedua ditiRu, berarti dicontoh, diikuti, dijiplak. Guru itu model untuk semua murid-muridnya, sifatnya, karakternya, gayanya, bahkan kadang model bajunya (apaan sih?) hehehe, nah berarti semua yang harus dilakukan guru memang menjadi teladan bagi siswanya. 
Kalau gurunya suka galak, ngebentak, marah tanpa alasan, yaaa muridnya juga begitu nantinya. Gurunya suka mukul, ya muridnya ikutan suka tawuran, gurunya suka ngerumpi/ ngegosip, ngomongin orang, adu domba, yaaaa jangan heran kalau muridnya juga punya karakter begitu, mungkin tidak sekarang, tapi kelak dikemudian hari. Atau bahkan sudah terlihat hasil didikan hari kemarin, hari ini dimana banyak para pejabat tanpa malu korupsi, tak tanggung-tanggung dana pendidikan juga ikutan dikorupsi, (eemm..maaf lagi kalau jadi emosi).  
Mari kita bermimpi, semua guru di Indonesia, penyayang dengan siswanya tanpa tedeng aling-aling, maksudnya tanpa tendensius apapun. Maka semua siswa di negara ini juga akan memiliki karakter penyayang. Semua guru di Indonesia menjunjung tinggi kejujuran, maka semua rakyat di negeri ini akan menjadi rakyat yang jujur. Bukankah semua berawal dari guru? 
Entahlah, tapi yang pasti salam hormat saya berikan kepada semua guru-guru saya, dan guru yang bisa dijadika teladan sepanjang jaman, Nabi Muhammad SAW, guru sebenarnya :)









Kamis, 24 November 2011

Eksotisnya Goa Cerme

 Goa Cerme, sepanjang 1,5 km terletak di wilayah Panggang, desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunung Kidul, tembus hingga dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri-Bantul.


Saya kembali ingin berbagi tentang keindahan bumi dan semesta. Goa, yup meski sudah beberapa tahun lalu menelusuri Goa Cerme ini, tapi ketegangan dan keindahannya masih tetap tak akan hilang dari ingatan. Memasuki goa tanpa perlengkapan keamanan standar caver. Tanpa pakaian dengan coverall, helm speleo yang dilengkapi headlamp dan sepatu boot karet. Kala itu kami sebagai mahasiswa geografi yang minimalis hanya berbekal nekat dan keberanian ditambah sebuah senter atau lilin yang kedap-kedip. Hanya semangat empat lima yang membara dan untaian kalimat doa-doa agar selamat sampai tujuan.
Pertama kali masuk, kami harus jongkok, bahkan setengah merangkak, karena pintu goa sangat rendah dan kecil, plus genangan air sekitar 10 cm sampai 1 meter. Awal masuk hanya ketegangan yang terasa dalam dada, aroma guano/kotoran kelelawar sedikit menganggu pernafasan.
Namun semakin berada beberapa meter di dalamnya terdapat pemandangan indah yang tersaji dalam goa. Ruangan yang tidak lagi sempit, namun genangan airnya makin dalam, sekitar 1 meter. Tapi indahnya membuat mata tak ingin berkedip dan bibir yang mengucapkan tasbih akan keagungan Sang Pencipta, apalagi jika bukan melihat keindahan ornamen stalagit, stalagmit, column (tiang), drapery (tirai).
Ornamen dalam goa terbentuk karena  air tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap.
Goa ini terbentuk di wilayah karst/ batuan gamping/ lime stone. Meski keindahannya tiada tara, namun untuk para caver pemula tidak disarankan untuk memasuki goa seperti cara yang pernah saya lakukan, memasuki goa tanpa persiapan. Senang ketegangan sekaligus keindahan? Goa Cerme lah alternatif pilihannya. Nice trip :)

Selasa, 08 November 2011

From This Moment

Entah kenapa senang banget sama lirik lagu ini, membuat sedikit tersenyum, mungkin terbawa sama kisah novel Elang dan Bidadari di Tanah Ginseng kali yaaa...hee, well, apapun itu lirik ini terasa menyenangkan untuk berulangkali dibaca, inspiratif sekali untuk menemani cerita cinta komedi-romantis selanjutnya.. :)
 I dont know why like this song very much..nice song :)

From This Moment-Shania Twain.
(I do swear that I'll always be there. I'd give anything
and everything and I will always care. Through weakness
and strength, happiness and sorrow, for better, for worse,
I will love you with every beat of my heart.)

From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on

You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on

Minggu, 06 November 2011

Dataran Tinggi Dieng, Untuk Sebuah Keindahan, Untuk Seberkas Kemalangan.







Aktivitas pagi para petani kentang di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Dataran Tinggi Dieng.
Pagi hari dengan suhu kisaran 14-16 derajat celcius, para pejuang keluarga ini berusaha mencari nafkah di sebuah lahan yang terlihat tampak gundul, beban hidup yang berat dan pilihan yang sudah tidak ada lagi membuat mereka harus bertahan untuk menjadi petani kentang. Keuntungan yang minim, hama yang menyerang, pembiayaan yang besar untuk pupuk, dan segala kebutuhan pertanian. Alhasil hanya sedikit saja keuntungan yang mereka dapatkan. Dataran Tinggi Dieng benar-benar membutuhkan konservasi, jika tidak entah beberapa tahun lagi akan ada bencana ekologis yang akan merenggut banyak nyawa para penduduk akibat aktivitas mereka sendiri. Hutan tropik basah yang lebat, menjadi pemandangan yang langka di Dataran Tinggi Dieng, yang ada hanyalah hamparan kentang di sebagian besar lereng dengan kemiringan sekitar 15-40 %.
Dataran Tinggi Dieng, salah satu plato tertinggi kedua di dunia, setelah Dataran Tinggi Tibet, si atap dunia. Dieng seharusnya menjadi aset terbesar Indonesia, selayaknya seperti Tibet menjadi tempat yang menenangkan dan kawasan konservasi dunia.

Jumat, 04 November 2011

Kawah Sileri


Kawah Sileri, terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara-Jateng. Kawah ini merupakan kawah vulkanik yang masih aktif. Mengandung kadar belerang yang tinggi, tapi bukan termasuk kawah yang mengelurkan gas beracun.
Saat berdiri di sekitar Kawah Sileri, sensasi suhu dinginnya Dieng, tumpang tindih dengan kehangatan uap di kawah. Nice adventure with Geografi 02.

Dieng Plateu


Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Desa yang penuh dengan kebersahajaan. Sayang sekali kemampuan lahan telah berkurang, karena gundulnya hutan akibat perkebunan kentang yang tidak sesuai lagi dengan kemampuan lahan. Foto ini diambil April 2004. Perjalanan menyenangkan dan penuh warna.

Menulis Itu Kesenangan

Menulislah karena kesenangan. Menulislah untuk kesenangan. Menulislah agar menjadi senang. Beberapa waktu lalu saya diwawancarai oleh dua orang murid di sekolah. Ehm... maksudnya bukan wawancara macem orang penting atau artis-artis ngetop, artis youtube atau artis lainnya deh. Tapi ini karena mereka dapat tugas dari guru Bahasa Indonesia. Jadi ceritanya nih Guru Bahasa Indonesia meminta mewawancarai guru-guru mereka. Temanya bebas. Alhasil para guru di tempatku mengabdi, jadi dikejar-kejar deh macem orang penting aja untuk diminta wawancara sama murid-muridnya yang berperan sebagai wartawan dadakan.

