Jumat, 19 Juli 2013

Semangat Ramadhan, Semangat Berlapang Dada

Catatan Ramadhan kali ini.


Kemarin, tepatnya kemarin-kemarin, sudah beberapa hari ini., dan sampai hari ini Anak sekolah di Jakarta masuk seperti biasa. Masuk pukul setengah tujuh pagi, bukan lagi jam setengah delapan (sebab beberapa waktu Ramadhan lalu, anak sekolah masuk pukul setengah delapan), tapi sekarang mereka masuk begitu pagi, di saat para pegawai negeri sipil masuk jam delapan siang. Saya perhatikan jalanan dalam pagi yang masih belum menampakkan sinar mentari. Iya, pagi-pagi, jam setengah enam,  bahkan ada yang setelah subuh, para pelajar sudah bertebaran di muka bumi. Aktivitas tetap  sama, sama seperti bulan-bulan biasanya. Kadang saya berpikir kurang ajar, kenapa ada peraturan yang juga kurang ajar seperti ini. Di saat para pegawai negeri sipil masuk jam delapan (itupun di televisi diberitakan masih ada yang datang kesiangan....oh maaf) tapi untuk anak sekolah sama sekali tidak ada toleransi. Mereka berpacu dengan bus dan kemacetan ibu kota. Ya, demi sampai ke sekolah tidak terlambat. Sangat ironis bukan? pemandangan yang bertolak belakang.Di saat Ramadhan, tentunya para pelajar masuk sekolah sehabis sahur, tanpa tidur lagi. 

Saya perhatikan juga, dalam metromini yang masih gelap, dalam kondisi tarif yang makin melambung tinggai, dalam metromini ini mereka yang berseragam sekolahlah yang sudah berdesakkan. Dan inilah salah satu potret pelajar sekarang. Dalam diam saya bergumam kagum dengan semangat mereka. Biarlah, biarlah mereka bangun lebih pagi dan tidak tidur lagi, biarlah para pegawai negeri sipil itu masuk dan memulai hari dengan matahari yang telah meninggi. Tapi pasti ada harga yang akan terbayar semuanya. Bukankah memang begini seharusnya orang Islam? bersemangat dalam beraktivitas, meski sedang dalam keadaan berpuasa? tidur kurang, dan makan kurang, tapi memang tak ada alasan bermalas-malasan seperti mereka yang di membuat peraturan-peraturan timpang. Semangat Ramadhan tidak harus diisi dengan tidur lagi setelah sahur, karena itu membahayakan, tapi dengan masuk sangat pagi dengan menghirup oksigen murni, entah murni apa? murni timbal, bensin, atau solar metromini? Hah....sebab ternyata pemandangan yang ada di pagi hari, tidak hanya pelajar saja, namun para karyawan swasta yang juga berpacu dengan deru lalu lintas ibu kota. Yang pasti sangat berbeda dengan mereka yang duduk di instansi-instansi pemerintahan. 

Semangat Ramadhan, sejatinya bukan hanya sebuah ritual semata, tapi mengajarkan bagaimana kita berkomitmen pada sesuatu yang bisa saja terkesan remeh temeh. Semangat Ramadhan tidak hanya sekedar mengajarkan kita bagaimana kita menegakkan puasa, tarawih, tilawah, tahajud, sedekah, dsb, tapi semangat Ramadhan juga mengajarkan kita menempa diri pada sesuatu yang tampaknya "tidak enak" tapi sesungguhnya bermanfaat luar biasa. Salah satunya adalah ketika mampu berlapang dada saat melihat ketimpangan sosial yang terjadi. Semangat Ramadhan mengajarkan kita untuk berusaha tidak tidur lagi setelah sahur/subuh, meski sulit tentunya.

Semangat Ramadhan sobat..tetap beraktivitas seperti biasa, tetap produktif, tetap tawazun (seimbang). Seimbang dalam produktifitas duniawi dan seimbang dalam targetan-targetan ibadah, semoga predikat muttaqin dapat kita capai. Aamiin.


(terinspirasi melihat para pelajar yang bersemangat di pagi hari)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...