Minggu, 09 September 2012

Untuk Sebuah Pengharapan

Semua yang baik memang terasa begitu lambat,begitu terombang-ambing oleh keadaaan yang semestinya, yang tak perlu untuk diikuti, diratapi ataupun disesali. Cukuplah untuk sebuah pelajaran dan pengharapan.
“Kita telah memilih untuk menguatkan azam.Melakukan yang terbaik dan bukan untuk memikirkan hal yang tak pasti apalagi yang tak perlu . Tetapi Ya Rabb, bukankah itu juga bagian dari ibadah (interupsi hati). Astagfirullah, tak boleh berharap pada manusia,materi,atau apapun itu selain hanya pada-Mu saja. Tugas kita semua adalah terus menghamba pada-Nya, menyempurnakan ikhtiar dan menyenandungkan doa-doa kecil menurut-Mu tetapi besar bagiku. Tapi Kau Maha Bijaksana, sebab semua doa tak pernah ada yang Kau anggap remeh !” (masih interupsi hati)
Siapapun orangnya pastilah telah merasa gelisah jika sesuatu yang dinanti belum juga kunjung datang, tapi bukankah rencana-Mu lebih indah dari yang kita sangka. Allah seandainya tapak-tapak doa berbekas pada pualam, bukankah kita seharusnya percaya bahwa Kau lebih melihat dengan pasti dari sekedar tapak doa di pualam itu. Ah Rabb, andai ini sebuah pengharapan yang kuistilahkan, pengharapan sempurna, harusnya kita tetap menjaga pengharapan itu dan meyakini takdir suci yang tak kan pernah salah. Begitulah Engkau mengajarkan pada kami dan sabda-Mu yang Kau abadikan dalam Kitab-Mu. Tertulis kisah seorang lelaki utusan yang hampir putus asa berada dalam perut Ikan Hiu. Begitu gulita tanpa cahaya, justru ketika rasa hampir putus asa akan pengharapan, tapi doa dan permohonan ampunnya kepada-Mu terus mengalir dari mulutnya yang masih dapat berucap. Dengan kuasa-Mu, maka Kau muntahkan Ikan Hiu tersebut untuk mengeluarkan lelaki utusanmu, Yunus A.S ke ruang cahaya kehidupan bumi.
Begitulah kisah yang lain mengajarkanku, ternisbat juga dalam Kitab-Mu. Kisah Ashabul Kahfi yang telah terperangkap dalam kepekatan di dalam Goa, terkunci oleh batu-batu yang tak mungkin dibuka oleh tangan ringkih seorang hamba, Kau mudahkan semuanya semudah Kau katakan Kun Fayakun.
Dan begitu banyak kisah indah terukir dalam kitab suci Alquran yang Mulia.yang mestinya menjadi tuntunan kita dalam menyikapi keadaan hari ini, meski sulit.
Begitulah seharusnya kita yang memiliki sebuah asa, cita, pengharapan. Semua akan indah pada waktunya. Bagaimanapun tugas kita adalah terus menyempurnakan ikhtiar di bumi dan menggantungkan doa-doa panjang kita dilangit. Biarkan doa itu berada ditangan para bidadari, malaikat yang akan menceritakan pada Rabbnya tentang kisah seorang hamba di sebuah tempat terpencil dari banyaknya galaksi dan planet.Tempat yang sering kita sebut Bumi.
Sahabat teruslah berusaha dan biarkan Dia akan jadi penentu hadiah terbaik apa yang layak untuk kita dapatkan.
(Allahulam Bishowab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...