Nah kebagianlah saya diwawancarai juga. Saya mah seneng-seneng aja. Jadi berasa kaya orang-orang top yang ditanya-tanya sama wartawan, hehe. Tadinya saya pikir mereka akan bertanya tentang profesi saya sebagai guru atau bertanya seputar masalah Geografi sesuai disiplin ilmu yang saya ajarkan pada mereka. Ternyata.... dugaan saya meleset semua. Tidak tentang profesi saya sebagai guru, juga bukan tentang seputar masalah Geografi. Mereka bertanya, tentang kiat-kiat menulis. OMG...(baca: Oh My God) saya bukan Guru Bahasa Indonesia, juga bukan penulis profesional. Menulis bagi saya hanya untuk kesenangan dan berbagi. Menulis tak hanya sekedar mencari rupiah, tapi lebih dari itu. Mendapat manfaat dan berbagi manfaat. Mereka akhirnya lebih mengenal saya sebagai penulis rupanya, karena saya sering membuat cerita pendek dan membaginya pada mereka di situs jejaring sosial. Kebetulan mereka berdua senang menulis dan membaca. Memang sengaja setiap saya menulis sesuatu selalu yang saya prioritaskan adalah murid-murid, kenapa ?? agar menumbuhkan minat baca pada mereka. Minat baca anak Indonesia yang menurut saya saat ini sudah sangat tipis. Tipisnya melebihi tipisnya atmosfer di dunia ini. Krisis minat baca, lebih tepatnya. Mungkin kalau gurunya yang membagi ada sedikit minat untuk mereka membaca. Apalagi kalau cerpennya tentang kisah cinta ala-ala ABG jaman sekarang, atau kisah di sekolah, wah biasanya laris manis anak sekolah banyak yang baca, hehe.

Kembali pada menulis. Akhirnya menulis sering saya jadikan sarana berkomunikasi dengan murid-murid khususnya dan teman-temanku yang lain. Terkadang ada hal yang tak bisa terucap dengan suara. Namun biasanya dengan tulisan kita bebas mengekspresikan apa yang ada dalam otak kita. Kata murid saya yang suka nulis “Sungguh penulis itu istimewa” saya hanya tersenyum tak membalas perkataannya. Ya, para penulis profesional itu istimewa, bisa membawa kita ke dalam imajinasinya. Membuat kita mengangguk, ketika setuju dengan tulisannya, menbuat kita menggeleng marah ketika tak sesuai dengan pemikiran kita, dan membuat kita mencari kebenaran selanjutnya melalui referensi yang lain.

Dan tak bisa dipungkiri menulis itu membuat wawasan kita bertambah. Betapa tidak, menulis itu sangat berkorelasi positif dengan membaca. Makin banyak membaca maka wawasan kita makin bertambah. Lalu akan banyak ide bermunculan di kepala kita untuk mengembangkan sesuatu yang telah kita baca. Membagi kepada sesama untuk merasakan pengetahuan yang kita dapatkan. Penulis itu tergantung apa bacaannya. Kalau dia hoby baca novel maka yang akan lebih dominan pada tulisannya adalah cerita fiksi. Begitu juga jika bacaannya dipengaruhi oleh berita-berita politik,sosbud,olahraga,ekonomi maka itu akan mempengaruhi tulisannya. Intinya makin banyak baca maka makin kaya ide.

Ini juga jelas tertulis indah dalam kitab-Nya, perintah membaca. Menjadi wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad SAW. Membaca adalah sesuatu yang menjadi prioritas, mutlak ! harga mati yang tak bisa ditawar. Membaca Alquran sebagai pedoman umat islam, menbaca buku, membaca apa saja. Juga membaca keadaan yang ada di sekeliling kita. Membaca sama pentingnya dengan kita makan, mandi, dan tidur sebagai sebuah kebutuhan. Bahkan membaca lebih dari kebutuhan. Hingga kedudukannya yang begitu tinggi maka diabadikan dalam kitabNya Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5. Membaca menbuat kita lebih memiliki pengetahuan dan menulis membagi pengetahuan. Pesan Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan kita agar menyampaikan walau satu ayat. Menulis berarti berbagi, berbagi ilmu, berbagi pengetahuan tanpa ada tendensius apapun. Alhasil jika kita mendapatkan sesuatu materi dari hasil kita menulis, itu perkara lain. Itu adalah pintu rezeki yang Allah beri pada kita melalui tulisan kita.

Menulislah dari sesuatu yang mudah, menulislah dari sesuatu yang baik, dan menulislah dari sesuatu yang menyenangkan. Menulis karena kesenangan, menulis untuk kesenangan, dan menulis agar menjadi senang.

