Jumat, 04 November 2011

Menulis Itu Kesenangan

Menulislah karena kesenangan. Menulislah untuk kesenangan. Menulislah agar menjadi senang. Beberapa waktu lalu saya diwawancarai oleh dua orang murid di sekolah. Ehm... maksudnya bukan wawancara macem orang penting atau artis-artis ngetop, artis youtube atau artis lainnya deh. Tapi ini karena mereka dapat tugas dari guru Bahasa Indonesia. Jadi ceritanya nih Guru Bahasa Indonesia meminta mewawancarai guru-guru mereka. Temanya bebas. Alhasil para guru di tempatku mengabdi, jadi dikejar-kejar deh macem orang penting aja untuk diminta wawancara sama murid-muridnya yang berperan sebagai wartawan dadakan.

Nah kebagianlah saya diwawancarai juga. Saya mah seneng-seneng aja. Jadi berasa kaya orang-orang top yang ditanya-tanya sama wartawan, hehe. Tadinya saya pikir mereka akan bertanya tentang profesi saya sebagai guru atau bertanya seputar masalah Geografi sesuai disiplin ilmu yang saya ajarkan pada mereka. Ternyata.... dugaan saya meleset semua. Tidak tentang profesi saya sebagai guru, juga bukan tentang seputar masalah Geografi. Mereka bertanya, tentang kiat-kiat menulis. OMG...(baca: Oh My God) saya bukan Guru Bahasa Indonesia, juga bukan penulis profesional. Menulis bagi saya hanya untuk kesenangan dan berbagi. Menulis tak hanya sekedar mencari rupiah, tapi lebih dari itu. Mendapat manfaat dan berbagi manfaat. Mereka akhirnya lebih mengenal saya sebagai penulis rupanya, karena saya sering membuat cerita pendek dan membaginya pada mereka di situs jejaring sosial. Kebetulan mereka berdua senang menulis dan membaca. Memang sengaja setiap saya menulis sesuatu selalu yang saya prioritaskan adalah murid-murid, kenapa ?? agar menumbuhkan minat baca pada mereka. Minat baca anak Indonesia yang menurut saya saat ini sudah sangat tipis. Tipisnya melebihi tipisnya atmosfer di dunia ini. Krisis minat baca, lebih tepatnya. Mungkin kalau gurunya yang membagi ada sedikit minat untuk mereka membaca. Apalagi kalau cerpennya tentang kisah cinta ala-ala ABG jaman sekarang, atau kisah di sekolah, wah biasanya laris manis anak sekolah banyak yang baca, hehe.

Kembali pada menulis. Akhirnya menulis sering saya jadikan sarana berkomunikasi dengan murid-murid khususnya dan teman-temanku yang lain. Terkadang ada hal yang tak bisa terucap dengan suara. Namun biasanya dengan tulisan kita bebas mengekspresikan apa yang ada dalam otak kita. Kata murid saya yang suka nulis “Sungguh penulis itu istimewa” saya hanya tersenyum tak membalas perkataannya. Ya, para penulis profesional itu istimewa, bisa membawa kita ke dalam imajinasinya. Membuat kita mengangguk, ketika setuju dengan tulisannya, menbuat kita menggeleng marah ketika tak sesuai dengan pemikiran kita, dan membuat kita mencari kebenaran selanjutnya melalui referensi yang lain.

Dan tak bisa dipungkiri menulis itu membuat wawasan kita bertambah. Betapa tidak, menulis itu sangat berkorelasi positif dengan membaca. Makin banyak membaca maka wawasan kita makin bertambah. Lalu akan banyak ide bermunculan di kepala kita untuk mengembangkan sesuatu yang telah kita baca. Membagi kepada sesama untuk merasakan pengetahuan yang kita dapatkan. Penulis itu tergantung apa bacaannya. Kalau dia hoby baca novel maka yang akan lebih dominan pada tulisannya adalah cerita fiksi. Begitu juga jika bacaannya dipengaruhi oleh berita-berita politik,sosbud,olahraga,ekonomi maka itu akan mempengaruhi tulisannya. Intinya makin banyak baca maka makin kaya ide.

Ini juga jelas tertulis indah dalam kitab-Nya, perintah membaca. Menjadi wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad SAW. Membaca adalah sesuatu yang menjadi prioritas, mutlak ! harga mati yang tak bisa ditawar. Membaca Alquran sebagai pedoman umat islam, menbaca buku, membaca apa saja. Juga membaca keadaan yang ada di sekeliling kita. Membaca sama pentingnya dengan kita makan, mandi, dan tidur sebagai sebuah kebutuhan. Bahkan membaca lebih dari kebutuhan. Hingga kedudukannya yang begitu tinggi maka diabadikan dalam kitabNya Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5. Membaca menbuat kita lebih memiliki pengetahuan dan menulis membagi pengetahuan. Pesan Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan kita agar menyampaikan walau satu ayat. Menulis berarti berbagi, berbagi ilmu, berbagi pengetahuan tanpa ada tendensius apapun. Alhasil jika kita mendapatkan sesuatu materi dari hasil kita menulis, itu perkara lain. Itu adalah pintu rezeki yang Allah beri pada kita melalui tulisan kita.

Menulislah dari sesuatu yang mudah, menulislah dari sesuatu yang baik, dan menulislah dari sesuatu yang menyenangkan. Menulis karena kesenangan, menulis untuk kesenangan, dan menulis agar menjadi senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...