Minggu, 06 November 2011

Dataran Tinggi Dieng, Untuk Sebuah Keindahan, Untuk Seberkas Kemalangan.







Aktivitas pagi para petani kentang di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Dataran Tinggi Dieng.
Pagi hari dengan suhu kisaran 14-16 derajat celcius, para pejuang keluarga ini berusaha mencari nafkah di sebuah lahan yang terlihat tampak gundul, beban hidup yang berat dan pilihan yang sudah tidak ada lagi membuat mereka harus bertahan untuk menjadi petani kentang. Keuntungan yang minim, hama yang menyerang, pembiayaan yang besar untuk pupuk, dan segala kebutuhan pertanian. Alhasil hanya sedikit saja keuntungan yang mereka dapatkan. Dataran Tinggi Dieng benar-benar membutuhkan konservasi, jika tidak entah beberapa tahun lagi akan ada bencana ekologis yang akan merenggut banyak nyawa para penduduk akibat aktivitas mereka sendiri. Hutan tropik basah yang lebat, menjadi pemandangan yang langka di Dataran Tinggi Dieng, yang ada hanyalah hamparan kentang di sebagian besar lereng dengan kemiringan sekitar 15-40 %.
Dataran Tinggi Dieng, salah satu plato tertinggi kedua di dunia, setelah Dataran Tinggi Tibet, si atap dunia. Dieng seharusnya menjadi aset terbesar Indonesia, selayaknya seperti Tibet menjadi tempat yang menenangkan dan kawasan konservasi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...