Sabtu, 19 Februari 2011

Pak Dadang.... Sekali

Pandangan Febry makin kabur, kepalanya berdenyut denyut. Namun ia tetap berusaha berdiri sigap menerima bola walau agak terhuyung dengan denyut jantung sudah tak terkendali dan terdengar suara namun agak samar “ Tangkep bolanya Feb..!” seru Disty tapi aaakh..gagal, bola volly tak berhasil ditangkap. Bola volly malah nyelonong aja ke wajah Febry dan sukses mencium pipi Febry yang kaya rembulan, alias geradakan. Brak...tubuh besar Febry tumbang juga akhirnya, untung masih sadar. Tak lama terdengar bunyi peluit panjang dari pojok lapangan - peluit Pak Dadang. Latihan volley sesat terhenti. Pak Dadang berteriak karena melihat kejadian itu.
“Woy, keluar dong, Peb, udah tahu sakit bukannya keluar lapangan. Cepet keluar jangan di situ nanti kamu pingsan lagi!" teriaknya lantang. Lalu peluit ia tiup lagi tanda latihan dilanjutkan kembali.
Dengan wajah lebam dan semrawut Febry keluar lapangan. Panas! badannya panas, kepalanya panas, darahnya mendidih. Air panas kalah deh. Pokoknya panas! Sakit, sakit fisik plus sakit hati. Dengan terhuyung ia duduk di pinggir lapangan sambil melihat-lihat teman-temannya yang sedang latihan volly.
Pak Dadang berdiri di pojok lapangan memperhatikan siswa-siswi SMA Indonesia Raya yang berlatih sambil menilai latihan mereka. Dengan pandangan sinis Febry menatap Pak Dadang dari kejauhan. Hatinya mendidih tak habis pikir, jelas-jelas ia kini dalam keadaaan lemah, terus jatuh ke timpuk bola, mending bola pingpong apa bola bekel, lha ini bola volly. Eh udah jatuh malah dibentak lagi sama sekali enggak punya perasaan tu guru. Bukannya ditolongin kek, ditanya kek, dipapah kek, dijajanin kek..yey itu mah maunya si Febry. Hatinya terbuat dari besi apa? emang dia robot ya? Padahal robot aja punya perasaan contohnya Robocob yang selalu membela kebenaran dan keadilan. Robocob tuh jelas-jelas punya rasa peri kerobotan eh ini yang manusia sama sekali enggak ada perikemanusiaan. Sadis!
Hatinya terus berkecamuk, mendidih. Emang udah lama Febry kesel banget sama Pak Dadang. Setiap pelajaran olahraga Febry selalu mikir untuk ikut apa enggak.Kalau enggak ikut alasannya apa? sebab Pak Dadang hanya mau memberi izin untuk siswa yang beneran sakit. Dia juga tahu mana yang beneran sakit atau sengaja menyakitkan diri. Repot kalau boong sama Pak Dadang ngaku-ngaku sakit atau menyakitkan diri yang ada urusannnya malah panjang. Tapi kalau tetep ikutan olahraga ya gini deh, tenaganya tenaga kuda yang dikeluarin. Pak Dadang tuh guru olahraga atau Komandan Jepang yang lagi pimpin romusha sih?
Keringat diperes, tulang dibanting. Cuapek, pegel, eneg, pusing aduh rasanya mau klenger aja deh.
Latihannya bener-bener berat. Lari kelilingin lapangan 10 kali. Habis itu ambil nafas bentar, terus langsung sesi kedua. Biasanya latihan basket, volly, atau materi olahraga yang lain. Tapi saat pemanasan itu lho enggak nahan. Pemanasan yang bener-bener panas! pas banget hari ini kondisi badan Febry lagi kurang fit, tapi mau ngomong ke Pak Dadang rada syerem. Tampangnya aja dah bikin ogah. Angker! bahkan angkernya rumah tua deket sekolah mah kalah. Akibatnya ya seperti ini. Kecium bola, tapi tidak melahirkan simpati Pak Dadang, yang ada malah dibentak. Bahkan sekarang mau izin ke toilet aja enggak berani. Dari pada entar dibentak lagi, mending dia milih nunggu jam olahraga selesai biar bareng sama teman-temannya.
Lagi asik ngeliatin Pak Dadang (lho katanya sebel tapi malah ngeliatin, mungkin menurut Febry sebel itu =seneng betul hihihi). Ngeliatin karena kesel gitu. Cuping hidungnya naik turun, pipinya yang tembem tambah tembem eh bengkak maksudnya, karena kecium bola volly. Padahal Kevin gebetan barunya yang tampangnya rada mirip-mirip Justin Bibir aja belum pernah nyium dia (ih jangan sampe ah!).
Tiba-tiba saja tepukan lembut Zahra, sahabatnya, membuyarkan lamunannya. Entah ngelamunin si Kevin apa Pak Dadang enggak tau deh. Soalnya tampang Kevin dan wajah Pak Dadang nyampur jadi satu di otak Febry sih, hihihi.
“ Feb, sakit banget ya, ke UKS yuk, siapa tau ada balsem atau obat yang bisa ngilangin bengkak dan rasa sakit lo,” kata Zahra lembut.
“ Eh iya Ra, lho emang udah selesai ya?” 
“ Udah, kita dah selesai kok latihannya. Elo sih bengong aja, terlalu serius memandangi Pak Dadang,” ledek Zahra seraya tersenyum.
Febry manyun dan malas menanggapi gurauan Zahra, dengan agak malas dia bangkit menuju ke UKS.
“Kenapa enggak bilang aja sih Feb sama Pak Dadang kalau lo lagi kurang sehat?” tanya Zahra seraya mengoleskan minyak tawon ke pipi Febry yang bengkak.
“ Yah, lo kan tau Ra, gue males deh berurusan sama Pak Dadang. Liat tampangnya aja gue dah ngeri. Tampangnya asem banget. Emang sih badannya nggak tinggi besar, die kan tinggi kurus, tapi wajahnya itu lho, jutek, kasar, gahar!” ungkap Febry kesal
“ Woy istighfar Feb!” protes Zahra.
“ Iya-iya deh. Nah lo tau sendiri kan tadi. Waktu gue ketimpuk bola, die malah ngebentak. Gue sakit Ra, sakit..” ujar Febry lebay (baca: berlebihan) pake acara pegang-pegang dadanya segala.
“ Ngg..mungkin memang itulah cara beliau Feb, buat bikin kita enggak cengeng, biar kita kuat. Ups sory bukan maksud gue belain Pak Dadang ya. Tapi lo perlu tahu, tiga hari yang lalu gue liat kalau beliau mungut anak kucing yang kakinya berdarah karena korban tabrak lari di jalan.”
“ Lha apa hubungannya sama anak kucing Ra, emang gue kucing. Ga jelas deh lo Ra!” sungut Febry.
Zahra mengelus punggung Febry. Menenangkan Febry, dia udah paham benar dengan tingkah sobatnya kalau lagi emosi, bawaannya tegangan tinggi mulu.
“ Emm bukan gitu Feb, gue hanya mau kasih tahu kalau Pak Dadang itu sebenarnya baik lho. Buktinya sama anak kucing aja beliau baik, ngobatin terus ngerawat. Kalau ga percaya ayo kita lihat di kebun sekolah. Kayanya kucingnya ditaruh disana. Sama anak kucing aja baik, apalagi sama anak manusia. Mungkin beliau memang tegas kali.”
Febry sedikit merenungkan kata-kata Zahra.
“ Gitu ya Ra, tapi tetep aja gue masih dongkol sama Pak Dadang. Eh ngomong-ngomong anak kucingnya dimana Ra, gue mau liat dong, gue kan pecinta kucing.”
“ Boleh, nanti pulang sekolah kita kesana ya. Ya kalau kamu masih dongkol sama Pak Dadang mendingan lo alihkan dengan hal-hal lain, misal ambil air wudhu gitu, biar panasnya hilang. “
“ Iyaaaa Bu Ustadzah. Eh kalau alihkan selain wudhu boleh enggak? kan yang penting bisa mengalihkan kekesalan kita ?”
Zahra mengangguk mantap
“ Nah kalo gitu mending gue liatin si Kevin aja ya, tuh liat doi lagi main basket, gilingan (baca: gila) keren banget Ra!"Febry mendadak jadi berasa sehat dan kembali segar.
Hah...Zahra hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala dan memijit jidatnya.
“ Hehe pusing ya Ra punya temen gue?" asli tampang Febry yang tadinya semrawut jadi berubah happy, liat Kevin.
***
Sepulang sekolah.
Kebun sekolah yang sengaja ditata rapi. Banyak tanaman obat dan juga tanaman hias. Di pojok kebun ada lahan kosong yang belum ditanami. Hanya rumput-rumput saja. Di sana terdapat rumah mungil dari kayu seadanya. Mereka berdua melongok ke dalam rumah mungil yang hanya cukup untuk seekor kucing. Di dalamnya tergolek seekor anak kucing lemah yang kakinya terbalut perban. Di samping kandang itu ada susu yang ditempatkan di mangkok plastik bekas. Kucing itu tergolek lemah.
“ Ini Feb anak kucing yang tiga hari yang lalu ketabrak. Gue lihat sendiri Pak Dadang mungut kucing ini. Tadinya rumah ini belum ada mungkin Pak Dadang yang buat rumah kucing ini.”
Febry terus memperhatikan kucing itu. Antara takjub liat kucingnya dan enggak percaya kalau kucing itu benar ditolong sama Pak Dadang guru galak.
Ketika mereka sedang memperhatikan kucing itu, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan munculnya seseorang. Dehemannya membuat mereka menoleh dan terkejut. Mereka refleks membungkukan badannya.
“Eh Pak Dadang, maaf Pak kita hanya lihat kucing yang ketabrak kemarin,” ucap Zahra sopan. Mereka berdua langsung mundur selangkah.
Tanpa ekspresi pria itu hanya menggangguk, kemudian mendekati kandang kucing itu, jongkok untuk mengganti perbannya dengan yang baru sekaligus memberikan obat, dan mengganti susu dengan air putih.
Febry menyikut lengan Zahra, memberi tanda untuk segera cabut dari tempat itu. Tapi Zahra memilih untuk tetap bertahan. Malah mengajak bicara Pak Dadang.
“Lukanya masih parah Pak ?” tanya Zahra
“ Sedikit lebih baik dari kemarin, hanya butuh perawatan intensif. “ jawab Pak Dadang sambil terus merawat kucing itu.
“ O gitu ya pak, baiklah kalau gitu kami pamit ya Pak. Mudah-mudahan kucingnya cepat pulih Pak," Zahra terlihat tenang berbicara dengan Pak Dadang, sementara Febry udah keringetan ngeri, kalau tau-tau Pak Dadang ngomong yang enggak ngenakin hati. Rasanya pengen cepet-cepet kabur dari samping guru galak itu. Lagian kenapa juga sih dia tadi mau aja diajak Zahra liat kucing? hasilnya malah ketemu guru yang sering kebawa dalam mimpi seremnya. Syukur akhirnya Zahra memberi kode untuk segera meninggalkan tempat itu.
“ Ini adalah pelajaran bagi kalian…” ujar Pak Dadang tiba-tiba, kontan membuat langkah mereka terhenti.
“ Sebenarnya kucing ini tertabrak karena kondisi tubuhnya yang sudah lemah, dia tidak bisa bergerak cepat untuk menghindari motor yang menabraknya. Artinya jika badan kita lemah maka mudah sekali kita tertimpa bahaya, terlepas dari apa yang telah Tuhan takdirkan pada kita,” sambung Pak Dadang lagi.
Zahra manggut-manggut, sementara Febry menggigit bibir. Nah lo, kok tiba-tiba dia ngomong gitu, maksudnya apa, nyindir neh?
Pak Dadang berdiri memandangi muridnya satu persatu, “Kalian hati-hati dijalan dan jaga tubuh kalian agar tidak lemah. Lagi pula Tuhan lebih suka dengan hambanya yang kuat ketimbang yang lemah. Sebab kalau sudah sakit butuh waktu lama untuk memulihkan, tapi jika kita bisa menjaga tubuh pastinya kita akan lebih bahagia. Bahagia itu mudah, bahagia itu sehat. Mengerti?” ujar Pak Dadang tegas.
“ Mengerti Pak!” jawab mereka serempak.
Memang nada bicara Pak Dadang tetap tegas, tapi terlihat sekali gurat kepedulian di wajah Pak Dadang. Terdengar seperti kalimat seorang ayah pada putrinya. Ini sesuatu yang tidak disangka oleh Febry sebelumnya. Ada sedikit rasa malu dan rasa bersalah pada gurunya ini. Rasanya ia ingin mengucapkan kata maaf dan memeluk gurunya, tapi tentunya hal itu tidak dapat ia lakukan. Jadi ia hanya manggut-manggut. Tak terasa matanya berkaca, ia memilih tetap menunduk untuk tidak memandang Pak Dadang. Benar kata Zahra Pak Dadang itu tidak seburuk yang ia pikirkan.
Sesaat Pak Dadang berlalu dari mereka. Namun mereka berdua masih mematung di kebun sekolah. Zahra menoleh kearah Febry. Kali ini air mata Febry sudah terlihat membasahi pipi. Tanpa kata Zahra langsung merengkuh tubuh Febry. Seolah tahu apa yang dirasakan sahabatnya ini.
“ Makasih lagi Ra, untuk yang kesekian kali.” Bisik Febry serak.
***

