Orang miskin dilarang
banyak bicara!
Ya, yang miskin-miskin
dilarang banyak bicara, sah-sah saja. Orang miskin sebaiknya lebih banyak diam, sebab khawatir
perkataannya hanya akan membuatnya semakin terlihat sangat miskin. Percuma
orang miskin banyak bicara, toh kemungkinan terbesar tidak akan didengar oleh
mereka, si kaya.
Orang yang miskin harta,
untuk apa banyak bicara? Melebih-lebihkan perkataan, melebih-lebihkan apa yang
hanya sedikit ia punya, atau bahkan mengada-ada yang tidak ada. Orang kaya
tidak akan berperilaku seperti itu, sebab semua sudah tampak. Orang miskin bicara
justru akan menunjukkan yang tak ada, dan menjatuhkan harga dirinya. Lalu
apakah harta dapat menjadi sebuah kebanggan jika pada hulu dan muaranya adalah
yang Maha Kaya?
Orang yang miskin ilmu,
dilarang banyak bicara, sebab perkataannya bisa mengarah kepada dusta dan
mengada-ada, disertai bumbu-bumbu yang salah.
Si miskin ilmu semakin banyak bicara semakin terasa lebih seperti genderang
kosong yang ditabuh, terdengar membahana, namun sama sekali tidak berisi.
Sementara si kaya ilmu bicara hanya pada saat benar-benar dibutuhkan. Perilakunya
semakin tunduk bak padi yang akan menetas. Si kaya ilmu tidak akan banyak
bicara untuk suatu yang sia-sia, namun ia langsung memberi manfaat kepada sesama.
Orang yang miskin hati,
sangat dilarang banyak bicara, sebab omongannya hanya akan mengarah pada
kesombongan dan keangkuhan. Si miskin hati tak akan pernah peduli pada sesama,
terlebih peduli apakah perkataannya akan menyakiti atau tidak. Ia tidak akan
memilah dan menyaring perkataan dan perbuatan. Seolah ia mengatakan bahwa itu
fakta, namun tidak semua fakta patut dibeberkan secara langsung jika itu hanya
akan membuat goresan luka. Sementara si kaya hati akan selalu memandang jernih
sebuah permasalahan. Ia berlapang dada tehadap apa yang ia rasakan, ia akan
sedikit bicara, atau bahkan lebih banyak diam, karena hatinya hidup. Hidup
dengan kalimat illahi yang akan senantiasa melindungi lisannya untuk bicara
yang tak manfaat, atau bahkan sia-sia dan menyakitkan.
Orang yang miskin
motivasi juga tak usah banyak bicara. Karena bicaranya hanya akan mengarah pada
khayalan dan angan-angan. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu jarang dibarengi
dengan sikap dan tindakan nyata. Si miskin motivasi hanya akan terus berangan-angan,
mengkhayal, dan pada saatnya ia tak mendapatkan sesuatu maka keadaan yang
akan ia salahkan. Sementara orang yang kaya motivasi akan terus bertindak tanpa
banyak bicara, langkahnya nyata. Sedikit bicara untuk memotivasi diri,
selebihnya adalah upaya atau ikhtiar yang dibarengi dengan doa.
Ya, sejatinya kita
miskin. Apa yang kita miliki ini hanya sebagian kecil saja dari apa yang Dia
miliki. Allah lah Pemilik semua kekayaan di langit dan di bumi. Allah lah
Pemilik semua ilmu yang ada di seluruh jagad raya dan nirwana. Allah lah
Penggenggam hati dan pembolak-balik siapa yang ia kehendaki. Pemberi hidayah
siapa yang Dia inginkan. Maka tak perlu berbangga hati bahwa memiliki kebaikan
hati, sejatinya Allah yang menggerakkan semua hati seluruh mahluknya. Allah lah
yang Maha mengetahui setiap keinginan dan cita-cita hambaNya. Dan dengan
ridhoNya Allah mudahkan jalan menuju apa-apa yang telah diusahakan
hamba-hambaNya untuk meraih kesuksesan. Maka tak perlu banyak bicara bahwa kita
apa yang kita usahakan adalah murni jernih payah kita, tak perlu bangga dengan
otak cemerlang, tak perlu merasa hebat dengan menjadi motivator nomor wahid,
tak perlu merasa sudah menjadi orang baik. Yang diperlukan adalah semakin hari,
semakin meningkatkan kualitas diri, dan tetap merasa rendah di hadapanNya.
Sebab untuk apa banyak bicara, sementara kita dilahirkan saja tak bisa apa-apa,
kecuali hanya menangis saja. Begitu juga kelak saat kita kembali pun sama
sekali dalam keadaan tak dapat apa-apa.
Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau
diam…. (HR. Bukhari dan muslim)”
Semoga Allah menguatkan
kita untuk senantiasa memperbaiki diri dan berkata yang baik atau menahan
perkataan yang tak manfaat. Dan tak memperpanjang kata, saya yang miskin ini
tidak berani banyak bicara. Allahualambishowab.
Catatan Pengingat Diri
Putse—Sragen—12.01.2017
21.38 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar