Kamis, 12 Januari 2017

Orang Miskin Dilarang Banyak Bicara !



Orang miskin dilarang banyak bicara! 
Ya, yang miskin-miskin dilarang banyak bicara, sah-sah saja. Orang miskin sebaiknya lebih banyak diam, sebab khawatir perkataannya hanya akan membuatnya semakin terlihat sangat miskin. Percuma orang miskin banyak bicara, toh kemungkinan terbesar tidak akan didengar oleh mereka, si kaya.

Orang yang miskin harta, untuk apa banyak bicara? Melebih-lebihkan perkataan, melebih-lebihkan apa yang hanya sedikit ia punya, atau bahkan mengada-ada yang tidak ada. Orang kaya tidak akan berperilaku seperti itu, sebab semua sudah tampak. Orang miskin bicara justru akan menunjukkan yang tak ada, dan menjatuhkan harga dirinya. Lalu apakah harta dapat menjadi sebuah kebanggan jika pada hulu dan muaranya adalah yang Maha Kaya?

Orang yang miskin ilmu, dilarang banyak bicara, sebab perkataannya bisa mengarah kepada dusta dan mengada-ada, disertai bumbu-bumbu yang salah. Si miskin ilmu semakin banyak bicara semakin terasa lebih seperti genderang kosong yang ditabuh, terdengar membahana, namun sama sekali tidak berisi. Sementara si kaya ilmu bicara hanya pada saat benar-benar dibutuhkan. Perilakunya semakin tunduk bak padi yang akan menetas. Si kaya ilmu tidak akan banyak bicara untuk suatu yang sia-sia, namun ia langsung memberi manfaat kepada sesama.

Orang yang miskin hati, sangat dilarang banyak bicara, sebab omongannya hanya akan mengarah pada kesombongan dan keangkuhan. Si miskin hati tak akan pernah peduli pada sesama, terlebih peduli apakah perkataannya akan menyakiti atau tidak. Ia tidak akan memilah dan menyaring perkataan dan perbuatan. Seolah ia mengatakan bahwa itu fakta, namun tidak semua fakta patut dibeberkan secara langsung jika itu hanya akan membuat goresan luka. Sementara si kaya hati akan selalu memandang jernih sebuah permasalahan. Ia berlapang dada tehadap apa yang ia rasakan, ia akan sedikit bicara, atau bahkan lebih banyak diam, karena hatinya hidup. Hidup dengan kalimat illahi yang akan senantiasa melindungi lisannya untuk bicara yang tak manfaat, atau bahkan sia-sia dan menyakitkan.

Orang yang miskin motivasi juga tak usah banyak bicara. Karena bicaranya hanya akan mengarah pada khayalan dan angan-angan. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu jarang dibarengi dengan sikap dan tindakan nyata. Si miskin motivasi hanya akan terus berangan-angan, mengkhayal, dan pada saatnya ia tak mendapatkan sesuatu maka keadaan yang akan ia salahkan. Sementara orang yang kaya motivasi akan terus bertindak tanpa banyak bicara, langkahnya nyata. Sedikit bicara untuk memotivasi diri, selebihnya adalah upaya atau ikhtiar yang dibarengi dengan doa.

Ya, sejatinya kita miskin. Apa yang kita miliki ini hanya sebagian kecil saja dari apa yang Dia miliki. Allah lah Pemilik semua kekayaan di langit dan di bumi. Allah lah Pemilik semua ilmu yang ada di seluruh jagad raya dan nirwana. Allah lah Penggenggam hati dan pembolak-balik siapa yang ia kehendaki. Pemberi hidayah siapa yang Dia inginkan. Maka tak perlu berbangga hati bahwa memiliki kebaikan hati, sejatinya Allah yang menggerakkan semua hati seluruh mahluknya. Allah lah yang Maha mengetahui setiap keinginan dan cita-cita hambaNya. Dan dengan ridhoNya Allah mudahkan jalan menuju apa-apa yang telah diusahakan hamba-hambaNya untuk meraih kesuksesan. Maka tak perlu banyak bicara bahwa kita apa yang kita usahakan adalah murni jernih payah kita, tak perlu bangga dengan otak cemerlang, tak perlu merasa hebat dengan menjadi motivator nomor wahid, tak perlu merasa sudah menjadi orang baik. Yang diperlukan adalah semakin hari, semakin meningkatkan kualitas diri, dan tetap merasa rendah di hadapanNya. Sebab untuk apa banyak bicara, sementara kita dilahirkan saja tak bisa apa-apa, kecuali hanya menangis saja. Begitu juga kelak saat kita kembali pun sama sekali dalam keadaan tak dapat apa-apa.

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam…. (HR. Bukhari dan muslim)”

Semoga Allah menguatkan kita untuk senantiasa memperbaiki diri dan berkata yang baik atau menahan perkataan yang tak manfaat. Dan tak memperpanjang kata, saya yang miskin ini tidak berani banyak bicara. Allahualambishowab.

Catatan Pengingat Diri
Putse—Sragen—12.01.2017
21.38 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...