Sabtu, 18 Mei 2013

Cinta Tak Akan Pergi

"Cinta jangan kau pergi...
Tinggalkan diriku ..sendiri
Cinta jangan kau lari..
Apalah arti hidup ini, tanpa cinta dan kasih sayang..
(judul lagu dan penyanyinya = lupa)


Hmmm...kutipan lagu di atas, memohon agar cintanya jangan pergi. Enggak, kalau saya enggak sepakat sama lirik di atas, upsss..saya tidak sedang membahas masalah lirik lagu (enggak penting), serius ...saya sedang membahas masalah perasaan. 

Jangan pernah memohon cinta jangan pergi, iya karena cinta sejati itu tak akan pernah pergi. Cinta sejati itu tidak akan hilang. Cinta sejati itu tetap ada di hati. Kenapa saya melankolis gini ya? Enggak mau sedih..toh memang akan selalu seperti ini. Sehabis garap acara pelepasan wisuda tuh bocah-bocah yang mau melepaskan dunia putih abu-abu. Bocah-bocah yang tiap hari saya teriakin, tapi juga bikin saya ketawa. Bocah-bocah tempat saya melepaskan penat, ketawa bareng, becanda bareng, sharing ilmu bareng, kadang stress bareng. Mereka, yang waktu saya ultah bikin ulah, bikin nangis, bikin kesel, tapi bikin kenyang (heheh potong-potong kue soale) upss bukan potong-potong kuenya yg membekas, tapi cinta dan perhatian yang mereka berikan buat saya yang tidak akan pernah saya lupakan. Mereka yang selalu mendukung saya, mengerti saya, mengerti dikala saya lelah dan kecewa, di saat saya sempat kehilangan tenaga. Mereka yang selalu menjadi tempat sampah dikala saya tidak sedang dalam keadaan yang "baik", mereka yang harus sabar dengan penjelasan materi saya yang kadang-kadang ---mungkin sering, bikin dahi mereka berkerut. Tapi selama bersama mereka, saya bahagia. 
Saya bahagia dipertemukan dengan anak-anak manis seperti  mereka. Saya bahagia selama menjadi guru mereka, saya bahagia menjadi pentransfer ilmu buat mereka. Dan saya bahagia jika mereka bahagia.
Tadi saat mereka paduan suara, memberikan persembahan khusus untuk kami-kami yang sering berjam-jam berdiri di depan mereka, kenapa saya terharu? mata ini sepertinya berkaca-kaca, meski saya tak melihatnya. Kenapa dalam tenggorokkan ini seperti ada yang tersedak. Saya merasakan ini cinta...sungguh ini cinta sebenarnya untuk mereka. Sama seperti cinta-cinta yang sebelumnya saya alami denganpara pendahulu mereka. Apalagi saat kebagian bunga dari Yuli dan Khadafi. Duuh hati ini malah seperti tersayat. Bukan setangkai mawar itu yang saya lihat, tapi cinta--ya cinta dari mereka yang saya rasakan. Sungguh, perasaan, baru kemarin sore saya melihat mengajar mereka di kelas X. Perasaan, baru kemarin sore mereka hadir dengan wajah polos di hadapan saya dengan seragam putih-biru. Tapi hari ini, sungguh dengan setelan kebaya dan jas, mereka bersiap memasuki dunia nyata yang sebenarnya. Bukan kepolosan yang herusnya mendominasi, tapi kejujuran dan keberanian yang harus tampak nyata.
Dan mereka memang harus pergi, menyambung mimpi di tempat yang berbeda, mengerti bahwa perjalanan ini teramat panjang dan teramat sulit untuk dimengerti. Namun yakinlah, bahwa Allah senantiasa bersama selalu.
Mereka sekarang akan melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Menara mimpi itu masih panjang untuk dilalui dan butuh perjalanan dan perjuangan panjang untuk menuju ke sana. Di sini, dalam diam ini, ada ribuan pengharapan dan doa untuk mereka. Bukan masalah mereka menjadi orang sukses secara materi, tapi ada harapan besar, mereka harus terus menjadi orang baik. Baik aqidahnya, baik budi, baik tingkah laku, baik amal, baik ibadahnya. Baik dunia dan akhirat. 
Sungguh ini cinta kawan, saya yakin bongkahan rasa ini adalah cinta. Sebab cinta pasti tak akan pernah pergi.

Tadi mereka nyanyi begini :
"Percayalah hanya dirimu paling mengerti
Keresahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah...
Hanya aku yang paling memahami....
(bahasa kalbu-Titi dj)

Dan benar, itulah selama ini yang saya rasakan, mereka begitu memahami arti dari setiap tatap mata ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...