Rabu, 15 Januari 2014

Kita, Kotamu, dan Fiksimu

Katamu, kota itu aneh, aku yang kebingungan saat datang di kota yang kau anggap aneh..
Bagaimana mungkin aku menganggap kota itu aneh, sementara keramahan kota itu sudah menyapaku sejak kaki ini melangkah turun dari gerbong besi..

Keramahan pertama, tentu saja dari sinar matamu, juga senyummu, meski hanya senyuman tipis saja
Selanjutnya kau antar aku menikmati tiap sudut kota..
Ah, aku mendadak seperti orang yang tidak berani berjalan sendiri..
Entah karena aku masih merasa asing dan jalan bersamamu yang masih juga asing, atau karena memang aku yang belum menguasai seluk beluk kota itu?


Terserahlah, hingga akhirnya lambat laun aku sudah tak merasa asing lagi, bahkan dalam hitungan jam
Tak lagi asing di kotamu, juga ketika bersamamu
Dan lagi-lagi, bagaimana bisa aku merasa asing, jika selanjutnya keramahan demi keramahan aku dapatkan di kota itu..

Meski mungkin masih ada satu yang begitu aku ingin temui
Jauh di pinggiran kota..jauuuh...dari keramaiannya, jauh dari genitnya kota
Bertengger dengan tenang dan anggun....dia
Dia yang begitu ingin kutemui...dialah alasan utama mengapa aku datang ke kotamu
Dialah yang selama ini hanya mampu kupandangi dari monitorku
Dia, yang mungkin katamu tak terlalu suka untuk mendatanginya
Tapi dia juga yang ternyata ada dalam catatan perjalanan kita
Meski ternyata--katamu--itu masih menjadi fiksi---



Jakarta, di kala gerimis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...