Bersyukur Salah Satu Cara Merayu Allah

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah ….
Pasti pernah denger lirik itu kan ? dari band terkenal di dalam negeri, atau kalau belon pada pernah denger ya, minimal tau lah dari paragraph diawal tadi. Ya, syukuri apa yang ada, kata-kata mudah tapi sulit di implementasikan gitu kata seorang teman. Ada seorang teman yang pernah mengeluh, kalau tak ada yang disyukuri gimana ?? apa yang mau di syukuri ?? wah ada yang harus diluruskan nih ( maap bukan berarti menggurui lho ).
Teman, bukankah banyak sekali yang perlu kita syukuri dalam hidup ini ? mulai dari masih bisa mengedipkan mata, melihat indahnya matahari pagi, sempurnanya anggota badan, diciptakan sebagai manusia yang memilki akal untuk bisa membuat peradaban,merasakan segarnya udara baik pagi ataupun malam hari, masih punya tempat berteduh,masih bisa makan sehari 3 kali ,masih mempunyai hati untuk mencintai dan menyayangi sesame, daa banyaaaakkk lagi keadaan kita yang patut kita syukuri. Dan diantara kenikmatan-kenikmatan yang patut dan wajib,kudu,mesti kita syukuri adalah nikmat ISLAM !!
Kawan , Bukankah kita senang sekali mengeluh ?
Dari keluhan tentang seputar materi yang tak pernah cukup,jodoh yang tak kunjung datang,tubuh yang selalu sakit-sakitan, tak tercukupinya fasilitas hidup, keinginan versus keadaan,pasangan yang tak sesuai impian,buah hati yang tak kunjung datang, anak yang tak sesuai keinginan orangtua dan keadaan yang ternyata tak sesuai dengan harapan dan cita-cita
Manusia mahluk yang selalu berkeluh kesah, tak pernah puas terhadap apa yang ada. Kata tidak puas pada apa yang ada selalu diistilahkan dengan ambisi.
Ambisi itu baik, harus punya ambisi bahkan, dan perlu ditanyakan semangatnya jika ada manusia yang tak punya ambisi, tak punya keinginan berarti ada yang error. Tetapi ambisi pada taraf yang bagaimana ? jika ambisi sudah berada pada ambang sulit bersyukur karena merasa ambisinya tak pernah tercapai, nah itulah yang agak membahayakan kondisi keimanan.
Kita memang sering lupa untuk urusan yang satu ini, syukur, ketika mendapat sesuatu yang memang kita harapkan kita bersyukur, tetapi ketika mendapat sesuatu yang tak sesuai keinginan sulit untuk bersyukur.
Bersyukur adalah manifestasi taqwa, bersyukur adalah salah satu cara kita untuk merayu Allah SWT untuk mendapatkan sesuatu yang lebih.
Benar, syukuri apa yang ada dulu….kemudian berusaha dan Allah pasti akan memberikan sesuatu yang lebih untuk hamba-hambanya. Janji Allah kan barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah akan menambah nikmatnya lagi tetapi Allah juga pasti akan pasti akan memberi adzab bagi hamba-hambanya yang kufur terhadap segala nikmatnya. Yah kira-kira gitu deh saya menginterprestasikan Quran Surah Ibrahim ayat 7.
Yang sedikit disyukuri untuk mendapatkan yang lebih banyak. Nah kalau yang sedikit saja kita tidak bisa bersyukur mustahil kita juga akan bersyukur pada yang banyak, sifat dasar manusia yang lain adalah lupa, sepertinya kita sering lupa bahwa semua ini telah ada yang mengatur, tetapi tugas kita adalah berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang baik, urusan hasil ?? tentu saja bukan hak kita, hasil adalah hak mutlak Allah yang tak bisa diganggu gugat. Tetapi kita juga diberikan kesempatan untuk merayu,menghiba dalam doa-doa panjang kita dalam sikap-sikap terbaik kita, salah satunya adalah syukur tentunya.
Allhualambishowab

Si Cantiik, FB, dan Jilbab

Aisyah namamu, seperti nama salah satu ummahatul mukminin, istri tercinta Baginda Nabi Muhammad SAW. Pertama kali melihatmu, kau sosok yang cukup menyita perhatianku. Kau cantik, wajahmu putih bersih,mata sipit dan hidungmu mancung, wajah khas gadis oriental, tetapi aku mudah mengenalimu sebagai muslimah dengan jilbab yang kau pakai .
Aisyah, Jika di dalam kelas, kau begitu serius mengikuti pelajaran, tak pernah kulihat kau santai-santai dalam belajar. Sesekali kau melontarkan pertanyaan jika ada hal yang tak kau mengerti. Aku baru tahu ternyata selain cantik, kau juga cukup pintar rupanya.
Surprais! ketika di luar kelas ternyata kau begitu manis, ceria dan ceriwis. Senyum hangat selalu ada untukku setiap kita bertemu. Suatu waktu baru aku tahu kalau kau sangat menyukai salah satu negara di Asia Timur yang terletak di semenanjung wilayah Samudra Pasifik. Setiap kali kau menceritakan negara empat musim itu, kau begitu antusias. Ingin dapat belajar kesana, itu cita-citamu. Satu demi satu aku mulai mengenal siapa dirimu. Begitu banyak bicara, terlebih jika bercerita tentang artis-artis asal Negeri Gingseng yang kau suka. Oh ternyata kau begitu ingin belajar di negara tersebut karena berawal dari hobbymu menonton drama–drama dari negeri Jang Geum, drama yang lucu sekaligus menguras air mata. Hanya itu? apa hanya karena drama kau begitu memfavoritkan negara semenanjung tersebut? Ah, ya sudahlah, itu bukan urusan besar untukku.
Satu semester sudah aku memfasilitasi belajarmu.Makin akrab saja. Kita lalu bertukar alamat situs jejaring pertemanan, dari situ kulihat sosokmu dalam foto-fotomu, dan ah, ada pemandangan yang membuat aku agak sedikit terkejut, takjub, plus kecewa yang ikut bersama dalam dada.Ternyata kau memajang foto diri yang tak mengenakan jilbab. Terus terang kau cukup cantik tanpa jilbab, mata sipitmu,hidung mancung, kulit putih, dan rambut hitam panjang sebahu, mengingatkanku seperti remaja putri asal Asia Timur. Tapi asal kau tahu saja, dengan  jilbab kau tampak semakin cantik dan anggun, sebab itulah yang memudahkanmu dikenal sebagai seorang muslimah!
Suatu hari di sekolah, aku menanyakan tentang foto-foto cantikmu itu, kau jawab dengan tanpa rasa bersalah bahwa kau tidak mengenakan jilbab selain di sekolah saja. Karena disaat sekolah kau memakai jilbab atas perintah orangtua, itu katamu. Oh aku agak kecewa mendengarnya, tapi tak apa berarti kini tugasku untuk mengenalkan padamu bahwa jilbab bukanlah perintah orangtua semata, tapi perintah Rabb Sang Pemilik Aturan di seluruh jagad raya. Dan memang tugaskulah untuk juga memberi pengertian padamu bahwa kewajiban menutup aurat bukan hanya saat di sekolah saja, tetapi juga di semua tempat yang terdapat non mahram, kecuali ayah dan adik laki-lakimu. Memasang foto di situs jejaring social? boleh-boleh saja tetapi jangan menampakkan auratmu sayangku, karena itu dapat dilihat oleh seluruh dunia, bahkan bisa saja orang yang bermaksud jahat mengusilimu. Apalagi dari mata-mata tak bertanggung jawab yang tak menjaga pandangannya. Terlebih di dunia maya, kejahatan begitu mudah dilakukan. Kau hanya senyum-senyum saja ketika aku berbicara panjang lebar, malahan kau sedikit membela diri. Ah aku tak putus asa untuk selalu mendoakanmu agar Allah mau memberikan percikan hidayah dan aku tetap berusaha mengingatkanmu dengan caraku sendiri. Meski tidak mudah.
Suatu hari di sekolah saat jam istirahat, tanpa kusangka kau lari menghampiriku, dengan mata basah dan terisak, kau menangis? Ada apa?
Kau memelukku erat seperti meminta perlindungan dariku, adakah orang jahat yang hendak mengusilimu ?
“ Bu Facebook saja dibacak!, ada orang jahat yang mengusili foto saya, foto saya diedit jadi foto seronok bu, huuuuuuuhuhuhuhu, T_T” katamu sambil terisak .
Aku menenangkanmu “ siapa yang jahat ?” tanyaku
“Saya juga tidak tahu Bu, tapi tiba-tiba aja di facebook, ada foto saya cuma pakai baju yang aneh-aneh, padahal demi Allah saya enggak pernah pakai itu Bu!” ucapmu berusaha meyakinkanku. Sinar matamu terlihat menatapku dengan iba.
Tentu saja aku percaya, kau bukan orang seperti itu, ternyata yang kukhawatirkan terjadi, ah kenapa dulu aku tak…..
“Maaf bu saya dulu nggak nurut Ibu, coba saya nggak masang foto-foto itu, mungkin foto saya enggak akan diedit dan dikerjain kayak gini," katamu polos
Aku tersenyum, syukurlah kau telah sadar. Aku kembali memelukmu, menenangkanmu. Kemudian aku ingatkan kembali untuk menghapus semua foto-fotomu di Facebook, kecuali fotomu yang menutup aurat!
“ Benar kata Ibu jilbab itu kewajiban kita sebagai muslimah, terlepas dari bagaimana hati kita, sambil menutup aurat sambil terus memperbaiki diri kita,perilaku, dan hati kita. Sama seperti sholat ya bu, kalau sudah kena kewajiban sholat berarti hukumnya wajib, terlepas dari belum bisa khusyu atau tidak sambil terus sholat dan berusaha terus untuk khusyu serta meningkatkan kualitas sholat kita. Bu saya mau belajar islam lebih dalam lagi, dan doakan saya agar bisa komitmen dalam urusan menutup aurat ini, ingatkan saya terus ya Bu .
Alhamdulillah terharu aku mendengarnya, Aisyah muridku, semoga Allah memudahkanmu selalu untuk berada di jalanNya. Aisyah teruslah ulurkan jilbabmu seumur hidupmu. Allah hidayah-Mu begitu indah.
***
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Terjemahan Q.S Al Ahzab-59)

