Jadi begini, siang ini saya super ngantuk, karena kerjaan yang bikin sakit mata tak kunjung selesai, lalu saya memutuskan break untuk membuat tulisan ini. Well, cuma sebentar…sebentar saja, dan jika tulisan ini tidak mengenakkan mohon tidak sampai kebakaran jenggot, eeh,…maaf, maksudnya tidak sampai panas kepala, hati, atau panas yang lain, mendingan makan soto atau apalah yang panas-panas hehe..Jadi begini, pesta demokrasi baru usai, pastinya akan dilanjut untuk demokrasi dalam memilih yang lain. Semua media ramai membahas partai andalan masing-masing. Pembahasan juga bukan usai pesta demokrasi, tapi sebelumnya juga dibahas-bahas. Kampanye via media apapun yang dimiliki, sampai media sosial juga ikut ramai.
Fine, sah-sah saja sih, mengkampanyekan
partai andalan masing-masing. Sah-sah saja jualan kecap, mana ada kecap
no 2 pasti semua mengakui kecap no 1. Tapi lagi-lagi dari awal saya
perhatikan, urusan kampanye-mengkampanyekan partai andalan, malah jadi
terjerembab pada hal-hal yang bersifat menjatuhkan. Parahnya lagi,
siapa menjatuhkan siapa? yang didukung siapa yang “perang urat syaraf”
di media siapa.
Dengan alih-alih diskusi, buka wawasan,
tukar pikiran, tapi tetap saja judulnya debat kusir. Nah, nah, nah… lalu
saya bertanya (ga usah jawab-saya enggak mau dijawab) :D yup, saya
bertanya, apa fungsi pertemanan di media sosial jika masih diwarnai
perang urat syaraf? yang satu mengatasnamakan figur, demokrasi, ada juga
yang mengatasnamakan agama. Ehm, sebab kalau agama yang saya anut, ada
“warning” untuk menghindar dari perdebatan yang tidak perlu, apalagi
sampai saling menjatuhkan, kecuali jika agama yang jelas-jelas
dihinakan, maka wajib kita membela. Lantas kalau masalah pesta demokrasi
yang kita juga tak merasakan dampak postif yang terlalu serius??
So,so,so, sebagai warga negara yang tertera
di pelajaran PPKN, saya tetap menggunakan hak pilih saya. Tidak
apatis, tidak juga berlebihan, cukup hanya sampai tataran ikut
merayakan, tanpa ikut-ikutan yang lainnya. Tapi sepertinya sekarang
saya malah yang sok ikut-ikutan nyempulung-geregetan dalam mengomentari
perilaku-perilaku yang saya sebut diatas nih? Ah, tak usah tersinggung
atau marah, anggap saja tulisan ini hanya sekedar racauan belaka …
Semangat siang sahabat ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar