Sabtu, 19 Februari 2011

Si Cantiik, FB, dan Jilbab

Aisyah namamu, seperti nama salah satu ummahatul mukminin, istri tercinta Baginda Nabi Muhammad SAW. Pertama kali melihatmu, kau sosok yang cukup menyita perhatianku. Kau cantik, wajahmu putih bersih,mata sipit dan hidungmu mancung, wajah khas gadis oriental, tetapi aku mudah mengenalimu sebagai muslimah dengan jilbab yang kau pakai .
Aisyah, Jika di dalam kelas, kau begitu serius mengikuti pelajaran, tak pernah kulihat kau santai-santai dalam belajar. Sesekali kau melontarkan pertanyaan jika ada hal yang tak kau mengerti. Aku baru tahu ternyata selain cantik, kau juga cukup pintar rupanya.
Surprais! ketika di luar kelas ternyata kau begitu manis, ceria dan ceriwis. Senyum hangat selalu ada untukku setiap kita bertemu. Suatu waktu baru aku tahu kalau kau sangat menyukai salah satu negara di Asia Timur yang terletak di semenanjung wilayah Samudra Pasifik. Setiap kali kau menceritakan negara empat musim itu, kau begitu antusias. Ingin dapat belajar kesana, itu cita-citamu. Satu demi satu aku mulai mengenal siapa dirimu. Begitu banyak bicara, terlebih jika bercerita tentang artis-artis asal Negeri Gingseng yang kau suka. Oh ternyata kau begitu ingin belajar di negara tersebut karena berawal dari hobbymu menonton drama–drama dari negeri Jang Geum, drama yang lucu sekaligus menguras air mata. Hanya itu? apa hanya karena drama kau begitu memfavoritkan negara semenanjung tersebut? Ah, ya sudahlah, itu bukan urusan besar untukku.
Satu semester sudah aku memfasilitasi belajarmu.Makin akrab saja. Kita lalu bertukar alamat situs jejaring pertemanan, dari situ kulihat sosokmu dalam foto-fotomu, dan ah, ada pemandangan yang membuat aku agak sedikit terkejut, takjub, plus kecewa yang ikut bersama dalam dada.Ternyata kau memajang foto diri yang tak mengenakan jilbab. Terus terang kau cukup cantik tanpa jilbab, mata sipitmu,hidung mancung, kulit putih, dan rambut hitam panjang sebahu, mengingatkanku seperti remaja putri asal Asia Timur. Tapi asal kau tahu saja, dengan  jilbab kau tampak semakin cantik dan anggun, sebab itulah yang memudahkanmu dikenal sebagai seorang muslimah!
Suatu hari di sekolah, aku menanyakan tentang foto-foto cantikmu itu, kau jawab dengan tanpa rasa bersalah bahwa kau tidak mengenakan jilbab selain di sekolah saja. Karena disaat sekolah kau memakai jilbab atas perintah orangtua, itu katamu. Oh aku agak kecewa mendengarnya, tapi tak apa berarti kini tugasku untuk mengenalkan padamu bahwa jilbab bukanlah perintah orangtua semata, tapi perintah Rabb Sang Pemilik Aturan di seluruh jagad raya. Dan memang tugaskulah untuk juga memberi pengertian padamu bahwa kewajiban menutup aurat bukan hanya saat di sekolah saja, tetapi juga di semua tempat yang terdapat non mahram, kecuali ayah dan adik laki-lakimu. Memasang foto di situs jejaring social? boleh-boleh saja tetapi jangan menampakkan auratmu sayangku, karena itu dapat dilihat oleh seluruh dunia, bahkan bisa saja orang yang bermaksud jahat mengusilimu. Apalagi dari mata-mata tak bertanggung jawab yang tak menjaga pandangannya. Terlebih di dunia maya, kejahatan begitu mudah dilakukan. Kau hanya senyum-senyum saja ketika aku berbicara panjang lebar, malahan kau sedikit membela diri. Ah aku tak putus asa untuk selalu mendoakanmu agar Allah mau memberikan percikan hidayah dan aku tetap berusaha mengingatkanmu dengan caraku sendiri. Meski tidak mudah.
Suatu hari di sekolah saat jam istirahat, tanpa kusangka kau lari menghampiriku, dengan mata basah dan terisak, kau menangis? Ada apa?
Kau memelukku erat seperti meminta perlindungan dariku, adakah orang jahat yang hendak mengusilimu ?
“ Bu Facebook saja dibacak!, ada orang jahat yang mengusili foto saya, foto saya diedit jadi foto seronok bu, huuuuuuuhuhuhuhu, T_T” katamu sambil terisak .
Aku menenangkanmu “ siapa yang jahat ?” tanyaku
“Saya juga tidak tahu Bu, tapi tiba-tiba aja di facebook, ada foto saya cuma pakai baju yang aneh-aneh, padahal demi Allah saya enggak pernah pakai itu Bu!” ucapmu berusaha meyakinkanku. Sinar matamu terlihat menatapku dengan iba.
Tentu saja aku percaya, kau bukan orang seperti itu, ternyata yang kukhawatirkan terjadi, ah kenapa dulu aku tak…..
“Maaf bu saya dulu nggak nurut Ibu, coba saya nggak masang foto-foto itu, mungkin foto saya enggak akan diedit dan dikerjain kayak gini," katamu polos
Aku tersenyum, syukurlah kau telah sadar. Aku kembali memelukmu, menenangkanmu. Kemudian aku ingatkan kembali untuk menghapus semua foto-fotomu di Facebook, kecuali fotomu yang menutup aurat!
“ Benar kata Ibu jilbab itu kewajiban kita sebagai muslimah, terlepas dari bagaimana hati kita, sambil menutup aurat sambil terus memperbaiki diri kita,perilaku, dan hati kita. Sama seperti sholat ya bu, kalau sudah kena kewajiban sholat berarti hukumnya wajib, terlepas dari belum bisa khusyu atau tidak sambil terus sholat dan berusaha terus untuk khusyu serta meningkatkan kualitas sholat kita. Bu saya mau belajar islam lebih dalam lagi, dan doakan saya agar bisa komitmen dalam urusan menutup aurat ini, ingatkan saya terus ya Bu .
Alhamdulillah terharu aku mendengarnya, Aisyah muridku, semoga Allah memudahkanmu selalu untuk berada di jalanNya. Aisyah teruslah ulurkan jilbabmu seumur hidupmu. Allah hidayah-Mu begitu indah.
***
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Terjemahan Q.S Al Ahzab-59)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...