Lirak - Lirik Matamu Nyontek

Suasana kelas di SMA Indonesia Raya ketika ujian tengah semester.Hening. Apalagi ujiannnya Fisika. Sebenarnya sih murid-murid hening bukannya khusyu ngerjain, tapi lebih tepatnya karena tersepona liat soal Fisika yang super duper susye. 15 menit pertama semua anteng, apalagi yang ngawas ujian Bu Siwi, guru Bahasa Indonesia,yang rada-rada kejam tapi padahal baik lho (kalau bukan saat ujian dan manis lagi terus kadang suka narsis).
Matanya seneng banget lirik kanan-kiri, depan-belakang. Dah kayak penari bali aja, hehehe. Bu Siwi emang rada sadis kalau ngawas, semua tingkah siswa selalu diperhatikan yang di belakang pun tidak luput dari pengawasan bu Siwi, sayap kanan, sayap kiri,sampai bagian tengah. Kalau sampai ketauan nyontek, Bu Siwi punya cara. Ya kalau doi lagi enak hati, paling-paling ditegur atau diliatin. Tapi kalau doi lagi kesel, wah hati-hati tanpa tedeng aling-aling lembar jawaban dan soal bisa ditarik, kadang disobek tanpa perasaan, sadis! (lho, kok ngawas tergantung kondisi hati, guru yang aneh?) Hehe namanya juga manusia, guru juga manusia katanya candil. Tapi yang pasti yang bikin Bu Siwi marah besar kalau ada murid yang nyontek mulu, dari no kecil ampe no buntut (maksudnya semua nomer gitu). Waduh nyontek apa ngerampok?
Menjelang menit-menit pertengahan siswa SMA Indonesia Raya mulai kewalahan.
“Busyet ni soal Fisika, susye bener. Berasa kita mau jadi pengganti Einstein aja kali," bathin Tyo, salah satu murid yang paling ceria dan rada caur sehari-harinya. Tapi kali ini roman wajahnya mengkerut, dahi berkerut, muka ditekuk. Gayanya dah kayak auditor KPK yang lagi ngaudit pejabat negara. Keringat di dahi ngucur,di hidung juga eh salah itu mah ingus ya (ih apa sih).
Lain lagi sama Ando, salah satu warga kelas XI IPA
“ Pst..pst..Fit no 12 dong,” bisik Ando, seraya menoleh ke tempat duduk Fitri.
Fitri tak menjawab, hanya tangannya yang mengacungkan 2 jari ke arah Ando.
Ando sigap melihat jari tangan Fitri, langsung tanpa mikir apa-apa lagi, apalagi kroscek kevalidan jawaban, langsung tancap gas. Dia langsung membulatkan salah satu jawaban di lembar jawab.
“ Fit, kalau no 23-30 apaan ..,”bisiknya lagi
"Nanya apa ngerampok," bathin Fitri
“Gue juga belum Ndo, sory deh, otak gue nge hang nih,”kelit Fitri
Sebenarnya bukan ngehang sih, sebenernya Fitri boong gitu sama Ando. Ya kalau satu atau dua soal mah dikasih tapi kalau sampai bererot, hadoh ini mah penjarahan jawaban namanya. Wong semalem aja Fitri ampe teler belajar Fisika, eh si Ando malah mau plagiat jawabannya. Tak usye-lah ya.
Ando mulai beraksi lagi manggil-manggil Agus, padahal udah jelas-jelas kredibilitas Agus tuh diragukan. Strategi yang baiklah kalau Ando nanya sama Fitri jelas karena Fitri otaknya oke banget. Hal itu diakui oleh teman dan dinisbatkan oleh guru kalau Fitri emang gape bener sama itung-itungan. Lah ini Agus? yang kalau ulangan aja nilai bleweran, kadang malah bagusan Ando, walau sama-sama doremi sih..hihihi, tapi setidaknya Ando sering di atas Agus. Ya kalau Agus dapet nilai 2 Ando dapet 3 lah, kurang lebih gitu (ih itu nilai atau apa ya?).
Tapi kenapa juga Ando nanya Agus ? jawabnya karena Agus duduk di depan Ando, secara nama sama sama A jadi kalau diurutin abjad yah pasti deketanlah. Lagian Agus keliatan lempeng-tanpa beban, kayaknya mah doi ngarepin jawaban dari temen-temennya yang high quality. Karena yang gampang buat ditanya Agus, jadi okelah, tak ada rotan akarpun jadi. Akhirnya terjadilah kerja sama antar manusia malas dan tak berkredibilitas. Kadang Agus nanya dan Ando jawab, kadang Ando jawab dan Agus nanya, eh sama aja ya.. maksudnya kadang sebaliknya pokoknya mah kerjasama. Lucu juga ya padahal mereka sama-sama tidak belajar semalam atau sebelumnya, tapi pede getho buat saling kerjasama.
Alangkah kerennya daripada saling kerjasama di kelas pada saat ujian, mending kerjasama sebelum ujian,kerja kelompok,buat kelompok belajar gitu. Tapi kenyataannya yang ada di kepala mereka bukan belajar melainkan bermain. Kelompok bermain lebih tepatnya, main di warnet PB (Point Blank) ala-ala games anak jaman sekarang, atau ngenet yang ga ada manfaatnya. Terus main Futsal. Makanya giliran ujian yang ada jadi kelabakan.
Dehemen Bu Siwi membuyarkan mereka yang sedang nyontek, kerjasama, ngebet, atau pekerjaan tak terpuji sejenisnya. Saat ini mata Bu Siwi tajam melihat Ando dan Agus yang lagi khusyu kerjasama. Awalnya Ando tak sadar tapi Agus yang sadar kalau mereka sedang diperhatikan. Agus memberi kode pada Ando dengan kedua alisnya yang naik turun kaya layangan singit, tanda kalau Bu Siwi sedang memperhatikan mereka berdua.
Lucunya Ando pake ngeliat kearah Bu Siwi, karuan aja bikin Bu Siwi makin curiga. Mata Ando dan Bu Siwi saling beradu pandang, Bu Siwi senyum sinis, sambil geleng-geleng kepala. Ando malah senyum manis, semanis mungkin. Gula mah lewat kaleee. Yang ada malah bikin Bu Siwi empet. Roman wajah Bu Siwi jadi berubah rada gahar seraya membelalakan kedua matanya.
“ Ando, Agus! kalau macem-macem lagi jangan nyesel ya kalau soal saya tarik!” ancam Bu Siwi yang mulai kesal. “ Yang lain juga jangan macaem-macem kalau mau selamat!”lanjut bu Siwi
“ Deuuu ni guru kayak gak pernah muda aja, kayak gak pernah nyontek aja waktu sekolah dulu,” bathin Alya, yang dari tadi juga sebenarnya mengadakan kegiatan tanya jawab sama Berlian, cuma belum ketangkep kering aja aja sama Bu Siwi.
“ Saya juga dulu sekolah, tapi saya tidak pernah melakukan hal bodoh seperti kalian,” ujar Bu Siwi tiba-tiba, seperti tahu apa yang barusan dibathin oleh Alya. “Bagi saya mencontek adalah perbuatan bodoh!” Saya juga sama seperti kalian kurang bisa bahkan tidak suka sama pelajaran Fisika, tapi nyontek tidak ada dalam kamus saya, lebih terhormat nembak jawaban alias ngasal daripada nyontek!” lanjutnya lagi.
Kontan pernyataan Bu siwi disambut gemuruh para siswa, ada yang percaya, ada yang nyorakin setengah nggak percaya. Ada juga yang diem aja, ngedumel kesel, apaan sih ni guru, pake acara ceramah plus curhatan lagi.
Sadar kalau pernyataannya bukan disaat yang tepat Bu Siwi langsung mengkondisikan keadaaan seperti semula .
“Udah-udah diam, sekarang lanjutkan pekerjaan kalian!” tukas Bu Siwi.
Karena Bu Siwi juga tahu kalau suasana gaduh terus ada oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Memanfaatkan keadaaan buat saling tanya-jawab alias nyontek !
Sisa waktu tinggal 45 menit lagi.
Di sayap kanan bagian depan ada trio P yang duduk berdekatan. Ponti,Poltak,Parto.
Mereka ternyata gak jauh beda sama Ando dan Agus. Malah parahnya lagi kertas buram yang seharusnya buat ngitung-ngitung malah dipake Parto buat gambar-gambar yang tidak jelas. Padahal jelas-jelas Fisika butuh rumus enggak pake gambar. Bukannya mikir trio P malah cekikan, cengar cengir, kadang plonga-plongo kayak enggak punya salah plus udah mentok sama Fisika.
Mereka juga tak luput dari pantau Bu Siwi. Seperti biasa Bu Siwi tersenyum penuh makna, alias senyum sinis. Tapi emang dasar trio P rada sableng kayaknya nggak ngerti ya kalau seyuman itu bermakna teguran. Mereka malah nyengir kuda.
“ Ponti, Poltak,Parto kalian sudah selesai?"
“Belum Bu..”jawab mereka kompak. Sadar kalau itu bukan pertanyaan tapi teguran mereka langsung diem.
Si Ponti malah tak kalah error, kertas buram yang sudah tidak bermanfaat. Apanya yang mau diitung wong rumusnya aja udah diluar kepala alias diluar ingatan, tidak ada yang hafal. Jadi ini kertas lebih bermanfaat buat origami aja ya. Asli Ponti udah nyerah banget. Jadi tingkahnya udah enggak karuan.
Dalam hati Bu Siwi sebenarnya miris. Gimana bangsa mau maju kalau nyontek sudah menjadi kebiasaan. Kebiaasaan akan melahirkan pola. Pola akan melahirkan sterotipe dan stereotype adalah salah satu bentuk kepribadian masyarakat. Kalau sudah melembaga ya itulah kita. Ada yang menganggap yah namanya anak sekolah wajarlah kalau mencontek.
Jika gurunya saja sudah memaklumi perbuatan buruk maka siapa lagi yang akan dijadikan teladan. Kalau gurunya saja sudah punya mental plagiat muridnya akan seperti apa. Kalau gurunya saja sudah acuh dan lebih butuh uang dibanding dedikasi maka akan seperti apa nasib anak bangsa !!!
Bu Siwi berpikir jangan-jangan siswa mencontek dan suka melakukan perbuatan curang bisa jadi disebabkan dia sebagai guru yang kurang bisa memberi arahan yang baik. Ketika menjelaskan bukan membuat mengerti tetapi malah membuat bingung. Kurang dekat dengan siswa sehingga siswa sudah menjadikannya sebagai rival. Kalau sudah tidak suka dengan guru manalah mungkin siswa bisa menyukai pelajaran yang disampaikan. Bu Siwi mencoba mengintrospeksi diri.
Ah semua memang saling terkait tak bisa disalahkan siswa seratus persen, kasihan mereka. Mereka adalah manusia yang belum mengerti dan sudah seharusnyalah orang tua atau guru yang sering-sering mengingatkan ke arah kebaikan. Bukan malah mengacuhkan atau memaklumi kesalahan mereka. Atau parahnya lagi malah menyalahkan siswa yang salah.
Sebagai siswa pun sebaiknya sadar, wong namanya siswa, pelajar tugas mereka adalah belajar. Belajar yang baik tentunya. Untuk apa ada jam pelajaran kalau akhirnya ketika ujian malah nyontek. Alih-alih menyalahkan guru yang kurang jelas lah, yang galak lah, yang tidak bisa diajak kerjasama lah. Padahal apa susahnya untuk belajar terus-menerus. Toh para siswa SMA Indonesia Raya sebagian besar berada dalam kondisi sejahtera. Orang tua mereka tidak pernah menuntut untuk mereka bekerja,mencari uang. Mereka hanya dituntut untuk belajar. Gitu aja kok repot.
Tapi di kelas ini ada yang membuat Bu Siwi bahagia. Masih ada beberapa siswa yang serius mengerjakan ujian sendiri tanpa bekerja sama. Memanfaatkan waktu ujian sampai selesai. Tidak seperti beberapa orang yang sudah mengumpulkan karena sudah ngerasa mentok. Waktu satu setengah jam di pangkas jadi satu jam, satu jam sudah cukup untuk bergulat dengan soal Fisika yang bikin kepala muter tujuh keliling. Alhasil waktu satu jam banyak yang sudah pada nyerah, nyerah buat ngumpulin. Mau hasilnya gimana juga bomat (bodo amat) deh. Senyum Bu Siwi mengembang saat melihat Husni dan Listri dua mahluk manis,imut. (Secara Husni biar cowok tapi mukanya rada hemat dan imut) yang belum menyerah dengan Fisika. Prinsip mereka terus berjuang sampai bel selesai berbunyi.
Siswaku apapun tingkah polah kalian, yang pasti Ibu sebagai pembimbing dan sebagai teman tetap akan selalu di belakang kalian. Jika kalian tidak tahu maka aku yang tahu yang kan menunjukkan. Jika kalian sering berbuat kesalahan, maka kami yang tahu wajib membenarkan. Kalian itu adalah aset bangsa yang lebih berharga dari emas sekalipun. Ya Aset bangsa …. !

