Senin, 21 April 2014

Perempuan yang tak Sekedar Perempuan

Hi..Ladies..

Ini bukan sekedar iseng catatan pagi hari, tapi ini catatan tentang betapa beruntungnya kita yang terlahir menjadi seorang perempuan. Lho kok?

Waktu masih duduk di sekolah dasar sekitar kelas 5 SD saya sudah mengidolakan Benazir Butto, kenapa dia? Ah entahlah saya lupa, mungkin memang karena sering mendengar beritanya di televisi. Tapi yang saya tahu saat itu karena beliau adalah perempuan, perdana mentri, berani, bahkan saat mengalami peristiwa penembakan. Itu saja. Selanjutnya saya tidak mengidolakan siapa-siapa (sosok perempuan). Yang saya tahu bahwa perempuan itu bisa juga bermain di mata dunia. 

Perempuan-perempuan di mata dunia. Yups, begitu banyak para pemimpin dunia yang hebat, besar, berwibawa, garang, tapi akhirnya hanya menjadi anak ayam di pangukuan wanita. Lihat saja Cleopatra yang menjadikan Julius Caesar menjadi bukan siapa-siapa di matanya, Marie Antoinette yang menjadi penyebab tergiringnya Raja Louis XIII ke guillotine (termasuk dirinya). Imelda Marcos si kupu-kupu besi juga penyebab tergulingnya pemerintahan Ferdinant Marcos. Dan masih ada nama-nama perempuan yang sukses menaklukkan para penguasa, sekaligus mengakhiri kehidupan mereka dengan tragis. 

Meski ada sederet nama besar (yang masih didominasi wanita) Hellen Keller yang besar dan hebat, meski dalam keadaan kekurangan, beserta gurunya Anne Sulivan. Ada juga Marie Svodoska Currie peraih nobel yang mengidap kanker akibat temuan yang dihasilkan. Margareth Teacher si tangan besi. Juga masih banyak sederet nama yang banyak tidak saya tahu (keterbatasan ingatan dan pengetahuan saya hehe)

Tak kalah hebat sederet nama besar, tapi bersahaja, dan dirindukan surga. Ada si cerdas Aisyah r.a, penghapal hadist, pemegang panji-panji saat perang, dengan wajah merah merona yang beruntung terlahir menjadi pendamping hidup seorang pria besar pilihan Allah. Ada juga Fatimah r.a, perempuan cerdas, terjaga semua yang ia miliki, bahkan disinyalir setan saja tak tahu apa isi hatinya hingga nafsunya pun terjaga. Masih ada Asma binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar bin Khatab, dan pejuang tangguh Summayah. Dan jauh sebelum mereka memulai perjuangan untuk Islam, ada wanita cantik, kaya raya, yang merelakan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam, Khadijah, istri pertama dan utama Baginda besar Muhammad SAW. Masih banyak juga sederet-deret nama-nama perempuan hebat dalam sejarah Islam dan dunia. 

Indonesia perlu bangga, untuk apa menundukkan wajah, bukankah Indonesia memiliki seorang perempuan bersahaja, memperjuangkan perempuan agar menjadi cerdas (bukan orang kedua), tidak hanya pandai mengurus keperluan keluarga, tapi juga mengembangkan wawasan dan mengisi otak bukan hanya sekedar dan ala kadarnya. Mampu menyuarakan apa yang ingin ia katakan melalui tulisan, dan dapat mensejajarkan dirinya dengan para perempuan-perempuan dunia. Terlahir dari keluarga ningrat tapi tidak keningratan, dialah RA Kartini. 

Kesetaraan dengan pria, bukan berarti menjadi setara dan ingin sama dalam segala hal, jelas bukan itu yang beliau mau. Tapi kesetaraan yang memang ada batasan dan sesuai koridor. Toh pada intinya perempuan itu tidak akan menjadi kaum marginal atau termarginalkan apabila dia selalu mengimbangi dirinya dengan pengetahuan dan keimanan. Hingga sekarang saya ulangi lagi, saya bangga menjadi perempuan, saya bangga memiliki tokoh perempuan sekelas RA Kartini yang mendunia, saya bangga memiliki panutan seperti Aisyah r.a, dan pastinya saya bangga memiliki perempuan yang setiap hari saya lihat perjuangannya dan cinta kasih dan pengabdian tak terhingga pada keluarga, sst...wanita terakhir itu adalah Ibu saya sendiri, ya...itupun berlaku untuk Ibu kalian semua.

Selamat hari Kartini, hari ini bukan masalah bias gender, feminisme atau apalah, tapi hari ini sekedar pengingat, bahwa dunia juga perlu tahu, Indonesia memiliki seorang sekelas Kartini. Dan kita wajib merasa beruntung menjadi perempuan, karena semua pengabdian dan perjuangan kita tak akan ada yang percuma di hadapanNya, semua menjadi nilai tersendiri. Perempuan yang bukan sekedar perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...