Selasa, 29 Oktober 2013

Secuil Perjalanan Air, Memberi Cerminan Pada Perjalanan Manusia

Sejak permukaan bumi mulai terbentuk lebih dari empat milyar tahun yang lalu, air sudah membentuknya kembali dengan mengauskan gunung, menggali jurang, membangun delta. Sementara bentangan alam diciptakan oleh proses tektonik. Pergeseran dalam lithosfer atau lapisan-lapisan luar bumi. 

Air memulai tugasnya, yakni menoreh dan memahat daratan, serta mengukirnya dengan detail yang lebih halus. Sungai dan hujan, gletser dan ombak. Semua ikut ambil bagian dalam proses ini. Dengan bantuan gaya berat, air menyangkut segala jenis remahan, mulai dari zarrah paling renik yang dilepaskan oleh tetesan hujan, sampai bongkahan batu besar yang tercabut oleh banjir. Kadang kala air membuldoser bagian daratan yang besar dengan tiba-tiba dalam longsoran atau banjir lumpur. Dengan akibat yang membinasakan, tetapi lebih sering prosesnya berangsur-angsur dengan ulah air yang tak henti-hentinya menggerogoti bumi. Dengan bergabungnya aliran keci-kecil yang bersatu membentuk anak sungai dan kemudian sungai. Kapan saja air berubah terhadap tanah, dicobanya menggunakan energi dengan laju yang tetap. Maka air tidak menyukai rintangan, dan dilandanya setiap rintangan yang menghambatnya. Andaikan semua ulah air dituruti, pemandangan alam tak akan ada sama sekali, semua sungai akan mengalir dengan laju yang ajeg dalam perjalanan yang tanpa hambatan menuju laut.

(Water -- Luna B Leopold & Kenneth S Davis)

Perjalanan air tadi bisa kita ambil pelajaran dalam tiap kehidupan. Kadang, atau bahkan sering, kita mengalami apa-apa yang kita namakan hambatan dan tantangan, dan kita tidak menyukai itu, namun terkadang tantangan dan hambatan itu hadir untuk menyeimbangkan energi besar yang kita miliki. Andai tak ada tantangan dan hambatan itu, maka energi yang kita miliki dalam tubuh kita tak akan teroptimalkan dengan baik. Hingga saat kita melaju dengan lancar tanpa ada tantangan, maka bisa jadi energi yang terpakai itu malah terpakai untuk hal-hal yang tidak baik. Kita melesat tanpa ada tantangan, maka yang akan datang adalah kesombongan dan bisa jadi kehancuran yang lebih besar lagi. Sebab segala sesuatu di muka bumi ini semuanya telah ada dengan sangat seimbang, hanya kadang kita melihat dengan kacamata manusia yang terlalu kasat saja. 



Tantangan yang kita lalui, seperti tantangan yang air temui, tapi dia terus melaju hingga membentuk sekelilingnya menjadi sedemikian indah. Begitu juga kehidupan kita, bisa jadi singgungan-singgungan kita dengan orang lain, pertemuan kita dengan yang lain, bisa jadi dalam rangka membentuk diri kita lebih kuat, dan tanpa sadar kita pun mempengaruhi kehidupannya, membentuk mereka meski mungkin hanya goresan kecil, hingga pahatan yang luar biasa merubah bentuk. Sebab takdir kita di dunia ini tidak sendirian, takdir kita ada bersama dengan takdir milyaran penduduk di muka bumi, yang beberapa di antara mereka harus bersinggungan takdir dengan kita. Semoga kelak takdir kita dan takdir orang-orang-orang yang bersinggungan dengan kita adalah sebuah takdir baik yang akan bermuara di jannahNya.

Begitu pula dengan air, yang ditakdirkan memahat bentukan muka bumi sedemikian rupa, dan itulah yang disebut keseimbangan. Hingga air melaju dengan indah ke samudra.

Allahualambishowab--

Semangat siang sob ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Sulit Mengelola Ide

Malam ini saya hanya sekedar berbagi  ringan tentang permasalahan ide. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi yang bertahun-tahun...