Mugunghwa..si Cantik dari Negeri Ginseng

Mugunghwa
Mugunghwa(Hibiscus syriacus). Jenis Hibiscus. Kalau di Indonesia kita pasti kenal sama kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), sama marga cuma beda spesies kali ya. Mereka satu family-malvaceae. Nah kalau saya inget-inget lagi mata kuliah biogeografi yang kadang melayang-layang di ingatan, hihi, kembang sepatu atau Hibiscus rosa-sinensis ini asal tumbuhnya itu dari Asia Timur, lalu tersebar di daerah tropis dan sub-tropis. Kalau di daerah tropis tumbuh sepanjang tahun. Tapi, kalau di wilayah sub-tropis tumbuh saat musim panas hingga musim gugur.

Baik mugunghwa Hibiscus syriacus atau kembang sepatu, warnanya macem-macem, ada ungu, putih, merah jambu, pink titik putih, yaahh secara marga dan family mereka sama kali ya, eh bener enggak sih? (kalau salah bisa diketawain sama ahli botani nih, hihihi)

Nah beberapa waktu lalu saya kaget, saat lihat ada jenis Hibiscus berjajar cantik di kebun sekolah. Awalnya sempet mikir, ini beneran mugunghwa atau kembang sepatu ya? Dengan PD nya saya nyangka aja kalau itu mugunghwa,hehhee, bunga yang ditetapkan sebagai bunga nasional dari Korea Selatan. Terbukti dari informasi Mbak Lia, bendahara sekolah yang membeli mugunghwa memang itu bungan import (itu sih kata penjualnya-halah bisa aja tuh penjual tanaman... heehehe) Jelasnya sih ia tak mengatakan dari negara mana. Tapi saya yakin itu mah mugunghwa-tetep aja.. sok tahu hehe.

Terserahlah, mau mugunghwa atau kembang sepatu tetap saja si cantik itu semakin membuat bola mata saya berbinar sempurna karena cantiknya si Hibiscus. Semoga kelak saya bisa melihat mugunghwa langsung di negeri aslinya. Hehehe, ngarep.com. Sketsa impian yang tak pernah padam.

Senin, 31 Januari 2011

Matematika + Guru Tidak Kreatif = Murid Stress!

Berawal dari Status Keluhan
Melihat status seorang teman di sebuah situs jejaring sosial yang mengeluhkan susahnya mengajar matematika karena muridnya goblok !
Kontan saja membuat reaksi dari beberapa kolega,sahabat,teman curhat,teman kecil, teman kampus yang bikin anteman-teman (berantem.red-bahasa jawa). Bukan berantem secara fisik tentunya, juga bukan berantem yang pakai amarah atau kebencian. Tapi berantem dengan kata-kata, ala polemik para politisi yang selalu mengundang reaksi kontroversial. Sebenarnya saya pun tidak terlalu bersemangat untuk menanggapi status keluhan, kata hati atau apalah, karena setiap orang berhak untuk berbicara, meski hanya via dunia maya. Namun yang membuat saya perlu menanggapi dan berpanjang-panjang membuat tulisan ini karena tema yang menarik.Ya. Tema yang sepanjang jaman dipuja dan dicela. Bahkan dijadikan ajang prestise oleh para orangtua, tapi dibenci oleh mereka para generasi muda yang merasa malas menghadapi segala keruwetannya. Dia adalah MATEMATIKA alias MATH, alias MTK (nyebutnya gini ya:EMTEKA) Hihihhi ga penting, ups sory apapun namanya dia adalah si Keren Metematika. Baiklah kita mulai saja pembahasan tentang si Keren Matematika (sejujurnya penulis tidak sepenuh hati menyebut kata keren untuk Matematika).
Kenapa Mata Pelajaran yang satu ini dibenci, ditakuti dan tidak diminati oleh sebagian kalangan ?
Ini jawaban penulis secara pribadi tanpa tendensius benci sama guru Matematika lho, tidak ! sama sekali tidak. Ini hanya pengamatan saya selama 12 tahun saya belajar dengan Matematika, yang malah bikin saya menjadi tambah goblok ! Padahal belajar itu adalah suatu pengalaman individual dari hal yang tidak tahu menjadi tahu. Namun belajar Matematika malah membuat saya dari yang tidak tahu menjadi makin tidak mengerti.
Emteka Harusnya Menyenangkan
Berangkat dari sebuah sekolah dasar ditengah metropolitan, sebuah ibukota negara. Di sebuah SD Inpres alias SD Negeri. Itulah awal ketidaktertarikan saya dengan Matematika, tentunya ini dialami oleh beberapa teman SD jaman saya, jaman teman saya, jaman bapak dan ibu saya, jaman kakek dan nenek saya, jaman kakeknya kakek saya dan seterusnya. STOP. Maaf bukan maksud saya membuat silsilah keluarga. Ok kembali ke topik, tentang Matematika kan ?? Oh ya EMTEKA.
Nah menurut saya pembelajaran EMTEKA di Negara yang bernama Indonesia ini malah membuat muridnya jadi goblok. Maaf. Ya walau ada juga peraih medali emas pemenang olympiade Matematika juga berasal dari Indonesia, tapi masih banyak sekali komunitas marginal si Matematika ini. Menurut saya Belajar Matematika di sekolah saya dulu (mungkin di beberapa SD Inpres lainnya) sangat membosankan, terlalu imajiner dan sangat kaku berkutat dengan angka-angka. Ingatkah kalian pertama kali belajar bagi-bagian, kita diminta mengisi serombongan angka-angka yang di strip-strip di per-per yang jelas luar biasa. Luar biasa bikin tidak mudeng tentunya. Mungkin akan lebih menyenangkan belajar bagi-bagian dengan konsep aplikasi langsung. Guru membawa permen coklat atau permen apalah yang bisa buat rame-rame. Siswa melihat dengan jelas cara pembagian, bahkan ramai-ramai memakan permen. Konsep bagi-bagian pun terjelaskan, indikatornya masuk. Sukses, siswa pintar dan senang karena makan permen. Guru nangis karena kantongnya jebol, Oh tidak,maksud saya guru merasa puas karena siswanya semakin pandai. Tapi apakah seperti itu yang kita rasakan ???? Jujur saja kalau saya tidak merasakah seperti itu, yang ada guru saya akan marah, membentak saya jika saya tidak bisa menyelesaikan rumus bagi-bagian itu. Saya goblok dan guru saya jadi stres.
Kedua, ketika kita pertama kali mempelajari berat dan isi seperti ons, gram, litter, kuintal,ton, dan konco-konconya. Lagi-lagi kita dipaksa untuk duduk manis, tangan dilipat seraya plototin sederatan angka-angka yang sedang dijelaskan oleh guru. Hasilnya ??? Puyeng-Teler.
Seru kali ya, jika murid SD dibawa ke pasar, memperhatikan orang para pedagang, melihat literan dan mencoba menggunakan timbangan. Makin asyik melihat berton-ton jeruk dipasar, sukur-sukur dikasih atu sama pedagang, atau berkuintal- kuintal cabe yang harganya lagi naik daun. Sekaligus mengasah kepekaan sosial, karena jadi tahu betapa menderitanya para emak karena harga-harga kebutuhan pokok yang pada nangkring itu. Setelah itu dijamin siswa langsung ngeh apa beda ons, gram, kuintal dan ton. Dijamin guru enggak bakal teriak-teriak ampe serek karena siswanya yang tadinya oon, sekarang jadi ngerti karena udah liat langsung.
Dan masih banyak lagi pembelajaran menarik lainnya. Tentunya ini harus serempak dilakukan di seluruh sekolah di Indonesia, sebab sepertinya yang melakukan pembelajaran menyenangkan hanyalah baru beberapa sekolah tertentu saja, yang mungkin memang secara fasilitas memadai dan secara kreativitas para guru pun mencukupi. Tentunya pembelajaran Emteka bukan lagi pembelajaran yang membosankan, menyebalkan atau apalah. Di jenjang sekolah lanjutan pun mereka tak akan merasa kesulitan untuk belajar Emteka karena konsep dasar sudah melekat dari SD.
Emteka si Prestisius.


Ketika penjurusan banyak para orang tua yang selalu menekankan anak-anaknya untuk masuk jurusan IPA, karena akan dianggap anak pintar jika bisa masuk IPA, sebaliknya akan jadi anak buangan jika masuk IPS. Jelas ini adalah anggapan yang SALAH. Saya sebenarnya ingin bercerita tentang otak kanan dan otak kiri, tapi ah mungkin lain kali saja, pada pembahasan selanjutnya, jadi lapar karena ingat kelezatan otak-otak ikan tenggiri - maaf lagi . Ya anggapan bisa Matematika tanda anak itu pandai adalah salah. Saya punya teman yang gape Matematika dan semua pelajaran IPA. Namun sangat mengenaskan nilai PPKN nya blweran, bahkan membuat puisi atau cerpen saja nyontek, urusan rumit dia jago tapi urusan remeh-temeh membuatnya sulit. IPA dan IPS itu sejajar. Coba lihat di keyboard PC or laptop anda, huruf A dan S itu bersebelahan ketika anda mengetikan kata IPA tak perlu jauh-jauh untuk mencari huruf S untuk mengetikan kata IPS. Itu dari keyboard saja lho, sudah sejajar. Maksudnya bahwa IPA dan IPS itu sama-sama istimewa. Bukan pula ukuran kalau anak IPS tidak pandai dan anak IPA pandai, yang jadi ukuran adalah sejauh mana dia menguasai pelajaran yang memang dia dalami. Bukanlah BELAJAR namanya jika tak menghasilkan proses apa-apa.
Tapi lihatlah Emteka saat ini seperti tak ada jiwa, beberapa pelajar memilih masuk IPA tapi ternyata banyak yang tak paham Emteka. Guru makin stres dengan banyaknya keluhan ini-itu. Tapi luar biasa ketika Matematika diujikan di UASBN maupun UN justru nilai sempurna berasal dari pelajaran ini. Nilai 100 berterbangan dimana-mana, di ijazah para pelajar yang bahkan dulu sering mengeluh. Angka 100 seharusnya sudah bisa membuat negara ini menjadi negara maju dengan berbasiskan teknologi. Nilai 100 artinya akan banyak para tekhnokrat dari negri ini. Kenyataannya nilai-nilai bagus hanya sekedar terpampang pada serentetan angka-angka di atas kertas berharga. Tak heran juga kalau akhirnya banyak sekali pelajar yang mengambil jalan pintas atau bahasa trendnya nyontek demi meraih nilai tertinggi untuk pelajaran yang satu ini.
Aplikasi teknologi ?? Nobel untuk para ahli Science? Ah lupakan saja, minim sekali penghargaan di negri ini untuk para ilmuwan bergengsi.
Lantas dimana makna Matematika ??
Maka jangan heran kalau banyak yang tak menyukai si prestisius Matematika, atau hanya cinta sesaat saja sekedar pengantar lulus ujian... 
Lowongan : dicari seorang guru Matematika kreatif, sabar, tidak gampang darah tinggian, motivator. Syarat ini berlaku untuk pria dan wanita. Syarat khusus : Untuk Pria: tidak suka memukul, tidak suka membentak atau mengeluarkan kata-kata kotor lainnya, sukur-sukur ganteng kaya Lee Minho, hehehe. Untuk wanita : tidak cerewet, tidak suka nyubit atau njewer kalau muridnya oon, sukur-sukur cantik kaya Rianti Catwright. Kalau ada yang sesuai degan lowongan itu maka segera daftar ke sekolah di seluruh pelosok Nusantara. Saya yang pertama kali mendaftar untuk...............menjadi siswa guru matematika keren itu, tak masalah walau harus mengulang dari dasar.
Cheers 

Allahualam Bishowab

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...