Jumat, 05 April 2013

Resensi Novel : Dengarlah Nyanyian Angin


"Peradaban adalah informasi. Tatkala sesuatu yang semestinya sudah diungkapkan dan diinformasikan sudah tidak ada, maka peradaban akan berakhir. Treeek ...OFF!"

"Tidak ada kalimat yang sempurna, sama seperti tidak ada keputusasaan yang sempurna."


Novel Haruki Murakami, bahasanya gampang dicerna. Alurnya sederhana. Membaca novel ini hanya butuh waktu dua hari (itu juga udah dipake buat kerja macem-macem..hehe). Seputar anak muda di Jepang tahun 70-an. Dengan budaya "Baverly Hills". Tokohnya hanya ada beberapa. Pertama, tokoh Aku, pria, mahasiswa Biologi, budaya bebas, pencinta novel. Kedua, Nezumi, pria, anak konglomerat, putus sekolah, alkoholic, anti kemapanan. Ketiga, Jay, pria, bartender, Cina, usia 40 tahun. Terakhir, perempuan tanpa nama, alkoholic, terkesan "lugu", tapi "berbahaya". 

Setting tempat di Yamanote, salah satu pinggiran Tokyo dekat laut. Novel ini menyajikan budaya anak-anak muda Jepang yang anti kemapanan, mendewakan kebebasan, hingga akhirnya kebebasan membuat mereka jemu. Yang menarik lagi di novel ini, ada beberapa kalimat-kalimat sastra yang sarat perenungan, kadang bener juga gitu, tapi enggak semuanya saya sepakati. Cukup lah untuk melihat potret kehidupan mereka di luar sana, cukup untuk membuat saya berpikir "out of box thinkhing" nilai-nilai yang tersaji hanya sebatas untuk studi komparasi dengan zaman sekarang ini, dan di negara kita. Tapi kenyataannya, model-model seperti "mereka" di negara kita juga sudah banyak sepertinya. Sangat disayangkan ya. :(

Sejujurnya, enggak terlalu suka banget dengan novel ini, hanya karena saya sedang butuh referensi tentang Jepang dan kulturnya. Apalagi ada chapter yang sangat tidak saya suka (saya lewat-lewatin aja). Tapi yang emang saya acungkan jempol, penulisnya sangat cerdas dalam membuat plot dan dialog-dialog yang tidak picisan. 

So, apapun dengan buku ini, saya cuma kasih dua bintang dari lima bintang. Bagi sahabat yang menyukai tema-tema sosial dan kultural, silakan membaca. ^^

(sst..satu lagi fakta tentang buku ini. Buku ini saya dapatkan di sebuah toko buku yang sedang diskon, itu artinya buku ini saya beli dengan harga diskonan, sama dengan harga semangkuk my favorit food- Bubur Ayam depan Gramedia Matraman..hehehe ^^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...